Ratusan pelopor teknologi dunia berkumpul di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Tangerang Selatan, 20-23 September 2016.
Para pengembang teknologi ini saling berbagi pengetahuan di ajang International, Global Innovatioan Forum 2016 yang digelar secara berkala setiap dua tahun sekali di negara – negara yang masuk sebagai anggota WTA. Forum yang dua tahun lalu di gelar di Korea Selatan ini diusung oleh World Technopolis Association (WTA) bekerja sama dengan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Riset Dikti), serta Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Di hari pertama, sejumlah pemimpin lembaga pengembang Tecnopark, peneliti dan juga akademisi dari sejumlah negara tampil menyampaikan solusi teknologi yang dikembangkan di negara masing – masing dalam menjawab tantangan perubahan peradaban.
Prof.Deog Seong Oh, President of Chungnam Nasional University, Republic of Korea saat tampil di kesempatan pertama menegaskan pentingnya posisi Technopark sebagai platform inovasi daerah yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Pertanyaan kita saat ini, sudah seberapa efektif kah pengembangan Tecnopark sebagai instrumen kebijakan inovasi daerah sekaligus merangsang pengembangan teknologi ekonomi masyarakat. Sudah sejauh manakah kolaborasi dan kerjasama industri antara akademisi, pemerintah, serta pengusaha dalam mewujudkan inovasi daerah ” ujar Prof.Deog Seong Oh dihadapan para peserta GIF.
Sementara itu, Dr. Amin Reza Khaleghian, Director General of Pardis Technology Park, Iran, berbicara tentang semangat negaranya yang mampu merancang dan mewujudkan kawasan Pardis Techno Park yang kini dihuni oleh 3.000 industri berbasis riset dan inovasi. Tidak kurang dari 300 juta dollar AS, setara Rp 4,2 triliun, yang dibenamkan pihak swasta di kawasan ini. Dukungan infrastruktur dan sarana lainnya ditunjukkan Pemerintah Iran dengan menggelontorkan 20 juta dollar AS atau setara Rp 280 miliar.
” Visi kami menjadikan Iran sebagai zona teknologi paling penting di barat dan Asia. Untuk mendorong dan mendukung itu, pemerintah dan swasta terus berkolaborasi dalam mempercepat transfer teknologi demi meningkatkan kemampuan mereka untuk bersaing di pasar dunia internasional.
Beberapa Tecnopark yang telah dikembangkan di luar negeri seperti Daejeon Science Town di Korea, Zongguanchun Science Park di Cina, Tsukuba Science City di Jepang, dan Technology Park Malaysia (TPM) di Malaysia.
Sedangkan di Indonesia, beberapa daerah juga tengah menggeliat, baik atas inisiatif pemerintah, perguruan tinggi, maupun swasta. Diantaranya ada Solo Techno Park di Kota Surakarta, Sragen Techno Park di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, Bandung Techno Park, Jababeka Research Center di Kota Mandiri Jababeka Jawa Barat, Agro Techno Park di berbagai Provinsi, serta Puspiptek di Tangerang Selatan Banten, serta Makassar Techno Park. (mk/kts)
- Sport4 hari ago
Laga Perdana Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimis Tim Indonesia Raih Poin
- Lifestyle7 hari ago
Kenali Asuransi Penyakit Kritis Terbaik Sebelum Memilikinya
- Bisnis7 hari ago
Tips Cara Aman Cegah Uang Palsu
- Bisnis4 hari ago
Grand Hyatt Jakarta Membuka Kembali Poolside Restaurant
- Nasional7 hari ago
Momen Menhan Prabowo Gelar Halalbihalal di Kediaman
- Nasional7 hari ago
Beasiswa ke Singapura untuk Pelajar SMP-SMA Indonesia
- Sport4 hari ago
Kerja Keras Erick Tohir Lobi SC Heerenveen Berbuah Manis, Nathan Tjoe-A-On Dipastikan Perkuat Indonesia di Piala Asia U-23
- Sport4 hari ago
Daftar Nama Pemain Skuad Garuda Muda di Piala Asia U-23 2024