Sebagai Institusi pendidikan yang telah lama bergelut di bidang bisnis, Universitas Prasetiya Mulya berkomitmen untuk memberikan pengabdian inklusif dan berkelanjutan melalui aktivitas entrepreneurship bagi masyarakat. Namun, pengabdian Prasetiya Mulya untuk masyarakat dalam sosialisasi kegiatan bisnis lebih kepada memberi ‘kail dan pancing ’ dan bukan sekedar memberi ‘ikan’. Dalam waktu beberapa tahun, program sociopreneurship yang dijalankan oleh Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Prasetiya Mulya dan para mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya dalam mata kuliah wajibnya, Community Development telah menghasilkan bisnis-bisnis kecil yang mulai sukses di masyarakat yang telah dibinanya.
Hal inilah yang dipaparkan dalam acara “Pengabdian Inklusif dan Berkelanjutan melalui Aktivitas Entrepreneurship“ yang telah dilaksanakan pada Senin, 26 September 2016 di Kanawa Coffee & Munch, Kebayoran Baru, Jakarta. Dalam acara yang dihadiri oleh M.Setiawan Kusmulyono (Ketua Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Prasetiya Mulya), Dr. Rudy Handoko (Wakil Dekan III Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya) dan Herawandi (mitra usaha Universitas Prasetiya Mulya) ini, dipaparkan sejumlah contoh sukses mitra usaha binaan Universitas Prasetiya Mulya, salah satunya adalah Herawandi.
“Kami mendidik mahasiswa bukan hanya berorientasi kepada profit semata tetapi juga dampak dan manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan sekitar yaitu entrepreneur yang memiliki tanggung jawab sosial,” kata M. Setiawan Kusmulyono menjelaskan.
Herawandi, contoh sukses mitra usaha binaan Universitas Prasetiya Mulya
Herawandi atau Kang Hera adalah salah satu mitra usaha binaan Prasetiya Mulya di Cibeber, Jawa Barat. Sebelumnya ia berprofesi sebagai distributor kerupuk dan belum memiliki pengalaman di bidang bisnis. Namun sejak Ia menjadi mitra usaha binaan mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya ia dapat berbisnis dan dalam dua tahun bisnisnya sangat berkembang. Awalnya, para mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya yang live-in dirumahnya hanya memberikan modal kompor dan wajan serta berbagi ilmu bisnis, marketing dan akuntansi. Dari hasil sharingdengan para mahasiswa dan dosen akhirnya dia memantapkan diri untuk berbisnis keripik pisang. Ternyata, bisnis ini sangat berkembang. Berkat kegigihannya berusaha dan mengikuti petunjuk dan binaan dari mahasiswa yang terus memonitor usaha Kang Hera selama setahun, hasil keripik pisang Kang Hera yang awalnya hanya 10 kg/ hari bisa menjadi 50 kg/hari di tahun pertama, dan penghasilan yang awalnya 80 ribu per hari dapat menjadi 250 ribu per hari di tahun pertama bahkan menjadi 350 ribu per hari di tahun kedua (2016).
“Harus saya akui, binaan Universitas Prasetiya Mulya berbeda dari Universitas lainnya” ujarnya. “Saat yang lain hanya KKN seminggu dan sebulan lalu kalau sudah selesai ya tidak ada kabarnya lagi, kalau Prasetiya Mulya masih terus berhubungan dengan kami dan memonitor bisnis kami hingga setahun kedepannya, mereka bahkan membantu menjualkan produk saya via online dengan dibuatkan facebook dan lewat kaskus” tambahnya bersemangat.
Saat ini Lantak Pisang Balap Kang Hera yang dibanderol dengan harga 30- 40 ribu per kilo ini sudah memiliki 6 karyawan dan produknya sudah didistribusikan di lebih dari 450 warung dan outlet di wilayang Cibeber, Bandung, Sukabumi dan Bogor. Ia juga mulai masuk ke toko oleh-oleh besar di wilayah tersebut. Dari penghasilannya berbisnis, Kang Hera sudah dapat memperbesar dapur bisnisnya dan juga membeli tanah sebesar 300 meter untuk menanam pisang sendiri. Saat inipun dia sudah mendapatkan target dari Prasetiya Mulya agar bisnisnya dapat beromzet hingga 20 juta rupiah per bulan.
Herawandi hanyalah salah satu kisah sukses dari puluhan usaha kecil yang telah dibina oleh Universitas Prasetiya Mulya di berbagai daerah. Pendampingan usaha oleh mahasiswa berlangsung selama delapan bulan, sedangkan pembinaan oleh Universitas Prasetiya Mulya akan berlangsung selama 3-4 tahun di suatu wilayah.
Lebih dari 1.000 peserta pelatihan dan wirausaha yang sudah dibina oleh Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Univeritas Prasetiya Mulya. Saat ini cakupan wilayah pembinaan usaha oleh Universitas Prasetiya Mulya telah tersebar di sejumlah wilayah di Jakarta dengan program ketahanan keluarga (mompreneur), wilayah Tangerang, Jawa Barat dan Bali. Secara spesifik, program ketahanan keluarga ini memberikan bekal keterampilan berwirausaha seperti memasak dan berbisnis makanan kepada para ibu di sekitar Kampus Universitas Prasetiya Mulya. Program lainnya adalah mengenai kesehatan masyarakat yaitu mengenalkan jajanan sehat untuk anak-anaksekolah, sehingga anak-anak ini dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Selain itu, PPKM juga memperhatikan perkembangan guru-guru di lingkungan sekitar kampus dengan memberikan pelatihan pengelolaan keuangan yang dapat bermanfaat secara personal maupun untuk fungsi lainnya bahkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi siswa-siswinya.
Melalui slogan “Do Good, Well”, Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Prasetiya Mulya memberikan layanan terbaik yang menyeluruh kepada masyarakat sehingga dapat mendorong perkembangan pengetahuan, kemandirian, kesejahteraan di lingkungan sekitar. (fid)
- Pemerintahan7 hari ago
Pemkot Tangsel Raih Penghargaan Realisasi DAK Fisik Tercepat 2024
- Tangerang Selatan7 hari ago
Bersama Tangsel Ska Orchestra, Pilar Saga Ichsan Pukau Ribuan Penonton di Tangsel Sejiwa Fest 2024
- Pemerintahan7 hari ago
DWP Tangsel Raih Juara 1 Apresiasi E-Reporting dan E-Asuh Tingkat Provinsi Banten
- Pemerintahan6 hari ago
Tutup Tangsel Sejiwa Fest 2024, Benyamin Davnie: Tahun Depan Kita Bikin Lebih Seru Lagi
- Pemerintahan7 hari ago
ICCF 2024: Transformasi Tangsel dari Kota Satelit ke Pusat Ekonomi Kreatif
- Pemerintahan6 hari ago
Tangsel Investment Forum 2024, Benyamin Davnie: Kita Dorong Investasi di Sektor Wisata Kesehatan
- Pemerintahan7 hari ago
ICCF 2024: Penanaman Pohon di Kampung Keranggan, Perkuat Ekosistem Hijau di Tangsel
- Tangerang Selatan7 hari ago
Ditutup Kotak Band, Hari Pertama Tangsel Sejiwa Fest 2024 Sukses Pukau Puluhan Ribu Penonton