Lifestyle
Diabetes dan Darah Tinggi, Bagaimana Cara Mengobatinya?
Diabetes dan darah tinggi, atau lebih dikenal dengan hipertensi adalah penyakit yang saling berhubungan erat. Ketika seseorang menderita diabetes, kemungkinan mereka menjadi memiliki hipertensi menjadi lebih tinggi. Dibandingkan mereka yang tak memiliki diabetes, orang dengan diabetes lebih banyak ditemukan yang memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini terjadi karena diabetes dan darah tinggi saling berbagi faktor pemicu risiko.
Beberapa faktor pemicu risiko seseorang terhadap hipertensi, biasanya juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit diabetes yang diderita. Dalam menjalani pengelolaan diabetes, seseorang mungkin akan menjalani diet tinggi lemak yang mengandung garam. Hal ini tentu akan akan berpengaruh pada tekanan darah.
Diabetes yang menimpa seseorang, khususnya dengan obesitas, biasanya terjadi karena rendahnya aktivitas fisik, selain gaya hidup yang kurang sehat. Hal ini dapat menurunkan efisiensi insulin dan menyebabkan arteri kaku. Ketika arteri seseorang menjadi kaku, secara otomatis respons sistem kardiovaskular menjadi buruk. Hal tersebut juga akan memengaruhi tekanan darah seseorang.
Salah satu komplikasi yang umum terjadi pada diabetes adalah masalah ginjal. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap pasien dengan diabetes tipe dua, hampir 75 persen dari mereka yang juga memiliki masalah ginjal, memiliki tekanan darah yang tinggi. Sementara itu, pasien diabetes tipe dua yang tidak memiliki komplikasi ginjal, menunjukkan bahwa 40 persennya juga memiliki masalah dengan tekanan darahnya. Hal ini menunjukkan bahwa diabetes dan darah tinggi saling berhubungan.
Hubungan antara diabetes dan darah tinggi
Dalam banyak kasus diabetes, kadar gula darah dapat memengaruhi tekanan darah. Diabetes adalah suatu kondisi di mana gula dalam darah memiliki kadar yang tinggi. Hal ini terjadi karena tubuh kehilangan kemampuan memasukkan glukosa ke dalam sel tubuh untuk dipecah menjadi energi. Akibatnya, glukosa mengalir bebas di dalam aliran darah.
Ketika mengalir dalam pembuluh darah untuk jangka waktu yang cukup lama (hal ini terjadi pada diabetes yang tidak terkontrol), glukosa dapat bertindak seperti racun yang perlahan-lahan mematikan. Kadar glukosa tak terkontrol yang beredar di pembuluh darah inilah yang lama-kelamaan akan merusak nefron.
Nefron adalah suatu unit fungsional terkecil yang berada di dalam ginjal. Nefron memiliki peran dalam pengaturan tekanan darah. Tingginya kadar gula darah pada pasien diabetes akan berdampak pada rusaknya pembuluh darah sensitif secara perlahan. Pembuluh darah tersebut disebut sebagai pembuluh kapiler. Ketika pembuluh kapiler pada nefron tak dapat bekerja dengan semestinya, secara otomatis hal itu akan memengaruhi tekanan darah Anda, yang bisa melonjak ke angka di atas normalnya, yaitu 120/80 mmHg.
Tekanan darah yang tinggi dapat memengaruhi sekresi insulin dari pankreas, yang membuat gula darah ikut melonjak pula. Artinya, ketika kadar gula yang tinggi dalam diri Anda merusak jaringan di ginjal, hal itu akan memengaruhi tekanan darah Anda, yang kemudian akan berdampak pada pelepasan insulin. Memiliki diabetes dan darah tinggi secara bersamaan akan memperburuk kondisi fisik Anda secara keseluruhan, jika tak mendapatkan penangan yang tepat.
Perawatan Hipertensi pada Pasien Diabetes
Menangani darah tinggi pada pasien diabetes dapat dimulai dengan memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat. Penurunan berat badan jika Anda memiliki berat badan berlebih, menjadi aktif secara fisik dengan rutin berolahraga setidaknya 30 menit sekali, dan memperhatikan kandungan gizi yang masuk ke dalam tubuh merupakan langkah-langkah awal dalam pengelolaan hipertensi diabetes.
Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat dan tinggi protein. Perhatikan asupan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh untuk menjaga gula darah. Pengobatan darah tinggi melalui cara-cara alami tanpa obat, seperti diet rendah garam, olahraga, dan pantangan meminum alkohol terbukti secara signifikan mampu menjaga tekanan darah agar tetap berada dalam batas normal.
Kontrol gula darah yang ketat dalam jangka panjang pada pasien dengan diabetes tipe dua terbukti menurunkan kemungkinan komplikasi yang terkait dengan diabetes, termasuk komplikasi mikrovaskuler. Mengontrol tekanan darah secara disiplin juga dapat dilakukan oleh penderita diabetes bukan hanya untuk menghindari komplikasi mikrovaskuler, tetapi juga komplikasi makrovaskuler.
Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup, terutama diabetes tipe dua. Dengan mengembalikan pola hidup sehat, gula darah dapat menjadi terkontrol dan penyakit lain juga dapat dicegah.
Kabartangsel.com
- Pemerintahan7 hari ago
Tangsel Investment Forum 2024, Benyamin Davnie: Kita Dorong Investasi di Sektor Wisata Kesehatan
- Pemerintahan5 hari ago
Pemkot Tangsel Luncurkan Calendar of Event 2025, Pilar Saga Ichsan: Pariwisata Makin Semarak
- Banten6 hari ago
Gantikan Al Muktabar, Ucok Abdul Rauf Damenta Dilantik Menjadi Pj Gubernur BantenĀ
- Pemerintahan4 hari ago
Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan Tinjau Makan Bergizi Gratis di SMPN 19 Tangsel
- Banten4 hari ago
Wakil Ketua DPRD Banten Harap Pj Gubernur Banten Ucok Abdulrauf Damenta Amanah Dalam Menjalani Tugas
- Pemerintahan5 hari ago
Catatkan Prestasi Gemilang, Pemkot Tangsel Raih APBD Award 2024 dari Kemendagri Kategori Realisasi Pendapatan Tertinggi
- Nasional5 hari ago
Wapres Gibran Rakabuming Raka Harapkan Pemuda Katolik Jadi Penjaga Persatuan dan Motor Penggerak Pembangunan
- Nasional4 hari ago
Bangun Indonesia Melalui Pendidikan, Presiden Prabowo Subianto Temui Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar