Lifestyle
Apa Bedanya Penyebaran Penyakit Melalui Udara dan Droplet?
Penggunaan masker untuk mencegah penularan COVID-19 disinyalir tidak efektif bila yang memakainya adalah orang sehat. Alih-alih mengenakan masker, masyarakat lebih disarankan untuk menjaga kebersihan diri dan membatasi kontak dengan orang sakit. Pasalnya, penyebaran COVID-19 tidak melewati udara (airborne), melainkan droplet.
Penyebaran penyakit melalui udara dan droplet sering kali dikaitkan satu sama lain. Meskipun mirip, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Kemampuan penularan, jarak penyebaran, dan penyakit yang ditularkan juga bisa berbeda antara keduanya. Lantas, apa saja perbedaan tersebut?
Mengenal berbagai metode penyebaran penyakit
Bakteri, virus, maupun kuman penyebab penyakit lainnya dapat menular melalui berbagai cara. Penularan penyakit dalam dunia medis dikenal sebagai transmisi. Setiap jenis bibit penyakit bisa menyebar dengan metode transmisi yang berbeda-beda.
Melansir American Animal Hospital Association, sejauh ini diketahui terdapat lima jenis transmisi, yakni:
- Kontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh penderita. Bibit penyakit memasuki tubuh orang yang sehat melalui mata, mulut, atau luka terbuka.
- Melalui udara, baik secara langsung (airborne) ataupun droplet. Penyebaran via udara dan droplet biasanya terjadi pada penyakit saluran pernapasan.
- Secara oral dari makanan, air, atau permukaan barang yang terkontaminasi. Kuman biasanya terdapat pada feses, urine, atau liur penderita.
- Melalui vektor, yaitu makhluk hidup yang dapat menyebarkan penyakit seperti nyamuk, kutu, tikus, dan sebagainya.
- Zoonosis, yang berarti dari hewan ke manusia. Transmisi zoonosis dapat terjadi melalui kontak langsung, udara, vektor, ataupun oral.
Dari berbagai jenis transmisi, penyebaran melalui kontak langsung adalah yang paling sering terjadi dan risikonya pun sangat tinggi. Namun, penyebaran melalui udara juga perlu diwaspadai karena dapat mencakup banyak orang sekaligus.
Perbedaan penyebaran penyakit melalui udara dan droplet
Penyebaran penyakit melalui udara terjadi ketika orang yang sakit berbicara, batuk, atau bersin sehingga mengeluarkan partikel-partikel kuman dari tubuhnya. Kuman lalu beterbangan di udara dan menempel pada mata, mulut, atau hidung orang yang sehat.
Jika kuman menyebar melalui udara, penularan penyakit dapat terjadi meski penderita tidak melakukan kontak langsung dengan orang yang sehat. Bahkan, kuman bisa saja menyebar ke udara ketika penderita mengembuskan napas.
Oleh karena kuman bisa bertahan di udara, penularan melalui udara cenderung sulit dikendalikan. Ini sebabnya penyakit airborne seperti cacar air serta tuberkulosis lebih sulit dicegah dan ditangani. Penularannya pun terbilang cepat dan mencakup area yang luas.
Penyebaran penyakit melalui udara dan droplet sering dianggap sama. Padahal, ada perbedaan di antara keduanya. Penyebaran melalui droplet terjadi ketika orang yang sakit batuk atau bersin sehingga mengeluarkan percikan cairan (droplet) mengandung kuman.
Apabila percikan cairan berisi kuman memasuki mata, mulut, atau hidung orang yang sehat, orang tersebut dapat tertular penyakit. Metode penularan seperti ini terjadi pada pilek, infeksi Ebola, serta COVID-19 yang saat ini mewabah di beberapa negara.
Penyebaran droplet biasanya terbatas sejauh satu meter. Namun, droplet juga dapat menempel pada permukaan benda, terutama kenop pintu, ponsel, dan pegangan tangga. Anda berisiko tertular penyakit bila memegang barang yang terkontaminasi, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan dengan sabun.
Mencegah penyebaran penyakit melalui udara dan droplet
Penyakit airborne memang sangat sulit dicegah, tetapi Anda dapat mengurangi risiko tertular dengan melakukan langkah-langkah berikut:
- Membatasi kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala penyakit.
- Tetap di rumah ketika Anda tidak enak badan.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk atau bersin. Jika tidak ada tisu, gunakan lengan baju Anda untuk menutup mulut dan hidung.
- Mengenakan masker jika harus berada di antara kerumunan.
- Tidak menyentuh wajah atau orang lain sebelum mencuci tangan.
- Rutin mencuci tangan setidaknya selama 20 detik, terutama setelah batuk atau bersin.
Cara serupa juga dapat Anda lakukan untuk mencegah penularan penyakit melalui droplet. Akan tetapi, langkah terbaik untuk melakukan pencegahan sebenarnya adalah dengan rutin mencuci tangan dan membatasi kontak dekat dengan orang sakit.
COVID-19 pun menyebar melalui droplet. Jarak penularannya amat terbatas sehingga seseorang harus berjarak kurang dari 2 meter dari penderita untuk bisa tertular. Inilah mengapa Anda dapat mencegah COVID-19 dengan cara yang sama seperti mencegah flu, pilek, maupun penyakit lainnya yang menular dengan transmisi serupa.
Sementara itu, penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sakit sehingga berisiko menulari orang lain. Jika tubuh Anda cukup sehat, Anda sudah bisa melindungi diri lewat cuci tangan secara rutin serta membatasi kontak dengan sumber infeksi.
Kabartangsel.com
- Banten7 hari ago
Ketua DPRD Fahmi Hakim Tinjau Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2024/2025 di Provinsi Banten
- Pemerintahan4 hari ago
IPM Tangsel Tahun 2024 Naik 84,16 Persen, Tertinggi di Banten dan Lampaui Rata-Rata Nasional
- Nasional7 hari ago
Tinjau Medan Islamic Center, Wapres Gibran Rakabuming Harap Jadi Pusat Harmoni dan Pembelajaran Masyarakat
- Nasional2 hari ago
Dampingi Presiden Prabowo, Wapres Gibran Rakabuming Raka Hadiri Perayaan Natal Nasional 2024
- Hukum7 hari ago
Kapolri Listyo Sigit Prabowo: Mari Genggam Erat Persatuan dan Kesatuan
- Nasional7 hari ago
Wapres Gibran Rakabuming Raka Tinjau Perayaan Natal di GBI Solo
- Hukum5 hari ago
Kapolri Perintahkan Jajaran Perketat Pengamanan pada Lokasi Wisata
- Nasional7 hari ago
Komitmen Berantas Korupsi, Kemenag RI Gelar Festival Hakordia di UIN Jakarta