- Kerap Dibilang Letoy, Seorang Kakek Pemulung di Pamulang Tangsel Ini Bacok Istri Sirinya
- Mengenal H. Arsid; Sang Birokrat, Akademisi, dan Politisi
- AKBP Ferdy Irawan Harap Pokja Wartawan Harian Tangsel Dapat Terus Bersinergi Dengan Polres
- Walikota Airin Rachmi Diany Minta Seluruh Elemen Masyarakat Sukseskan Pilkada Tangsel 2020
- Seleksi Penyuluh Agama Islam non PNS di Lingkungan Kemenag Tangsel Tahun 2019
- Maulid Nabi Muhammad SAW di Yayasan Al-Ijtihadul Islamiyah Pondok Aren Tangsel
- Kemenag dan Pemkot Tangsel Tandatangani Hibah Tanah
- Si Pangsi, Maskot Pilkada Tangsel 2020
- Launching Pilkada Tangsel 2020: Pilkada Berbudaya, Tangsel Berdaya
- Bobol ATM di Minimarket Pondok Aren, Pelaku Menyelinap Lewat Atap
Ortu Sering Bertengkar di Depan Anak? Ketahui Efek Buruknya di Sini
Adanya beda pendapat sampai bertengkar di antara ibu dan ayah memang umum. Terkadang pertengkaran sekecil apa pun tidak bisa disembunyikan di depan buah hati. Namun, orangtua harus tahu bahwa bertengkar di depan anak harus dihindari sama sekali. Ini karena dapat membawa pengaruh negatif bagi kesehatan mental, bahkan menimbulkan trauma pada buah hati. Trauma apa yang bisa muncul dan bagaimana cara mengatasinya?
Tanda anak trauma setelah melihat ortu bertengkar
Orangtua bisa mengetahui dengan adanya perubahan perilaku pada anak. Setiap anak memiliki reaksi berbeda, tapi umumnya Anda bisa melihat perbedaan perilaku anak setelah kejadian tersebut.
Misalnya sehabis anak melihat pertengkaran, sikapnya jadi takut pada Anda dan pasangan, atau bisa juga berusaha menghindar dari Anda berdua. Tak hanya itu, anak yang trauma akibat pertengkaran orangtuanya juga akan sering murung, banyak menyendiri, atau suka menangis.
Anak dapat dengan mudah belajar dan merekam semua hal yang ia lihat, termasuk pertengkaran orangtuanya. Maka itu, sebisa mungkin bertengkar di depan anak harus dihindari.
Cara menjelaskan arti bertengkar di depan anak
Jika pertengkaran tidak bisa dihindarkan hingga terlihat oleh si kecil, sebaiknya Anda dan pasangan segera memberikan ia pengertian. Jelaskan pada anak apa yang baru saja terjadi, agar ia tidak merasa tertekan bahkan sedih.
Penjelasan tentang apa itu bertengkar perlu disesuaikan dengan usia anak. Misalnya pada anak usia TK (4-6 tahun), Anda bisa jelaskan dengan kalimat seperti, “Adik, tadi Ibu dan Ayah cuma marahan sebentar, kayak kamu dan teman di sekolah, tapi kita udah baikan, kok”.
Jelaskan juga, dengan bertengkar ibu dan ayah jadi paham apa yang disukai dan tidak disukai, seperti si kecil dan temannya di sekolah. Katakan juga bahwa ibu dan ayah akan belajar agar bersikap lebih baik nantinya.
Sedangkan jika bertengkar di depan anak yang berusia remaja, orangtua bisa menjelaskan dengan jujur. Jelaskan bahwa setiap orang punya perbedaan pendapat, termasuk ibu dan ayah.
Tidak lupa, jelaskan juga bahwa meskipun bertengkar, Anda dan pasangan sedang berusaha atau sudah menyelesaikan masalah beda pendapat tersebut. Arti bertengkar di depan anak remaja bisa dijelaskan sebagai proses belajar mengenal antara ayah dan ibu sembari memperbaiki diri.
Penjelasan yang jujur pada anak usia remaja ke atas penting dilakukan. Ini perlu dilakukan agar anak paham kondisi orang tua dan merasa dipercaya dan dilibatkan dalam keluarga.
Bagaimana jika trauma anak dibiarkan begitu saja?
Bertengkar di depan anak bisa menyebabkan trauma mendalam dan efeknya ini akan berbahaya. Ibaratnya seperti luka kecil yang kalau dibiarkan lama-lama bisa menjadi infeksi dan membesar.
Contoh, misalnya trauma akan menyebabkan anak dipenuhi rasa ketakutan dan kecemasan akibat sering melihat orangtuanya bertengkar. Rasa takut dan cemas ini dapat mengganggu belajarnya di sekolah, pertemanan atau kehidupan sosialnya, bahkan memengaruhi aktivitasnya sehari-hari.
Anak juga dapat menilai hubungan pernikahan sebagai hal yang negatif atau tidak menyenangkan. Bahkan anak dapat merasa tidak nyaman di rumah dan mengalihkan rasa trauma tersebut ke pergaulan atau hal negatif seperti minum-minuman beralkohol.
Membiarkan trauma anak dapat membuat perasaan anak jadi tertekan, lalu mengarah ke depresi, dan sampai bisa melukai dirinya sendiri.
Cara mengatasi trauma setelah bertengkar di depan anak
Apabila pertengkaran di depan anak betul-betul tidak dapat dihindari, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua. Pertama, tanyakan apa yang dipikirkan dan apa perasaan anak setelah melihat Ibu dan Ayahnya bertengkar. Dengarkan penjelasan anak baik-baik, pahami persepsi dan perasaan mereka.
Setelahnya, orangtua bisa melakukan edukasi. Edukasi maksudnya dengan memberikan penjelasan kepada anak tentang pertengkaran yang terjadi. Setidaknya, katakan pada anak, bahwa pertengkaran ini hanya sesaat, Ibu dan Ayah juga sudah berbaikan setelahnya.
Ibu dan ayah bisa melihat bagaimana reaksi dan dampak ke anak beberapa hari atau minggu kemudian. Apabila sikap anak tidak berubah, masih ceria seperti biasa, orangtua sebisa mungkin jangan menunjukkan lagi pertengkaran tersebut.
Namun, bila masih ada keluhan, misalnya anak jadi murung terus menerus, dan masih takut kepada Ayah Ibu, sebaiknya segera dibawa ke profesional, misalnya psikolog.
Kabartangsel.com
Related Posts
Latest News
-
Kerap Dibilang Letoy, Seorang Kakek Pemulung di Pamulang Tangsel Ini Bacok Istri Sirinya
Diduga kesal lantaran dibilang kejantanan sudah tidak perkasa alias letoy,...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Pelaku Persekusi Terhadap Banser Depok Dilaporkan ke Polisi
Banser Jakarta Selatan (Jaksel) melaporkan tindakan persekusi oleh orang tidak...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Agar Aktivitas Tak Lagi Terhambat
Anda pernah gelisah hingga berdampak pada fisik seperti muncul jerawat,...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Mengenal H. Arsid; Sang Birokrat, Akademisi, dan Politisi
Oleh: Ramdhany Tanggal 28 Agustus 2019 yang lalu, bapak saya...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Mata Pertama
Oleh : Dahlan Iskan Kasihan kita ini. Baru satu orang...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Bukan Sekadar Rempah, Simak 6 Manfaat Lada Hitam Bagi Tubuh
Selain cabai, lada hitam sering digunakan untuk menambahkan rasa pedas...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Kawal Ceramah Gus Muwafiq, Anggota Banser Depok Dicegat, Dikatain Kafir dan Binatang Oleh Jawara
Eko, anggota Banser Kota Depok dan salah seorang temannya mendapatkan...
- Posted Oktober 18, 2019
- 0
-
Kerap Dibilang Letoy, Seorang Kakek Pemulung di Pamulang Tangsel Ini Bacok Istri Sirinya
Diduga kesal lantaran dibilang kejantanan sudah tidak perkasa alias...
- Jumat, 18 Oktober 2019
-
Pelaku Persekusi Terhadap Banser Depok Dilaporkan ke Polisi
Banser Jakarta Selatan (Jaksel) melaporkan tindakan persekusi oleh orang...
- Jumat, 18 Oktober 2019
-
Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Agar Aktivitas Tak Lagi Terhambat
Anda pernah gelisah hingga berdampak pada fisik seperti muncul...
- Jumat, 18 Oktober 2019
-
Ridwan Saidi; Mencari Identitas Cultural Tangsel
Oleh : Ridwan Saidi Pemakaian nomenklatur identitas mestilah berpijak...
- Jumat, 18 Oktober 2019
- 0
-
PSB, Tangsel Sediakan Kuota 20 Persen Untuk Siswa Kurang Mampu
Ada hembusan angin segar dan secercah harapan bagi Anda...
- Jumat, 18 Oktober 2019
- 0
-
Asyik… Rute KRL Serpong-Jakarta Hingga Jam 24.00 WIB
Akhirnya, usulan walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi...
- Jumat, 18 Oktober 2019
- 0