Connect with us

Oleh: Ramdhany

Tanggal 28 Agustus 2019 yang lalu, bapak saya meninggal dunia di Sentul, Bogor. Jenazah kemudian dikuburkan di kampung halamannya yaitu Tasikmalaya, tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Sehari setelahnya, saya mendapatkan panggilan telepon dari H. Arsid. Katanya: “Dan, kirim alamatmu, abang mau takziah ke Tasik.” Meski sempat saya larang dirinya untuk berkunjung ke rumah di Tasik namun Bang H. Arsid tetap keukeuh berangkat. Alasan kenapa saya sempat melarang karena pertama jarak tempuh Pamulang-Tasik sangat jauh dan kedua karena sebelumnya dalam pengurusan jenazah, dirinya sudah banyak membantu, sehingga saya berpikir tak usah sampai takziah ke rumah.

Nama besar H. Arsid sudah penulis dengar sejak tahun 2010 saat dimana ia menjadi Calon Walikota Tangerang Selatan. Namun saya baru bisa berkenalan dan berjumpa muka secara langsung baru terjadi pada awal tahun 2018 yang lalu. Meski perkenalan antara saya dan H. Arsid relatif belum begitu lama, namun ikatan batin sudah begitu kuat.

Bagi warga Tangerang Selatan (Tangsel) sosok H. Arsid sudah tak asing lagi. Ia merupakan tokoh asli Tangsel yang separuh umur hidupnya –tepatnya sudah hampir 30 tahun— berprofesi sebagai seorang birokrat. Ibarat memanjat pohon Kelapa, karir birokrasi yang ia tempuh mulai dari bawah. Secara perlahan karir itu naik ke posisi yang lebih tinggi lagi.

Advertisement

H. Arsid mengawali karir birokrasinya dimulai pada tahun 1992, kala itu ia menjabat sebagai Kepala Kaur Pemerintahan Kecamatan Pamulang Tangerang. Kemudian, pada tahun 1995, dirinya menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi MPP Kecamatan Pondok Aren Tangerang. Setahun setelahnya, ia menempati posisi sebagai Kepala Seksi Kasi Trantib Kecamatan Pondok Aren Tangerang. Kemudian sampai tahun 1998 dirinya menjadi Sekretaris Kecamatan Pondok Aren.

Kemudian, tahun 2001 H. Arsid menjabat sebagai Kasubbag Bina Otonomi Desa Bagian Bina Wilayah Kabupaten Tangerang. Setelah dari itu, 2002 dirinya diamanahkan menjadi Camat Pamulang. Tahun 2003 sampai dengan 2008 dirinya bergeser tempat menjadi Camat Serpong. Tahun 2008 menjadi Kepala Bagian Bina Pemenintah Desa Tangerang, tahun 2009 menjadi Kepala Bagian Tata Usaha BP2T Tangerang, tahun 2010 menjadi Kepala Bina Pemerintahan Desa Tangerang, tahun 2011 PLT Asisten Daerah I Kabupaten Tangerang, tahun 2011 Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang, dan tahun 2014 sampai 2015 sebagai Asisten daerah I Kabupaten Tangerang.

Di dunia birokrasi ini, setidaknya H. Arsid dinilai sebagai sosok pejabat yang bersih, terbukti, selama ia menjabat puluhan tahun, sampai dirinya pensiun ia terbebas dari tindak pidana korupsi atau penyalahgunaan wewenang. Baginya, dari dunia birokrasi ia berajar tentang arti sebuah profesionalitas dan tanggung jawab atas amanah yang sedang ia jalankan. “Godaan di dunia birokrasi itu sangat kuat bermacam-macam, jika kita tidak kuat menahan godaan itu, kita akan terjerumus di dalamnya. Kuncinya adalah bekerja sesuai aturan yang ada dengan kata lain profesionalitas harus menjadi patokan bekerja, serta bertanggung jawab supaya tugas-tugas pokok dalam jabatan itu dapat dilaksanakan secara baik dan tuntas.”

***

Advertisement

Pria kelahiran 25 Agustus 1964 ini merupakan lulusan tahun 1989 APDN Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan S1 UNIS Tangerang lulus pada tahun 1993. Setelah itu, ia menempuh program magister S2 STIA Menara Siswa Bogor lulus tahun 2003. Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang birokrat, H. Arsid menempuh pendidikan program doktoral S3 di Universitas Padjajaran selama empat tahun. Menjelang akhir tahun 2018, gelar Doktor Administrasi Publik ia raih di Universitas Padjajaran tersebut.

Baginya, menuntaskan pendidikan sampai mendapat gelar Doktor tersebut merupakan amanah atau tantangan yang diberikan oleh bapaknya pada masa lalu waktu ia masih remaja. Sambil mengarahkan tatapan mata ke atas, H. Arsid mengulang apa yang pernah diucapkan oleh ayahnya, “Bapak bisa belikan kamu motor, tapi apa iya kamu mau jadi tukang ojek? Tapi jika kamu mau sekolah yang bener, bapak sekolahkan kamu sampai abis.” Harapan dan dorongan orang tuanya tersebut tertanam dalam ingatan H. Arsid, sampai sesibuk apapun dirinya, pendidikan selalu menjadi prioritas untuk ditempuh dengan penuh kesabaran dan dituntaskan.

Sejak tahun 2011 hingga saat ini, H. Arsid aktif mengajar di Universitas Pamulang (Unpam), baik program S1 maupun program Pascasarjana. Di Unpam, dirinya mengampu mata kuliah budaya dan prilaku organisasi. Sampai pada satu kesempatan dirinya memiliki inisiatif untuk membuat buku berjudul “Membangun Budaya Orgasisasi” yang diterbitkan pada pertengahan tahun 2019 ini. “Pada mulanya, cikal bakal terbitnya buku ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari materi-materi pelajaran dalam Mata Kuliah Budaya Organisasi. Karena kebetulan saya merupakan dosen di Universitas Pamulang yang berada di Tangerang Selatan, Banten. Kemudian daripada itu, muncul sebuah gagasan untuk dapat menjadikan materi-materi kuliah tersebut menjadi sebuah karya berbentuk buku yang utuh.”

Buku kerangannya tersebut mendapatkan respon yang positif dari Ketua Yayasan Sasmita Jaya (pemilik Unpam), Dr. HC. Drs. H. Darsono. “Meski pada dasarnya buku ini semula merupakan materi-materi kuliah Budaya Organisasi yang disampaikan dalam perkuliahan di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, namun sebagai sebuah karya akademis, buku ini memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kajian sosial kemasyarakatan.”

Advertisement

Respon positif kedua datang dari Rektor Universitas Pamulang, Dr. H. Hidayat, MM. “kehadiran buku Membangun Budaya Organisasi karya Dr. Drs. H. Arsid, M. Si ini menjadi penting dan perlu diapresiasi sebesar-besarnya. Signifikansi buku ini terletak terutama pada uraiannya tentang aspek-aspek fundamental dalam mengkonstruksi budaya organisasi. Selain itu, sebagaimana akan dijumpai oleh para pembaca, uraian tema-tema dalam buku ini juga disajikan dengan renyah sehingga ia bisa dikonsumsi oleh semua kalangan. Tentu saja, bentuk penyajian semacam itu dimaksudkan untuk memudahkan para pembaca dalam menikmati setiap uraian yang disajikan dalam buku ini tanpa kehilangan signifikansi dari setiap bagiannya.”

Di dunia politik, H. Arsid memulai debut bertamanya pada tahun 2010 silam, dimana pada waktu itu ia menjadi Calon Walikota Tangerang Selatan berpasangan dengan Andre Taulany. Dalam kontestasi itu ia hanya sampai pada peringkat kedua. Tahun 2015 ia kembali mencoba peruntungan kembali dengan menjadi Calon Walikota Tangerang Selatan berpasangan dengan Elvier Ariadiannie. Lagi-lagi nasibnya masih kurang beruntung, ia hanya sampai peringkat kedua.

Namun begitulah H. Arsid, sosok yang memiliki keteguhan dan tekad yang kuat. Di Pilkada Tangserang Selatan 2020 nanti, ia berniat kembali untuk menjadi Calon Walikota. “Saya mah ora ada kapok-kapoknya.” Modal sosial yang dimilikinya dinilai sangat cukup kuat, tinggal bagaimana selanjutnya garis takdir yang berbicara. []

Advertisement

Populer