Connect with us

Pemerintahan

Sekolah Negeri di Tangsel Dapat Kesempatan Pertama Membentuk Smart School

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus menapaki jalan membentuk kota cerdas (smart city). Pada kesempatan kali ini, kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang itu dalam waktu dekat fokus menata dunia pendidikan bersama perwakilan dari pihak negara Inggris dalam hal smart school.

Khusus dunia pendidikan, Kota Tangsel merupakan destinasi pertama yang dikunjungi Prima Infra, selaku institusi yang mewakili sejumlah perusahaan besar di Inggris dalam hal kerjasama di bidang teknologi dan energi bersama negara lain. CEO Prima Infra, Nicholas Jannic mengatakan, kedatangan mereka kali ini yakni melakukan penataan kerjasama di bidang teknologi, khususnya tingkat SMA dan Perguruan tinggi.

Bantuan yang tengah dipersiapkan dari pihak luar menyangkut peralatan prasarana sekolah untuk peningkatan kualitas pendidikan di Kota Tangsel. “Untuk kerjasama di dunia pendidikan dengan Indonesia baru dilakukan di Kota Tangerang Selatan. Tapi sebelumnya kita juga pernah ada kerjasama dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, tapi disana untuk pembangunan infrastruktur,” kata Nico, Jumat (18/9).

Tidak dapat dipungkiri, pembentukan smart city harus menyasar beberapa aspek, tak kalah penting dunia pendidikan. Untuk itu, lanjut Nico, pihaknya bersedia menyalurkan bantuan tersebut lewat beberapa perusahaan di Inggris.

Advertisement

Google Dan Pemkot Tangsel Kerjasama Smart City

“Kami bersedia memberikan bantuan di bidang teknologi dan energi secara bertahap. Bisa juga nantinya ada bantuan infrastruktur di Kota Tangsel jika memang membutuhkan,” ucapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Sridoyo mengutarakan, parameter keberhasilan dunia pendidikan meliputi prestasi peserta didik. Sudah saatnya, dunia pendidikan secara luas mulai menerapkan pola pendidikan smart school. Disamping meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan akan terbentuk rasa nyaman peserta didik di sekolah.

“Jadi si anak memiliki motivasi tinggi datang ke sekolah. Kalau setiap hari mereka lebih lama ada di sekolah, pasti lebih banyak pula dampak positif yang diserap saat ada di dalam,” ujarnya.

Di Kota Tangsel, terdata 17 sekoah negeri tingkat SMA dan SMK. Dengan rincian, 12 SMA dan 5 SMK. Hanya saja, dari 17 sekolah tersebut belum ada yang memenuhi standar nasional.

Advertisement

“Sekolah SMA dan SMK di Tangsel hampir seluruhnya sudah sesuai standar nasional. Baru satu SMA saja yang belum. Sudah beberapa tahun belakangan, kita menerapkan pendidikan berbasis lingkungan hidup. Saya harap dengan adanya kerjasama dengan pihak Inggris, kita mampu membentuk sekolah dengan standar internasional,” harapnya.

Untuk membentuk cita-cita tersebut, Sridoyo menjelaskan, ada delapan standar yang harus dipenuhi. Diantaranya yang paling terpenting adalah terkait sarana dan prasarana sekolah, kurikulum plus, maupun standar tenaga pendidik.

“Bagi tenaga pendidik bisa lewat program sertifiksi internasional. Guru-guru di Kota Tangsel sekarang ini lebih banyak yang telah menyelesaikan pendidikan hingga S2 (Strata-2), malah sebagian sudah selesai atau menempuh S3,” urainya.

Pada hari pertama, sekolah di Kota Tangsel yang mendapat kesempatan dikunjungi Nicholas Jannic beserta jajarannya yakni SMAN 2 dan SMKN 3 di wilayah Setu. Di kedua sekolah tersebut, pembahasan menyangkut kerjasama peningkatan mutu pendidikan dengan pembenahan sarana dan prasarana sekolah.

Advertisement

Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Tangsel, Neneng memaparkan, kebutuhan tambahan di sekolah tersebut saat ini adanya sport indoor (sarana olah raga dalam gedung) serta penguatan jaringan internet sekolah. Setiap hari, penggunaan internet di SMAN 2 terbilang tinggi.

“Kalau sedang dipakai secara berbarengan, jaringan internet kita sedikit lambat. Makanya kita butuh fasilitas tambahan untuk itu,” katanya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Neng, kegiatan belajar mengajar (kbm) di sekolahnya sudah menerapkan less paper. Dimana, murid diperbolehkan pula membawa perangkat laptop maupun smart phone untuk menyimpan data-data materi pembelajaran.

“Saat ujian nasional, disini juga sudah secara online. Meskipun kebutuhan listrik kita menjadi lebih mahal,” tutup Neng. (DA/ID/kts)

Advertisement

Populer