Connect with us

Nasional

[SALAH] “Pasukan asing akan masuk NKRI melindungi warga asing”

[SALAH] "Pasukan asing akan masuk NKRI melindungi warga asing"

Bukan pasukan asing, kendaraan tempur di dalam foto adalah kendaraan milik Kontingen FPU Indonesia, bagian dari misi perdamaian PBB. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten yang Salah.

Advertisement

======

SUMBER

Pesan berantai Whatsapp.

======

Advertisement

NARASI

“Antisipasi Pasca Pemilu bila terjadi sesuatu maka Pasukan asing akan masuk ke NKRI dg dalih melindungi warga asing yg ada disini … Ini dugaan sementara, sekarang pertanyaannya dimanakah pasukan asing itu sendiri!? Anda tdk sadar bahwa mereka sdh ada disekitarmu tanpa anda sadari krn memang sdh dipersikahkan oleh Rezim.now…U know!?”

======

PENJELASAN

Advertisement

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

  • Post SUMBER membagikan foto kendaraan Pengangkut personel lapis baja (APC, Armoured Personnel Carrier) milik Kontingen FPU Indonesia.
  • Post SUMBER menambahkan narasi untuk membangun premis pelintiran yang tidak sesuai dengan konteks yang sebenarnya dari foto yang digunakan, kendaraan milik Indonesia dipelintir disebut sebagai milik asing.

——

(2) Beberapa informasi yang terkait:

  • detikNews: “Tentang FPU Indonesia dan Peranannya di Misi Perdamaian PBB”, selengkapnya di (1) bagian REFERENSI.
  • Wikipedia: “Pengangkut personel lapis baja”, selengkapnya di (2) bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

Advertisement

(1) http://bit.ly/2F1vzFy detikNews: “2017/08/09 04:23:29 WIB

Tentang FPU Indonesia dan Peranannya di Misi Perdamaian PBB

Mei Amelia R – detikNews

(foto)
Formed Police Unit Indonesia di Sudan (Foto: Dok. Istimewa)

Advertisement

Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) setiap tahunnya mengirimkan delegasi ke Sudan untuk menjalankan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kontingen Formed Police Unit (FPU) Indonesia yang menjadi delegasi memiliki peranan penting dalam misi tersebut.

“Di sana ditempatkan kontingen Polri, yang disebut kontingan Garuda ke-9. FPU itu berjumlah 140 personel, kemudian IPO (Individual Police Officer) 16 orang. Mereka di bawah kerja di bawah naungan PBB dalam konteks menjaga perdamaian yang disebut peacekeeping,” ujar Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen HS Maltha di kantornya, Jl Patimura No 38, Kebayoran Baru, Jaksel, Selasa (8/8/2017).

(foto)
Irjen HS Maltha (Foto: Mei R Amelia/detikcom)

FPU Indonesia adalah satuan tugas Polri yang secara administratif pembinaan berada di bawah Biro Misi Internasional (Romisinter) Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri. Namun secara operasional, FPU Indonesia berkedudukan di bawah misi gabungan Uni Afrika-PBB di Darfur (AU-UN Hybrid Mission In Darfur/UNAMID).

Advertisement

Satgas FPU Indonesia mempunyai tugas dan wewenang sesuai mandat UNAMID Police dan UNAMID FPU Duties, yang merupakan penjabaran dari UNSCR 1769 Tahun 2007. Tugas itu adalah melindungi personel dan fasilitas PBB (Protect UN personnel and facilities), melindungi warga sipil (protect civilian), serta mendukung kegiatan operasi kepolisian di Sudan.

Tugas FPU-9 Indonesia adalah menjaga para pengungsi internal (IDPs) di Area of Responsibility (AoR) sesuai zona warden atau Zone C yang terdiri dari 11 subzone yang wajib dilakukan patroli dan pengamanan. Zone Warden merupakan kawasan pemukiman warga lokal, namun sebagian kecil ada yg disewakan untuk tempat tinggal staf PBB diluar super camp yang bekerja di UNAMID yang wajib dilindungi jika terjadi tindak kriminal dan serangan dari pihak pemberontak.

Kegiatan Sosial

Di luar tugas-tugas pokoknya sebagai penjaga perdamaian, tim FPU Indonesia juga melakukan kegiatan sosial yang tidak kalah pentingnya. Konflik berkepanjangan di Sudan memang telah membuat masyarakat Sudan hidup dalam serba keterbatasan, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak UNAMID.

Advertisement

“Kontingen Indonesia khususnya FPU 9, mereka di samping bisa melakukan tugas pokoknya, mereka juga bisa melakukan tugas-tugas samping seperti melakukan kegiatan sosial, memberikan hiburan, mengajarkan tarian, transform of culture jadi mereka mengajarkan menyanyi, bahasa, mengaji juga tidak kalah pentingnya,” papar Maltha.

(foto)
Foto: Mei R Amelia/detikcom

Kondisi para pengungsi di kamp penampungan sangat jauh dari layak. Para pengungsi hidup dengan segala keterbatasan, seperti tidur beralaskan pasir hingga kebutuhan makanan dan minuman yang sangat tergantung kepada bantuan dari PBB.

Tidak jarang, tim FPU melakukan kegiatan charity (amal), yang tentunya atas seizin UNAMID (United Nations-African Mission In Darfur). “Banyak kegiatan sosial yang kami lakukan, seperti yang kami lihat kemarin mereka (tim FPU) mendatangi kamp pengungsi, memberikan buku alat tulis, alat-alat belajar lainnya yang semuanya diserahkan langsung oleh kami mewakili Polri yang ditugaskan oleh Bapak Kapolri,” sambungnya.

Advertisement

Dalam pergaulannya sehari-hari dengan kepolisian negara lain, tim FPU saling bertukar informasi hingga pengalaman. “Jadi banyak hal yang didapat oleh anggota yang melakukan tugas, baik yang juga memberikan di Sudan tidak dibatasi ke polisi Sudan, tapi juga ke polisi-polisi yg melaksanakan tugas misi PBB di sana,” terangnya.

Kontingan FPU Indonesia sering mendapat predikat terbaik karena banyaknya kegiatan positif yang dilakukan. “Sejauh ini memang beberapa kontingen sampai ke kontingen 9, kita selalu merebut hati mereka dan mendapat predikat menjadi kontingen terbaik selama penugasan di El-Fashier, Darfur, Sudan,” katanya.

“Oleh karena itu kami harapkan ke depan agar tetap termotivasi apapun kegiatannya di sana, agar tetap menjaga nama baik bangsa dan negara terutama Polri,” sambungnya.

Dalam menjalankan misi perdamaian PBB, kontingen Polri ini tidak hanya dikirim ke Sudan. Sampai saat ini, Polri sudah mengirimkan 4 ribu personel ke beberapa negara yang berkonflik.

Advertisement

“Sebagai informasi masyarakat, bahwa polisi dalam konteks mengirimkan ke misi perdamaian ini sudah berjumlah 4.000 personel tidka hanya di Sudan, tetapi juga ke Haiti, Kamboja, Bosnia, kemudian ada di Naribia dan lain-lain. Insya Allah sampai saat ini mereka sudah punya predikat cukup baik, menjadi peringkat pertama bahkan kontingen terbaik apabila dibanding berbagai kontingen lain,” tuturnya.”

——

(2) Wikipedia: “Pengangkut personel lapis baja

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Advertisement

Pengangkut personel lapis baja (bahasa Inggris: Armoured personnel carrier atau APC) adalah kendaraan tempur lapis baja yang dibuat untuk mentransportasikan pasukan tempur infanteri di medan perang, biasanya dipersenjatai senapan mesin berkaliber kurang dari 20 mm[1], meski varian-variannya bisa saja dipersenjatai meriam, peluru kendali anti-tank, atau mortir. Kendaraan ini sebenarnya tidak dirancang untuk melakukan pertempuran langsung, melainkan dipersenjatai untuk pertahanan diri dan dilapisi baja untuk melindungi personel di dalamnya dari serangan lawan, dan pecahan-pecahan ledakan. APC bisa menggunakan roda biasa maupun roda rantai.

Kendaraan ini, terutama yang beroda biasa, di Indonesia disebut sebagai Panser, sebutan yang kurang tepat sebenarnya, mengingat Panser berasal dari kata Panzer[2], yang merujuk kepada jenis kendaraan tempur lapis baja Angkatan Darat Jerman (Wehrmacht) pada masa Perang Dunia 2 (1939 – 1945)…”

Selengkapnya di http://bit.ly/2TFFo3T.

——

Advertisement

(3) Post sebelumnya di http://bit.ly/2VQDjPY.

======

Sumber: https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/852977288368141/

Copyright ©

Advertisement

Populer