Connect with us

Kabartangsel.com – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIEAD) Jakarta Mukhaer Pakkanna mengungkapkan bahwa negara-negara dunia yang berkuasa adalah karena mampu menguasai maritim dan lautnya.

“Liat saja Inggris, Belanda, Spanyol, Itali yang dulu mampu melakukan ekspansi di dunia,” ungkap Mukhaer  dalam seminar yang diselenggarakan BEM STIEAD dengan tema “Dari Laut Ke Pesisir Menuju Indonesia Berkemajuan”, di Gedung Kampus C STIEAD Karawaci, Tangerang, Minggu (15/10).

Ia mengatakan bahwa dari dulu sebetulnya potensi laut Indonesia sangat luar biasa.

“Indonesia dari dulu kehidupan dan budayanya tidak jauh dari laut, sejak jaman dahulu. Bahkan Kerajaan Sriwijaya mampu melakukan ekspansi nusantara atas kekuatan laut”, paparnya.

Advertisement

Menurut Mukhaer masyarakat pesisir memiliki kekhasan sosiologis berupa norma dan budaya yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti geografis, demografi dan alam.

“Di wilayah pesisir/nelayan misalnya, kehidupannya banyak diliputi oleh ketidakpastian kondisi alam dan sering tidak bersahabat tentu membentuk karakter yang membedakan dengan wilayah lainnya. Karakter lebih agresif, spekulatif, konsisten, disiplin, dan lebih tahan banting menjadi karakter khas bagi warga pesisir atau nelayan,” terang Mukhaer.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa dalam desertasinya, mayoritas orang pesisir atau nelayan lebih terbuka dibandingkan masyarakat pegunungan atau masyarakat yang bekerja di daratan.

“Orang yang kerja di laut lebih cepat membayarkan pinjaman mereka, produktivitas mereka lebih tinggi. Sementara orang kerja di daratan rata-rata lamban dalam membayar kewajibannya serta lebih rendah dari orang yang kerja di lautan,” ungkapnya.

Advertisement

Kemudian, Mukhaer juga menyampaikan bahwa perlu adanya pemberdayaan yang diawali dengan pemihakan terhadap masyarakat pesisir, tanpa pemihakan bukan pemberdayaan. Selain itu, Ia juga menjelaskan bahwa pemberdayaan terhadap masyarakat kelas bawah yang dilakukan pemerintah selama ini masih sangat parsial sehingga konsepsi dan program pemberdayaan belum mampu menyentuh akar persoalan.

“Untuk itu dibutuhkan good will dan political will dari pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mendorong pemberdayaan sehingga mampu menjawab problem pemberdayaan selama ini,” pungkasnya.

Populer