Namanya Muhammad Dong, akrab disapa Dong Ghanie. Lelaki kelahiran Jambi ini menyatakan diri untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dari Partai Gerindra, daerah pemilihan (dapil) Pamulang. Dapil ini dikenal sebagai dapil “neraka.” Kenapa disebut demikian, lantaran masyarakatnya yang urban dengan tingkat pendidikan relatif tinggi, ditambah para caleg “jago” berdomisili di kawasan ini guna memperebutkan 12 kursi.
Kondisi demikian tidak membuat Dong patah arang. Ia berkeyakinan dirinya bisa memenangkan pertarungan pileg. Mantan aktivis mahasiswa yang telah menetap sejak 1999 ini, sebelumnya adalah sosok yang berkutat di dunia konsultan public relation (PR). Tidak sedikit krisis komunikasi yang melibatkan perusahaan papan atas telah dia tangani, termasuk dengan pejabat publik.
“Saya berkeyakinan dengan dorongan semua relasi, kolega saya bisa duduk,” tegasnya belum lama ini.
Lantas apa gagasan yang dia bawa? Dong akan mencoba mensinergikan peran swasta dengan pemkot dalam membangun Tangsel. Tidak bisa dibantah, bahwa swasta telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Tangsel.
“Salah satu caranya adalah dengan mendesain suatu regulasi yang sama-sama menguntungkan antara pemkot dan swasta. Regulasi yang pro investasi dengan tetap tidak menabrak aturan-aturan yang lebih tinggi,” ujarnya lagi.
Intinya, lanjut dia, adalah bagaimana tercipta suatu sinergi yang baik antara pemkot dengan para pelaku usaha khususnya swasta. Ditambahkan Dong, jika bisa dipermudah kenapa harus dipersulit. Jika sinergi baik ini tercipta, tentunya menurut Dong akan memberikan keuntungan kepada pemkot sendiri, yakni bertambahnya pendapatan daerah dari sektor pajak.
Hal tersebut akan berkorelasi dengan ketersediaan lapangan kerja yang semakin terbuka lebar. Ujungnya tak lain meningkatnya kesejahteraan masyarakat Tangsel itu sendiri. “Untuk itu perlu kiranya dibangun semangat di jajaran birokrasi adalah bagaimana memberikan pelayanan yang mudah dan cepat, kemudian bagaimana pengelolaan anggaran daerah tepat sasaran, terukur dan terencana,” tukasnya.
Tak kalah penting adalah membangun karakter masyarakat di Tangsel dengan harapan muncul identitas lokal. Pembangunan fisik tanpa dukungan pembangunan karakter manusianya menurut dia tidak akan bisa berbanding lurus.
“Masyarakat Tangsel sudah majemuk, tinggal bagaimana identitas lokal inilah yang membuat semua multi etnik bisa berjalan beriringan,” tegasnya. (/fid)
-
Bisnis2 hari ago
WSBP Pacu Suplai Spun Pile, Progres Proyek Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai NCICD Paket 2 Tembus 69%
-
Bisnis2 hari ago
Investor Kembali Serbu Bitcoin, Potensi Tembus Rp1,8 M Semakin Nyata?
-
Bisnis2 hari ago
Telkom Indonesia Berikan Dukungan Penuh Pada Kompetisi Perencanaan Bisnis NBPC Business Project 5.0 di Makassar
-
Bisnis2 hari ago
Telkom Indonesia Ciptakan Ruang Baru untuk Developer Lokal Makassar Melalui AI Community Gathering
-
Bisnis2 hari ago
JOSSHUA ABRAHAM SUTANTO: MENEMUKAN “HACK” BAGAIMANA UANG BEKERJA UNTUKMU
-
Bisnis2 hari ago
LindungiHutan Capai Target 1 Juta Pohon, Ini Pihak-Pihak yang Mendukung Kesuksesannya
-
Bisnis1 hari ago
Peran Vital Petugas Daily Check Sarana di Stasiun: Menjamin Keselamatan dan Kenyamanan Perjalanan Kereta Api
-
Bisnis2 hari ago
Bitcoin Naik Tajam Mendekati USD $107.000, Dekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa