Ancaman terhadap nilai-nilai kebangsaan akan berpengaruh terhadap tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, pengabaian nilai kebangsaan, juga akan menghancurkan persatuan dan kesatuan nasional.
Hal itu dikatakan Sekretaris Utama Lembaga Pertahanan Nasional RI Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan saat memberikan orasi ilmiah pada Wisuda Sarjana ke-113 program S1, S2, dan S3 di Auditorium Harun Nasution, Sabtu (7/9/2019).
“Untuk menghindari keadaan yang tidak kita kehendaki bersama, maka perlu memantapkan kembali Wawasan Kebangsaan ke dalam sanubari bangsa Indonesia tanpa kecuali,” katanya.
Oleh karena itu, menurut Mochamad Iriawan dalam pidatonya bertajuk “Wawasan Kebangsaan: Prasyarat Terjaganya Persatuan dan Kesatuan Bangsa dan Keutusan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, untuk memantapkan wawasan kebangsaan, perlu dipahami setidaknya dua hal.
Pertama, makna Bhineka Tunggal Ika yang menjadi ciri sekaligus ajaran moral masyarakat Indonesia harus dipahami bukan sebagai niat menyatukan atau menyamakan wujud yang berbeda, seperti halnya wujud ciptaan Yang Maha Kuasa yang senentiasa berbeda dan tidak untuk disamakan. Ketunggalan, katanya, lebih bermakna menyelaraskan atau menjadikan segala yang berbeda dapat dirangkum ke dalam satu tatanan kehidupan yang serba selaras (harmonis).
Kedua, memahami dengan benar makna cita-cita serta tujuan nasional. Dalam hal ini memantapkan wawasan kebangsaan harus diwujudkan dalam praksis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia dengan tetap diarahkan kepada perwujudan cita-cita nasional sebagai visi bangsa.
“Sedagai visi bangsa, cita-cita cita-cita nasional merupakan orientasi masa depan bangsa. Sedangkan tujuan nasional adalah misi yang diamanatkan oleh segenap rakyat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh setiap aparatur penyelenggara negara,” kata Kapolda Nusa Tenggara Barat (2012-2013), Kapolda Jawa Barat (2013-2015), dan Kapolda Metro Jaya (2016-2017) itu.
Di sisi lain, Mochamad Iriawan mengatakan, guna memantapkan kembali kebangsaan bagi bangsa Indonesia, skala prioritas yang harus terwujud dalam instrumen penyelenggaraan pembangunan nasional di antaranya pendidikan, penegakan hukum, serta memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang bersumber pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
“Keempat konsensus dasar nasional tersebut harus diterapkan secara taat asas dan ajeg sebagai landasan serta pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan nasional dan derah, terutama bagi pembangunan karakter bangsa,” tandasnya.
Tak hanya itu, kata dia, setiap aparatur penyelenggara Negara hendaknya juga sadar akan tanggung jawabnya sebagai pengemban misi negara, meliputi misi keamanan, misi kesejahteraan, dan misi pembentukan lingkungan.
Wisuda Sarjana ke-113 digelar dua hari pada 7-8 September 2019. Wisuda hari pertama diikuti oleh 525 peserta. Mereka berasal dari lima fakultas dan Sekolah Pascasarjana.
Selain dihadiri Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, wisuda juga dihadiri para guru besar serta orang tua wisudawan. (ns)
-
Sport3 hari ago
Jepang Vs Indonesia Kapan, Jam Berapa Main Dimana, Stadion Mana?
-
Bisnis2 hari ago
PT KAI Daop 8 Sesalkan Pengendara Terobos Perlintasan Hingga Ganggu Perjalanan KA Turangga
-
Bisnis3 hari ago
Berbagi Berkah Iduladha, LRT Jabodebek Salurkan 700 Paket Daging Kurban untuk Warga Sekitar
-
Nasional2 hari ago
Cara Cek Penerima BSU 2025 Rp600.000
-
Pendidikan2 hari ago
SPMB SD dan SMP Kota Tangsel Tahun Ajaran 2025/2026, Kunjungi ppdb.tangerangselatankota.go.id
-
Bisnis3 hari ago
Volume Penumpang KAJJ dari Daop 1 Jakarta Kembali Normal Pasca Libur Idul Adha
-
Pemerintahan23 jam ago
Dukung STASA Gallery, Pilar Saga Ichsan: Menggerakkan Roda Ekonomi Kreatif di Tangsel
-
Ciputat Timur12 jam ago
Kafe Kopi Bolank x Arco di Tangsel Gelar Nobar Jepang Vs Timnas Indonesia