Foto yang diklaim sebagai korban bukan korban virus babi melainkan korban infeksi streptococcus karena memakan blood puding atau makanan yang dibuat dari darah hewan beku. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, juga menyatakan bahwa virus Hog Cholera tidak membahayakan manusia walaupun daging babi yang terjangkit virus itu dikonsumsi.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI
=============================================
Kategori : Konten yang Salah
=============================================
Akun David’z Mana’loe (fb.com/david.manalu.165) mengunggah beberapa gambar yang diberi narasi sebagai berikut :
“Hati2 yg suka makan jagal babi”
Akun tersebut juga mengunggah gambar tangkapan layar pesan WhatsApp yang menyebut ada ‘gejala penyakit babi’.
“Areal Medan dan sekitarnya Stop beli daging babi untuk dimasak dan dimakan. Atau untuk dijual. BERBAHAYA. Ada Wabah Virus mematikan manusia,” demikian cuplikan isi percakapan WA tersebut.
Sumber : https://perma.cc/79KL-AMLN (Arsip) – Sudah dibagikan 873 kali saat tangkapan layar diambil.
=============================================
PENJELASAN
Artikel ini akan memeriksa dua hal:
– Benarkah pasien yang fotonya muncul dalam unggahan di Facebook terkena virus babi?
– Benarkah virus babi menyerang manusia?
1. Tentang berita “Babi di Sumut Terjangkit Hog Kolera”
Tempo menemukan berita yang berjudul “Hampir 2 Ribu Babi di Sumut Terjangkit Hog Kolera” itu dipublikasikan oleh situs Medan Inside. Berita tersebut berisi tentang virus Hog Cholera atau kolera babi yang sedang mewabah di Sumatera Utara (Sumut). Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut mencatat sebanyak 1.985 babi yang tersebar di tujuh kabupaten di Sumut terjangkit virus kolera babi.
Menjangkitnya virus Hog Cholera terhadap hampir 2 ribu babi di Sumut itu juga dipublikasikan oleh situs Kompas.com pada 24 Oktober 2019. Beritanya berjudul “Hampir 2000 Ekor Ternak Babi di Sumut Terjangkit Hog Cholera, Amankah?”.
Dengan demikian, gambar tangkapan layar berita yang tersebar di Facebook tersebut benar.
2. Foto pasien yang diklaim terkena virus babi
Tempo menggunakan reverse image tools pada Google dan Yandex untuk menelusuri apakah foto tersebut benar merupakan foto pasien yang terkena virus babi bernama Hog Cholera. Hasilnya, ditemukan foto yang sama di situs media Vietnam, Danviet.
Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa pasien itu mengalami perdarahan subkutan yang menjadi gejala penyakit streptokokus. Perdarahan ini bukan disebabkan oleh virus kolera babi. Kedua foto pasien yang diklaim terkena virus Hog Kolera itu pernah viral di Vietnam saat mewabahnya virus babi Afrika (African swine fever atau demam babi Afrika) di sana pada 7 Maret 2019.
Faktanya, menurut artikel tersebut, gambar-gambar yang beredar dari media sosial adalah pasien korban infeksi streptococcus karena memakan blood puding atau makanan yang dibuat dari darah hewan beku.
Menurut Departemen Pembangunan Industri Primer dan Regional Australia, virus babi Afrika (African swine fever) memang serupa dengan virus Hog Cholera (classical swine fever) meskipun jenis virusnya berbeda. Kedua virus ini hanya bisa menyerang babi, tidak bisa menyerang manusia.
World Organisation for Animal Health (OIE), dalam situsnya, juga menegaskan bahwa African swine fever tidak berisiko pada kesehatan manusia.
Apakah African swine fever sudah menyebar hingga Indonesia?
Sejauh ini belum ada informasi sahih soal itu. Dalam artikel berjudul Puluhan ekor babi mati di Kupang, tapi bukan karena virus ASF yang dimuat Antara pada Jumat 1 November 2019, disebutkan bahwa Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dani Suhadi, mengemukakan kasus kematian puluhan ekor babi milik warga di Kota Kupang tidak disebabkan serangan virus African swine fever (ASF) atau demam babi Afrika.
3. Foto babi yang mengalami pendarahan
Dengan reverse image tools Google, Tempo menelusuri foto yang memperlihatkan dua petugas sedang memeriksa seekor babi dengan pendarahan di kulitnya. Hasilnya, babi tersebut tidak terkena virus Hog Cholera atau virus babi Afrika.
Situs berita Vietnam, Docbao, pernah mempublikasikan artikel dengan foto tersebut pada 2 Oktober 2015. Secara garis besar, berita itu berisi tentang pemeriksaan tim inspeksi interdisipliner Thailand di restoran Hai Beo milik Pham Thanh Hai pada 29 September 2015. Tim itu memeriksa dua babi yang dijual di restoran tersebut karena mengalami pendarahan memar pada permukaan kulitnya. Menurut hasil pemeriksaan tim itu, babi tersebut terkena pasteurelosis, penyakit bakterial yang kerap menyerang hewan ternak.
Virus babi Afrika pertama kali terdeteksi di Cina pada 3 Agustus 2018. Sejak itu, Kementerian Pertanian dan Pedesaan Cina mencatat bahwa terdapat lebih dari 100 kasus pembantaian terhadap sekitar 916 ribu babi dengan cara dibakar massal. Meskipun wabah terburuk terjadi di Cina, penyakit ini telah menyebar ke Vietnam, Kamboja, Mongolia, dan Rusia. Cina sendiri adalah rumah bagi sekitar 440 juta babi (setengah dari populasi babi di dunia) dan sebanyak 1,2 juta babi telah dibunuh untuk menghentikan penyakit ini.
Menurut Direktur Pencegahan Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidi, masyarakat tidak perlu takut dengan keberadaan virus babi Afrika. Hingga saat ini, belum ada data yang menyebut bahwa virus tersebut dapat menyerang manusia. Dia pun mengatakan penanganan dan pencegahan penyakit yang berasal dari babi ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan dan sanitasi kandang, juga vaksinasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, juga menyatakan bahwa virus Hog Cholera tidak membahayakan manusia walaupun daging babi yang terjangkit virus itu dikonsumsi. Azhar juga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai pencegahan agar virus tersebut tidak menyebar lebih luas.
REFERENSI :
https://cekfakta.tempo.co/fakta/462/fakta-atau-hoaks-benarkah-virus-babi-hog-cholera-menular-pada-manusia
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4100744/cek-fakta-klaim-wabah-penyakit-babi-yang-bisa-mematikan-manusia-nyata-atau-hoaks
https://www.bbc.com/vietnamese/vietnam-49653036
https://www.theguardian.com/world/2019/jun/06/millions-of-pigs-culled-across-asia-african-swine-fever-spreads-thailand-
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyakit-infeksi-bakteri-streptococcus/
https://www.aljazeera.com/news/2019/10/african-swine-fever-spreading-asia-191030184528387.html
https://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/animal-diseases/african-swine-fever/
https://kupang.antaranews.com/berita/24844/puluhan-ekor-babi-mati-di-kupang-tapi-bukan-karena-virus-asf
https://medaninside.com/hampir-2-ribu-babi-di-sumut-terjangkit-virus-hog-cholera/
https://medan.kompas.com/read/2019/10/24/09493501/hampir-2000-ekor-ternak-babi-di-sumut-terjangkit-hog-cholera-amankah?page=all
https://www.agric.wa.gov.au/livestock-biosecurity/swine-fever-classical-and-african
https://docbao.vn/xa-hoi/bat-qua-tang-quay-lon-benh-dich-de-ban-tintuc320526
https://mercyforanimals.org/pig-ebola-is-the-biggest-animal-disease-outbreak
https://www.baogiaothong.vn/xuat-hien-tin-don-that-thiet-ve-dich-ta-lon-chau-phi-de-nghi-xu-ly-nghiem-d413426.html
https://medaninside.com/demam-babi-afrika-dipastikan-tak-menular-ke-manusia/
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
You may like
-
Inilah Nama-nama 40 Parpol yang Sudah Mendaftar ke KPU
-
Cek Fakta: [SALAH] Rebusan Genjer bisa Sembuhkan Diabetes
-
Indonesia Finalkan Hasil 3RD DWG Meeting, Tekankan Pentingnya Multilateralisme Hingga Pendanaan Pembangunan
-
Cek Fakta: [SALAH] Foto RA Kartini Memakai Jilbab dan Kacamata saat Menjadi Santri
-
Yayasan Karya Bhakti Adhyaksa Dirikan STIH Adhyaksa
-
Kemenkes Resmikan BGSi
Populer
-
Nasional2 hari ago
3RD G20 DWG Prioritaskan Blended Finance untuk Atasi Pendanaan TPB/SDGS di Negara Berkembang
-
Pemerintahan23 jam ago
Sekda Bambang Noertjahjo Tutup Bazar UMKM Tangsel Digifest 2022
-
Nasional22 jam ago
Kemenkes Resmikan BGSi
-
Banten23 jam ago
Polda Banten Berhasil Amankan 24 Pelaku Judi Online
-
Nasional22 jam ago
Swasembada Beras, Indonesia Raih Penghargaan dari IRRI
-
Nasional2 hari ago
Sri Mulyani Sebut Kinerja Perekonomian Indonesia Kuartal II Sangat Impresif
-
Serpong2 hari ago
Wali Kota Benyamin Davnie Buka Final Lomba Sholawat dan Kaligrafi BKMM-DMI Tangsel
-
Pemerintahan3 hari ago
Buka Tangsel Digifest 2022, Pilar Saga Ichsan: Bentuk Komitmen Pemkot dalam Pemberdayaan UMKM di Tangsel