Connect with us

Wakil Sekjen PBNU, KH. Masduki Baidlowi yang juga juru bicara Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin angkat bicara soal wacana program sertifikasi penceramah. Pihaknya mengakui kalau ide sertifikasi itu pertama kali datang dari Ketua Umum MUI, Kiai Ma’ruf Amin. Adapun soal latar belakang mengapa sertifikasi dicetuskan Kiai Maruf Amin, kata dia, ada sejumlah hal yang mendasari.

“KH Maruf Amin khawatir jangan sampai, orang yang jadi penceramah itu sebagaimana yang dikhawatirkan, ada penceramah yang salah dalam berceramah, sehingga bisa sesat dan menyesatkan,” kata Masduki dalam sebuah wawancara sebagaimana dipansir dakwahnu.id, Rabu (9/9).

Kiai Masduki mengatakan, sejauh ini program sertifikasi ulama sudah berjalan dan sudah banyak sekali peserta yang mengikutinya. Maka itu, agar tidak sesat dan menyesatkan, maka Kiai Maruf Amin menginginkan adanya sertifikasi penceramah, agar para dai itu, harus orang-orang yang paham keagamaan.

“Paham dalam ilmu agamanya. Itu yang menjadi latar belakang. Dijalankan oleh MUI namun saya tegaskan bukan kewajiban,” kata dia lagi.

Advertisement

Program sertifikasi penceramah ini pun kemudian belakangan diarahkan oleh Kiai Maruf Amin ke Kementerian Agama. Secara substansi, sebenarnya kata Kiai Masduki memang benar sesuai arahan.

Namun, adapun permasalahan terkait ungkapan soal hafidz quran, radikalisme, dan sebagainya, yang belakangan ramai menuai kontroversi di ruang publik, dianggap hanya permasalahan komunikasi yang salah, yang dilakukan oleh Menag Fachrul Razi.

“Apa yang dikemukakan Menag pernah diarahkan Wakil Presiden, dan termasuk ke wakil menteri. Subtansinya sama, cuma cara komunikasinya yang tidak sampai maksud baiknya, sehingga terjadi kesalahpahaman,” terang Kiai Masduki.

“Jadi ini mungkin ada problem komunikasi ya, yang substansinya tidak tersampaikan secara baik,” lanjutnya menutup wawancara.

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer