Connect with us

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menilai masyarakat semakin cerdas menggunakan platform digital di tengah pandemi Covid-19. Hal itu terbukti dengan adanya peningkatan transaksi jual beli online khususnya kebutuhan yang terkait dengan dampak pandemi.

“Ada fenomena bahwa masyarakat makin cerdas, mungkin juga karena selama pandemi ini dia belanja-belanja gak bisa dipakai, gak bisa dipertontonkan, dia mungkin berpikir bentar dulu deh, saya membeli yang bisa saya pakai selama pandemi ini,” tutur Dirjen Aptika dalam Webinar Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaku Ekonomi Digital, dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (09/07/2020). 

Hasil survei dari Katadata Insight Center yang dilakukan terhadap 139 eksekutif perusahaan digital, ditemukan bahwa kondisi startup digital di tengah pandemi Covid-19 cukup beragam, di mana hampir 50 persen perusahaan masih mampu bertahan sampai satu tahun kedepan, tapi di sisi lain ada juga perusahaan yang mengalami tantangan tersendiri.

Menanggapi hasil survei itu, Dirjen Semuel mengatakan bahwa hal tersebut merupakan fenomena baru bagi perusahaan startup digital di Indonesia.

Advertisement

“Ini kan kita lihat ada fenomena baru dan itu hasilnya memang kelihatan beragam, tapi ini adalah satu tantangan, siapa yang bisa survive di tantangan ini dia akan besar,” ujarnya.

Menurut Dirjen Semuel, apabila ada platform digital di Indonesia yang mengalami hambatan dan tantangan saat pandemi, maka diharuskan untuk kemudian melakukan perbaikan-perbaikan yang bisa dilakukan, “Karena memang tidak ada satupun yang mengantisipasi akan adanya pandemi demikian,”  katanya.

Dirjen Aptika menjelaskan bahwa, terdapat survey lain yang memperlihatkan jumlah transaksi yang dilakukan secara online mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

“Jadi jumlah transaksinya, tapi total nilai dari transaksinya memang menurun, ini kan ada fenomena yang lain lagi sebenarnya,” imbuhnya 

Advertisement

Menjelaskan adanya perbedaan itu, Dirjen Aptika menyatakan dugaan bahwa selama pandemi Covid-19, telah terjadi fenomena di mana pertambahan jumlah orang yang bertransaksi, dan jumlah penambahan orang yang sebelumnya tidak pernah bertransaksi pada akhirnya memilih untuk bertransaksi. “Sehingga dalam hal ini jumlah transaksi selama pandemi kian bertambah,” tandasnya. (rls)

Populer