Lifestyle
Bisakah Penyakit Lupus Terjadi Pada Anak dan Remaja?

Normalnya, sistem kekebalan tubuh (imun) akan memproduksi sel kekebalan dan antibodi untuk melawan kuman dan infeksi. Sayangnya, sistem kekebalan imun pada orang dengan penyakit lupus akan sangat aktif dan tidak bekerja dengan normal. Selain menyerang orang dewasa, dapatkah penyakit lupus terjadi pada anak dan remaja?
Bisakah lupus terjadi pada anak dan remaja?
Penyakit lupus merupakan gangguan autoimun. Pada gangguan ini, sistem imun tidak bisa membedakan sel-sel tubuh yang sehat dengan kuman pembawa infeksi.
Akibatnya, sistem imun dapat menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Menurut Children’s Hospital of Philadelphia, sekitar 25.000 anak-anak dan remaja diketahui memiliki penyakit lupus. Penyakit ini paling umum menyerang mereka yang berusia 15 tahun.
Penyakit ini disebut sebagai penyakit peniru karena gejala awal penyakit hampir sering dijumpai pada penyakit lain. Contohnya, demam, tubuh lemah, dan tidak nafsu makan.
Selain itu, gejala yang muncul juga dapat hilang dan timbul sehingga sebagian besar orang mengira mereka sembuh dari penyakit.
Penyakit lupus yang terjadi pada anak dan remaja, memiliki gejala berbeda-beda. Akan tetapi, umumnya mereka akan merasakan beberapa gejala, meliputi:
- Demam lebih dari 37º Celcius
- Tubuh lelah dan nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
- Nyeri otot dan pembengkakan pada sendi
- Rambut rontok dan jari-jari tangan serta kaki menjadi putih atau kebiruan
- Muncul ruam pada hidung dan pipi yang berbentuk kupu-kupu yang disebut malar.
- Ruam muncul setelah terpapar sinar matahari
- Adanya luka di mulut atau hidung
Dibanding orang dewasa, penyakit lupus pada anak dan remaja cenderung lebih sering memiliki masalah dengan organ-organ vital, terutama ginjal dan otak.
Bila sudah menyerang organ vital ini, anak mungkin akan merasakan gejala, seperti:
- Urine berwarna gelap disertai pembengkakan pada kaki, tungkai, dan kelopak mata. Ini menandakan penyakit sudah menyebabkan peradangan pada ginjal (nefritis).
- Sesak napas dan nyeri dada bila paru-paru atau selaput paru (pleura) mengalami peradangan.
- Sakit kepala, daya ingat bermasalah, dan kejang bila peradangan menyerang otak (cerebritis)
Penyebab penyakit lupus pada anak dan remaja

Penyakit lupus tidak menular, seperti campak. Penyebab kenapa anak-anak terkena penyakit ini juga belum diketahui secara pasti.
Faktanya, orangtua dengan penyakit ini hanya berisiko sebesar 5-10% untuk menurunkan lupus pada buah hatinya.
Sementara ini, peneliti percaya bahwa penyakit lupus pada anak disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Riwayat keluarga. Anak yang lahir dengan gen tertentu, kemungkinan berisiko terkena lupus.
- Lingkungan. Lingkungan memainkan peran penting dalam penyebaran infeksi, paparan sinar UV, tekanan ekstrem, dan kadar hormon estrogen dalam tubuh yang bisa membuat anak memiliki risiko tinggi terkena lupus.
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, anak yang terkena lupus harus menjalani serangkaian tes, mulai dari pengecekan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta pencitraan.
Tes untuk mendiagnosis lupus yang terjadi pada anak umumnya, meliputi:
- Tes darah dan urine menguji antibodi dan menilai fungsi ginjal.
- Tes pelengkap untuk mengetahui kadar komplemen darah dan protein dalam darah.
- Rontgen (pemindaian dengan sinar X) untuk mengetahui kondisi organ vital, jaringan internal, dan tulang.
- Tes C-reactive protein (CRP) untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh.
- Tes laju sedimentasi eritrosit (ESR) untuk mengukur kecepatan sel darah merah untuk menggumpal
Bisakah penyakit lupus pada anak dan remaja disembuhkan?
Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan lupus. Namun, beberapa perawatan dapat membantu meringankan gejala lupus.
Pengobatan biasanya akan disesuaikan dengan keparahan lupus dan sistem tubuh yang terpengaruh.
Obat pereda nyeri, seperti acetaminophen atau ibuprofen, mungkin akan diresepkan pada anak yang menderita lupus. Beberapa di antaranya diberi obat malaria untuk mengobati ruam pada kulit dan nyeri sendi.
Selain itu, dokter spesialis anak juga akan meresepkan obat steroid antiperadangan yang mampu mengatasi demam dan kelelahan.
Anak juga akan diminta untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, tidur cukup, dan menghindari stres.
Kabartangsel.com
-
Nasional3 hari ago
Presiden Prabowo Subianto Resmikan Kampus Bhinneka Tunggal Ika Unhan
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Daftar Nama Pemain yang Dilepas Persita Tangerang
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
16 Daftar Nama Pemain yang Masih Bertahan Bersama Persita Tangerang
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Hadapi Liga 1 2025/26, Persita Tangerang Lepas 11 Pemain, 16 Pendekar Cisadane Bertahan
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Carlos Pena Pelatih Baru Persita Tangerang
-
Serba-Serbi15 jam ago
Kalender Jawa dan Hijriah Juni 2025 Lengkap dengan Weton
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Carlos Pena, Dari Bek Kiri Barcelona hingga Nahkoda Baru Persita Tangerang
-
Nasional1 hari ago
Peserta Piala Presiden 2025: Arema FC, Persib Bandung, Dewa United FC, Liga Indonesia All-Stars, Oxford United dan Port FC