Indonesia bergabung dalam penelitian serologis global untuk COVID-19 yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memahami secara komprehensif tingkat infeksi, kejadian infeksi ringan dan tanpa gejala, serta proporsi antibodi terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada populasi umum berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia untuk memastikan kekebalan populasi kumulatif.
Pada awal bulan Juni, Indonesia menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam Solidarity II – sebuah platform kolaborasi global untuk meningkatkan pemahaman ilmiah di bidang studi serologis melalui implementasi WHO Unity Study.
“Deteksi dan penyebaran patogen pernapasan yang muncul seperti COVID-19 disertai dengan ketidakpastian atas karakteristik utama epidemiologis dan serologis,” menurut dr Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan. “Kami ingin menilai besarnya masalah dan menyelidiki tingkat infeksi dengan berpartisipasi dalam penyelidikan seroepidemiologis WHO.”
“Sejauh ini, bukti mengenai peran orang dalam fase tanpa gejala dan pra-simptomatik di tingkat global dalam transmisi COVID-19 masih terbatas,” jelas Dr N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia. “Berpartisipasi dalam studi internasional ini adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi, untuk memahami tingkat infeksi yang sebenarnya pada populasi umum.”
Di Indonesia, studi seroepidemiologis akan dipimpin secara bersama-sama oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Studi ini akan melibatkan para peneliti multidisiplin ilmu yang berasal dari berbagai institusi akademik dan penelitian, serta para ahli infeksi pernapasan akut, laboratorium rujukan regional, dan otoritas kesehatan di tingkat daerah. WHO memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian dan secara bersama-sama mengadaptasi protokol global Unity Study dengan pengaturan lokal dan karakteristik epidemiologis COVID-19 di Indonesia.
Studi ini diharapkan melibatkan lebih dari 10.000 peserta dari 17 provinsi dan 69 kabupaten/kota di Indonesia. Uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan netralisasi akan digunakan untuk mengukur prevalensi antibodi COVID-19.
Partisipasi Indonesia dalam studi serologis global akan berkontribusi tidak hanya pada respons kesehatan masyarakat dan pengambilan kebijakan di tingkat nasional, tetapi juga pada pemahaman global tentang seroprevalensi dan tindakan pengendalian. (rls)
-
Serba-Serbi1 hari ago
Kalender Juli 2025 Lengkap dengan Weton
-
Bisnis1 hari ago
Komitmen Jaga Laut, MIND ID Integrasikan Program Keberlanjutan
-
Pemerintahan2 hari ago
Dinsos Tangsel Salurkan Bantuan Logistik untuk Warga Terdampak Banjir
-
Bisnis1 hari ago
Ancaman Hilangnya Hutan Indonesia, Saatnya Meninjau Ulang Kebijakan Karbon Kita
-
Tokoh2 hari ago
Profil Wali Kota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davnie
-
Pemerintahan1 hari ago
DPD Forum Kewirausahaan Pemuda Tangsel Periode 2025-2028 Resmi Dilantik
-
Bisnis1 hari ago
Mahasiswa Information Systems BINUS UNIVERSITY Ciptakan Aplikasi Kesehatan Mental Berbasis AI di I/O Festival 2025
-
Tangerang18 jam ago
Prakiraan Cuaca Tangerang Hari Ini, Kamis 10 Juli 2025: Cerah Berawan Sepanjang Hari