Connect with us

Tangsel

Dokter RSUD Tangsel Ikut Demo Untuk dr. Ayu, Pelayanan Pasien Terganggu

Puluhan dokter yang bertugas di RSUD Kota Tangerang Selatan, Rabu (27/11) ikut ambil bagian dalam aksi unjuk rasa besar-besaran yang diserukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Dokter dari rumah sakit pemerintah ini bergabung dengan ratusan dokter lain untuk beraksi di depan Tugu Adipura, Jalan Veteran, Kota Tangerang.

Daniel, salah seorang dokter di RSUD Kota Tangerang Selatan, mengatakan, dalam demonstrasi tersebut terdapat 50 dokter asal RSUD Kota Tangerang Selatan yang ikut menunjukkan aksi solidaritas, termasuk di Kota Tangerang dan di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta.

Namun, meski melakukan aksi unjuk rasa, Daniel menjamin pelayanan kesehatan di RSUD Kota Tangerang Selatan tetap akan berjalan.

Advertisement

Pasalnya, ada dokter jaga yang siap melayani pasien di rumah sakit.

“Ke-50 dokter itu yang tidak ada jadwal operasi dan praktik. Sementara untuk di ruang unit gawat darurat (UGD) akan ada sepuluh dokter yang akan tetap bertugas,” bilang Daniel, Rabu (27/11).

Ia mengatakan bahwa aksi unjuk rasa ini akan menyebabkan pe­layanan rawan jalan rutin di rumah sakit wilayah Tangerang Selatan bakal terganggu.

Namun, tidak demikian halnya dengan pelayanan penting seperti penanganan gawat darurat dan operasi persalinan.

Advertisement

Sementara itu, aksi unjuk rasa yang diikuti sejumlah dokter RSUD Kota Tangerang Selatan membuat sejumlah pasien tak tertangani.

Tak sedikit pasien yang pulang kembali ke rumahnya masing-masing karena tak menemui dokter di rumah sakit.

Sementara, dokter jaga yang jumlahnya hanya sedikit tak mampu menangani banyak pasien.

Marsini, warga Pamulang, mengatakan, dia datang ke RSUD Tangerang Selatan untuk berobat ke spesialis penyakit dalam.

Advertisement

Namun, sampai di RSUD, dia justru harus menunggu lama karena hanya ada satu dokter jaga di ruang UGD.

“Saya sudah sejak hari Senin mau berobat ke sini. Sebelumnya sudah ke puskesmas dulu untuk minta rujukan, baru bisa ke RSUD. Tapi hari ini, malah katanya dokternya tidak ada. Kata perawat lagi pada demo,” bilang Marsini.

Ia mengaku tidak tahu bahwa hari ada aksi unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan dokter seluruh Indonesia.

Rahmat, pasien lainnya, mengucapkan hal yang sama.

Advertisement

Warga Ciputat Timur ini datang ke RSUD untuk mengobati gangguan pernafasan akut.

Namun, begitu tiba di RSUD, dia malah terlantar dan tidak dapat dilayani dokter hingga dua jam lamanya.

Akhirnya, ia memilih pulang ke rumah.

“Sudah seminggu ini saya batuk-batuk parah. Ternyata pas nyampe di sini dokternya nggak ada, katanya lagi pada demo. Ya udah, saya pulang aja,” bilang sopir angkutan umum ini.

Advertisement

Ia mengaku akan kembali lagi besok dan berharap dapat menemui dokter.

Seperti diketahui, unjukrasa para dokter pada Rabu (27/11) merupakan aksi solidaritas nasional serta keprihatinan atas penahanan dua dokter asal Makassar, Sulawesi Selatan, dengan tuduhan malapraktik. Keduanya, yakni dr Ayu dan dr Hendry Simanjuntak, di­tangkap lalu ditahan setelah berbulan-bulan berstatus bu­ronan.

Seorang dokter lainnya, dr Hendry Siagian juga buron dalam kasus yang sama. Melalui aksi itu, para dokter berharap, MA mengabulkan per­mohonan PK (Peninjauan Kem­bali) atas kasus tersebut.

Dalam sidang sebelumnya di Pengadi­lan Negeri Manado, para dokter dinyatakan bebas murni.

Advertisement

Namun di tingkat kasasi dinyatakan ber­salah dengan hukuman kurungan 10 bulan. (wk/kt)

Populer