Connect with us

Meski bukan hal baru, bisnis jasa titip (jastip) saat ini sedang menjadi tren di Indonesia. Bisnis jastip kembali ngetren selama pandemi Covid-19 atau Corona. Pasalnya, selama pandemi, pemerintah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi aktivitas outdoor dan lebih banyak menghabiskan banyak waktu di rumah.

Alhasil, banyak orang yang mulai melirik jastip untuk membelikan berbagai barang yang ia inginkan. Apalagi jika barang yang ingin dibeli hanya ada di luar negeri, menggunakan layanan jastip tentunya lebih baik karena menawarkan pengiriman cepat ketimbang memesan lewat situs seperti eBay, Amazon, maupun Alibaba.

Bisnis ini mengandalkan biaya tambahan dari setiap barang yang dijual kepada konsumennya. Oleh karenanya, para pelaku bisnis ini menyebutnya dengan biaya jasa titip.

Para pelaku jastip biasanya menggunakan media sosial seperti Instagram sebagai media untuk menawarkan jasanya. Berbagai macam produk ditawarkan kepada konsumennya, mulai dari produk dari luar negeri sampai dalam negeri.

Advertisement

Bisnis jasa titip ini biasanya identik dengan barang-barang impor dari luar negeri, seperti sepatu, tas, kosmetik, baju. Namun, bisnis jastip ini tak selalu menjual barang-barang impor. Banyak pelaku bisnis ini yang membuka jasa titip dari dalam negeri.

Salah satu contohnya adalah jastip produk IKEA, jastip event Big Bad Wolf (BBW), dan jastip toko-toko di mal. BBW adalah event buku impor yang selalu diselenggarakan setiap tahun di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya di ICE BSD, Tangerang.

Untuk jastip toko di mal, produk yang ditawarkan biasanya dari brand ternama, seperti ZARA, H&M, Pull & Bear, Bershka, Stradivarius, Mango, dan brand lainnya. Para pelaku jastip dalam negeri ini akan mematok harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan jastip luar negeri.

Patokan biaya jasa titip dari setiap pelaku bisnis ini tentu berbeda-beda. Untuk jastip mal, biaya yang dipatok sekitar Rp20.000 sampai 25.000 per barang. Namun, lain lagi dengan jastip event BBW. Harga yang dipatok mulai dari Rp5.000 sampai Rp20.000 per buku.

Advertisement

Seperti yang disebutkan sebelumnya, situasi pandemi Covid-19 atau Corona ini memang menyulikatkan banyak orang untuk berbelanja Pasalnya, banyak toko-toko dan restoran yang mulai membatasi jam operasi. Dari mulai pusat perbelanjaan, toko retail hingga restoran mulai mengurangi jumlah pengunjung.

Meski begitu, hal ini justru menjadi peluang bisnis bagi layanan jastip. Dikutip dari berbagai sumber, Andryana, salah satu pelakuk layanan jastip D’teatip_Shopper mengaku mendulang keuntungan besar selama pandemi Covid-19 atau Corona ini. Menurutnya, sejak bulan April tahu 2020 lalu, pesanan jastipnya semakin lama semakin meningkat.

Menurutnya, tren belanja lewat jastip perlahan sudah jadi kebiasaan baru selama pandemi, khususnya bagi para ibu rumah tangga.

“Kalau sekarang karena banyak member yang ada di rumah. Bahkan kerja pun di rumah jadi mereka kalau belanja ya mereka minta dari jastip,” kata dia.

Advertisement

Dari mulai pakaian, kosmetik, mainan anak anak hingga perlengkapan dia tawarkan kepada 450 member jastipnya. Untungnya, Andryana punya dua grup WhatsApp khusus para member, dia pun bisa dengan mudah memosting foto barang diskon di grup tersebut. Bahkan sesekali Andryana menerima orderan langsung dari para member. Tentu bagi Andryana tidak sulit mencari barang-barang yang diminta.

Berkat kedekatan dengan pihak retail dan beberapa Sales Promotion Girl (SPG) di sana, Andryana seperti tak pernah kehabisan informasi barang-barang diskon.

“Bahkan pihak retail juga sebenarnya terbantu dengan kehadiran kita,” ucap dia.

Menurut Andryana, pesanan paling tinggi terjadi pada September ini. Walau tidak merinci berapa jumlah pesanan yang dia terima, Andryana memperkirakan total permintaan yang datang bisa mencapai mencapai 1.000 lebih.

Advertisement

“Paling banyak mainan anak-anak. Mainan edukasi anak yang dari kayu. Jadi anak dan orang tuanya juga bisa ikut mainan,” kata dia.

Barang lain yang juga jadi pesanan anggota membernya yakni masker. Tak tanggung-tanggung, pesanan bisa sampai angka ribuan. Wajar saja banyak yang membeli dalam jumlah besar. Rupanya pelanggan Andryana bukan hanya pengguna saja, para reseller juga masuk dalam list member Andryana.

Per-barang, Andryana mengaku hanya menambahkan biaya jastip sebesar Rp 20.000. Itu pun tergantung dari bentuk dan tingkat kesulitan pengemasan barang tersebut.

“Tergantung ukuran sih. Kalau pengemasan, berat dan tingginya masih normal ya cuma Rp 20.000. Pernah kemarin ada yang jastipin prosotan karena agak besar ukurannya ya biayanya nambah,” terang dia.

Advertisement

Barang itu nantinya dikirimkan pihak retail kepada pembeli dengan jasa pengiriman barang. Dia tak lagi memberlakukan jastip ke lapangan lantaran pandemi Covid-19 atau Corona.

Lain lagi yang dialami Meida Liya, perempuan yang menggeluti bisnis titip-menitip ini sejak tahun 2009. Saat itu ia bekerja di Zara, sebuah produsen pakaian merek internasional yang hanya dijual di Jakarta. Sebagai kasir, ia kerap menerima telepon dari pelanggan yang menanyakan detail pakaian yang akan dipesan lewat situs resmi Zara.

“Karena sering menerima telepon, akhirnya mereka titip lewat saya. Minta tolong dibelikan baju, uangnya ditransfer ke rekening saya,” katanya.

Lama-lama Liya mendapat banyak pesanan untuk membelikan pakaian bermerek populer lainnya, seperti Manggo dan Zogo. Liya pun diberi upah untuk setiap kali belanja.

Advertisement

“Itu orang-orang kaya di Semarang, di Magelang, sekali belanja bisa puluhan. Beli satu tas saja harganya bisa 20 jutaan. Ada juga yang telepon, bilang mau ada pesta kebun, minta tolong dibelikan outfit warna hitam, dari bawahan sampai atasan,” ujarnya.

Selama tiga tahun, Liya mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan itu. Pada 2012 ia memutuskan keluar dari Zara dan sepenuhnya menekuni jasa titip. “Tapi waktu itu hanya pakaian, belum barang lain,” imbuhnya.

Cerita sama dari mulut Pipit. Bermula dari sering mendapatkan titipan membeli barang, ia berani meninggalkan pekerjaannya di BNI. Semula hanya lewat toko online dengan memajang khusus pakaian anak, ia kerap mendapat pesanan untuk membeli barang di Jakarta. Lama-lama pesanan titipan itu jauh lebih banyak dari pembelian di toko online. Ia memutuskan banting setir dan membuka jastip.

Dalam perjalanannya, jastip dimudahkan lewat kehadiran media sosial, terutama Instagram. Baik Liya maupun Pipit memanfaatkan Instagram untuk meraih calon pembeli, serta mengandalkan grup WhatsApp mereka untuk menyebarkan penawaran jastip.

Advertisement

Nah, apakah kamu juga tertarik menggeluti bisnis jastip? Jika iya, ada baiknya kamu menyimak beberapa tips berikut ini sebelum memulainya:

1. Pahami Skema Usahanya

Untuk memulai usaha jastip ini kamu harus benar-benar memahami sistem serta skema dari usaha ini. Apakah pembeli memberikan uang muka untuk barang atau produk yang ingin dibeli terlebih dahulu dan sisanya dibayar saat barang sudah datang atau kamu membelinya terlebih dahulu baru setelah itu diberikan kepada pembeli.

Hal penting yang perlu dipahami pada usaha ini pastikan agar pelanggan tidak kecewa. Salah satunya karena ketidaksesuaian harga asli serta tarif yang dipasangnya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan rasa kepercayaan satu sama lain dan tentunya harus saling transparan.

2. Siapkan Modal

Modal juga menjadi salah satu hal penting yang harus kamu miliki jika ingin memulai sebuah bisnis jastip. Meskipun dalam bisnis jastip kebanyakan pelanggan sudah memberikan uang terlebih dahulu di awal, modal tetap dibutuhkan untuk mengatasi hal-hal tak terduga yang bisa saja terjadi saat kamu membelikan pesanan pelanggan. Mulai dari barang yang terlalu mahal dan melebihi perkiraan, membeli ekstra koper, hingga menambah biaya bea cukai yang bisa sangat mahal.

Advertisement

3. Melakukan Riset

Agar tidak kesulitan saat sampai di tempat tujuan jastip, terlebih jika lokasinya di luar negeri, ada baiknya kamu melakukan riset terlebih dahulu. Mulai dari transportasi, penginapan, lokasi belanja, berapa jarak yang harus ditempuh dari satu tujuan belanja ke tujuan yang lain, hingga riset soal tempat penukaran uang.

Ini juga diperlukan agar kamu dapat melakukan belanja dengan lebih efektif. Tak hanya itu, sebagai penyedia jasa, kamu juga harus mencari tahu barang apa yang sedang paling banyak dicari agar bisa ditawarkan kepada pelanggan sebelum berangkat.

4. Mempersiapkan Niat dan Mental

Advertisement

Niat dan mental harus kamu persiapkan dengan matang sebelum memulai bisnis Jastip. Karena bisnis jastip ini tidak mudah, maka dua hal tersebut penting dilakukan agar bisa konsisten dalam menjalaninya. Niat dan mental yang kuat juga penting agar kamu tidak mudah menyerah saat merasa penat dan lelah karena terlalu banyak pesanan, serta menghadapi pelanggan.

5. Belanja Bersama Patner dan Tim

Sebaiknya kamu tidak melakukan perjalanan jastip sendirian. Apalagi jika kamu harus menangani banyak pesanan. Jika belum memiliki tim, ajaklah teman atau saudara untuk membantu kamu saat berbelanja.

Informasikan bahwa tujuan kamu ke sana adalah untuk berbisnis, bukan berlibur. Usahakan orang yang diajak ini siap menghadapi risiko sama seperti kamu. Jangan sampai di sana nanti mereka justru merepotkan.

Advertisement

6. Aktif di Sosial Media Sosial dan Selalu Standby dengan Alat Komunikasi

Sebagian besar bisnis jastip saat ini bisa kamu temukan lewat Instagram. Oleh karena itu, kamu dituntut untuk rajin mengunggah konten dan menyapa followers di akun jastip yang dikelola. Tujuannya agar pelanggan atau calon pelanggan yakin bahwa bisnis kamu ini terpercaya.

Cara ini juga memudahkan kamu mencari tahu apa saja yang sedang tren dan banyak dicari oleh pembeli. Selain itu, sebagai penyedia jasa, kamu juga harus cepat tanggap saat membalas pesan dari pelanggan.

7. Jaga Komunikasi dengan Pelanggan

Advertisement

Istilah ‘pelanggan adalah raja’ mungkin tidak berlaku pada bisnis-bisnis besar saja. Pada bisnis jastip, pelanggan juga harus diperlakukan seperti customer pada umumnya. Kamu harus sabar dan sopan saat melayani pelanggan meskipun mereka menyebalkan atau batal membeli. Tak hanya itu, ketika kamu sedang tidak membuka jasa, usahakan untuk tetap menyapa mereka lewat postingan atau pesan singkat.

8. Selalu Perhatikan Kesehatan

Perhatikan kondisi kesehatan kamu sebelum pergi melakukan perjalanan jastip. Jika tidak, bisa jadi nanti kamu  jatuh sakit karena terlalu lelah mondar-mandir mencari pesanan pelanggan. Sesibuk apapun saat berbelanja, luangkan waktu untuk makan dan jangan diet. Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, minum air putih yang banyak agar tidak dehidrasi, dan istirahat yang cukup.

9. Pelajari Trik Packing Barang

Advertisement

Rata-rata, penyedia jasa titip berangkat membawa satu koper dan pulang bisa membawa lebih dari dua koper karena saking banyaknya titipan. Untuk meminimalisir pembayaran bagasi, maka jika benar-benar berniat bisnis jastip, kamu harus bisa mengemas semua barang titipan pelanggan dengan baik dan tetap rapi agar tidak memakan tempat terlalu banyak ruang.

Itulah pembahasan seputar bisnis jastip yang sedang digandrungi selama pandemi Covid-19 atau Corona ini. Semoga bermanfaat ya!

(red/fid)

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer