Connect with us

Linimas twitter riuh dengan tagar # #uninstallBukalapak, Kamis (14/2/2019) malam. Tagar #uninstallBukalapak ramai karena cuitan dari Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky. Dalam cuitannya itu, Achmad Zaky menyebut omong kosong industri 4.0 jika budget research and development (R&D) Indonesia masih jauh dibanding negara-negara lain. Dalam data yang dia tuliskan, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.

ā€œOmong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2.China 451B 3.Jepang 165B 4.Jerman 118B 5.Korea 91B 11.Taiwan 33B 14.Australia 23B 24.Malaysia 10B 25.Spore 10B 43.Indonesia 2B Mudah2an presiden baru bisa naikin,” tulis Achmad Zaky melalui akun @achmadzaky.

Kalimat terakhir di cuitan itu ditanggapi netizen, hingga tagar #uninstallbukalapak menjadi trending di Indonesia. Setelah cuitannya viral, Zaky menghapus twit terkait dan menyampaikan permohonan maaf dan memberikan klarifikasi.

“Bangun2 viral tweet saya gara2 “presiden baru” maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya šŸ™‚ lets fight for innovation budget,” tulisnya.

Advertisement

Zaky menjelaskan tujuan dari cuitannya yang dipersoalkan itu adalah menyampaikan fakta. Menurutnya, dalam 20-50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi dalam riset dan SDM kelas tinggi agar tidak kalah dibanding negara-negara lain.

“Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju. Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya. Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga,” tulisnya mengakhiri klarifikasi. (bbs/fid)

Advertisement

Populer