Connect with us

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyampaikan strategi pemberantasan terorisme di forum Middle East Special Operations Commanders Conference (MESOC) 2018 yang digelar di Four Seasons Hotel Amman, Yordania, Senin (7/5).

Tito menjelaskan kondisi arena teroris di indonesia. Ia mengungkapkan organisasi teroris saat ini terbagi dua, yaitu Jamaah Islamiyah afilisiasi terhadap Al Qaedah dan jamaah Ansharoh Tauhid yg berafisiliasi dengan ISIS.

“Indonesia terdapat 2.000 militan teroris eks pemberontak bersenjata yang merupakan alumni Afghanistan dan Philipina Selatan. Medan di Indonesia terdiri dari perkotaan, pedesaan, pegunungan dan hutan serta sungai sehingga tidak perlu adanya kemampuan di semua matra tersebut,” ungkapnya.

Kapabilitas yang diperlukan untuk memberantas teror adalah deteksi yang sangat kuat. Investigasi secara ilmiah, pasukan penindak dan hukum yang kuat, Kapolri menambahkan.

Advertisement

Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan dengan hasil selama 2002-2018, lanjut dia, pelaku yang ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum dan empat hukuman mati.

“Dengan melakukan proses melalui jalur hukum inilah maka dapat dikatakan bahwa teroris merupakan suatu kejahatan kriminal,” pungkas Kapolri.

Tito juga disambut secara spesial oleh para pejabat Jordania. Dalam kesempatan itu Tito terlihat berbincang hangat dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri Jordania H.E. Mr Samir Ibrahim Mohammad Mbaidin.

Tito Karnavian dinilai punya peran besar dalam melakukan memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia. Sebelum ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kapolri, Tito pernah menjadi Kepala Densus 88 Anti Teror dan Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).

Advertisement

Oleh karena, Tito dinilai tahu betul bagaimana melakukan pencegahan radikalisme maupun terorisme. Dalam beberapa kasus terorisme pun berhasil dituntaskan oleh Jenderal yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya itu.

Populer