Connect with us

Lifestyle

Podiatris, Dokter Spesialis yang Menangani Masalag dan Penyakit Kaki

Mungkin Anda sudah familier dengan dokter spesialis seperti obgyn (dokter kandungan), pediatris (dokter anak), atau internis (dokter penyakit dalam). Namun, apa Anda pernah mendengar ada dokter yang khusus menangani masalah pada kaki? Cabang spesialisasi kesehatan dan masalah kaki disebut podiatri, dan dokternya disebut podiatris. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang podiatri di bawah ini.

Podiatri adalah cabang kedokteran masalah kesehatan kaki

Podiatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah kesehatan kaki, termasuk telapak kaki, kuku dan jari-jemari, serta area sekitar pergelangan kaki.

Dokter spesialis masalah kaki disebut dengan podiatris. Jenjang karier podiatris diawali dengan menempuh pendidikan kedokteran di universitas negeri atau swasta selama 4 tahun.

Advertisement

Setelah lulus dengan gelar sarjana kedokteran, calon podiatris harus menjalani residensi di rumah sakit atau klinik selama 3-4 tahun dan melanjutkan pendidikan spesialis di bidang podiatri. 

Podiatris adalah dokter yang memeriksa, mendiagnosis, serta mengobati masalah kesehatan seputar kaki. Termasuk di dalamnya adalah tulang kaki, persendian kaki, kulit, otot, jaringan ikat, saraf, dan sirkulasi tungkai bawah kaki.

Masalah kesehatan apa yang ditangani podiatris?

Ranah kesehatan kaki yang jadi fokus podiatri bukan cuma sebatas masalah ringan seperti cantengan atau kapalan. Namun juga masalah struktur kaki seperti bunion dan telapak kaki datar, hingga perawatan luka kaki diabetes. Podiatris juga bisa menangani cedera kaki, termasuk kasus yang harus dioperasi, dan perawatan pascamasalah, seperti terapi jalan.

Kondisi yang harus ditangani oleh podiatris adalah sebagai berikut:

Advertisement
  • Arthritis (terutama osteoartritis tetapi juga asam urat, arthritis rheumatoid, dan arthritis pasca-trauma)
  • Gangguan kaki diabetik (termasuk borok, infeksi, neuropati, penyembuhan luka lambat, dan artropati neurogenik atau sendi Charcot)
  • Kelainan bentuk kaki (termasuk bentuk kaki rata, kaki melengkung tinggi, bunion, dan hammertoe)
  • Cedera kaki dan pergelangan kaki (termasuk keseleo, kaki tegang, dan tulang kaki patah)
  • Nyeri tumit dan lengkung kaki (termasuk taji tumit, Achilles tendinitis, dan plantar fasciitis)
  • Neuron Morton (pertumbuhan tumor jinak dari jaringan saraf yang menyebabkan nyeri pada kaki)
  • Kondisi kulit dan kuku (termasuk, kapalan, kuku yang tumbuh ke dalam atau cantengan, kutil plantar, kaki atlet atau kutu air, dan onikomikosis)
  • Cedera olahraga (termasuk memar, keseleo, fraktur tulang kaki, ruptur tendon, cedera ACL)

Harus ke dokter umum atau ke podiatris?

Di Amerika, gelar podiatris adalah DPM yakni Doctor of Podiatric Medicine. Namun sayang, cabang keilmuan spesialis podiatri belum ada di Indonesia. Maka di Indonesia juga belum ada gelar khusus untuk dokter yang mendalami masalah kaki.

Anda mungkin bisa mempertimbangkan ke mana harus berkonsultasi lebih lanjut soal masalah kaki dengan menanyakan beberapa poin berikut pada diri sendiri:

  1. Apakah Anda ingin ditangani dokter yang punya pengalaman bertahun-tahun dalam mengobati penyakit spesifik Anda (berbeda dengan dokter yang hanya memiliki pengetahuan dasar)?
  2. Apakah Anda merasa perlu melakukan operasi pada kaki atau pergelangan kaki?
  3. Apakah Anda sudah ke dokter umum namun masalah pada kaki tidak kunjung sembuh?

Jika Anda menjawab “ya” untuk salah satu dari ketiga pertanyaan di atas, maka sebaiknya Anda meminta rekomendasi dokter spesialis yang mungkin dapat menangani masalah spesifik Anda. 

Berhubung di Indonesia masih belum ada podiatris, untuk saat ini apabila Anda punya masalah kaki, Anda bisa konsultasi dulu ke dokter umum. Selanjutnya dokter umum dapat mengarahkan Anda ke dokter spesialis yang lebih tepat untuk masalah Anda.

Jika masalahnya lebih spesifik, seperti luka di kaki akibat komplikasi diabetes, Anda bisa berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam (internis). Jika Anda mengalami cedera olahraga, dokter umum dapat menyarankan Anda untuk berkonsultasi ke dokter spesialis ortopedi.

Kabartangsel.com

Advertisement

Source

Populer