Kabupaten Tangerang
Gudang Shampo dan Kosmetik Palsu Beromzet Ratusan Juta di Tangerang Digrebek Polisi

Polda Banten membongkar produksi shampo dan perlatan kosmetik palsu di pergudangan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Kabid Humas Polda Banten Shinto Silitonga menyampaikan bahwa pengungkapan produksi dan peredaran shampo dan gel rambut palsu ini diawali adanya informasi dari masyarakat.
“Kemudian ditindaklanjuti dengan temuan shampo palsu di salah satu warung di Kecamatan Mauk lalu yang kemudian dikembangkan ke gudang produksi yang ada di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang,” katanya, Sabtu, (1/1/2022).
Kemudian sambung Shinto, dari lokasi itu petugas berhasil temukan gudang rumah produksinya, terdapat mesin produksi, bahan baku dan kemasan palsu di gudang tersebut. Dalam rangkaian penggeledahan, penyidik menemukan beragam merek terekenal seperti Gatsby, Sunsilk, Dove, Clear juga Head and Shoulder.
“Merek ini sering ditemukan di warung dan toko kecil, secara kasat mata sulit untuk dibedakan mana yang palsu dan asli,” ujar Shinto.
Dari hasil pengembangan, ditegaskan Shinto, pihaknya memeriksa tujuh saksi dan menetapkan pemilik gudang, HL (28) sebagai tersangka.
“HL telah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana kesehatan dan perlindungan konsumen,” jelasnya.
Ditambahkan Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Banten Kompol Condro Sasongko, pada saat pengecekan gudang penyidik menemukan fakta pemilik gudang tersebut tidak memiliki legalitas dan perijinan berusaha bahkan tidak memiliki kontrak kerjasama dengan perusahaan pemilik merek yaitu PT. Unilever.
“Rekatan antar sachet masih renggang, warna cairan lebih cerah komposisinya tidak kental serta wanginya lebih menyengat, bila digunakan dapat mengakibatkan iritasi kulit,” ucapnya.
“Usaha ilegal ini berpindah-pindah, sudah 3 tahun beroperasi dengan omzet Rp200 juta per bulan, sehingga tidak heran bila pengelola gudang mampu menggaji karyawannya dengan Rp15 juta per bulan,” tambah Condro.
Selain menyita jutaan sachet shampo dan gel rambut palsu, penyidik juga menyita alat produksi, bahan baku seperti soda api, alkohol 96%, lem, pewarna makanan dan bahan pengawet.
“Pelaku bahkan mengimport rol cetakan sachet dari Cina, sehingga kemasannya menjadi tampak seperti asli,” tegas Condro.
Tersangka dijerat dengan persangkaan Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat (1) dan ayat (2) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Pasal 60 Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 1 Miliar.
Selain itu, penyidik juga menerapkan persangkaan berlapis dengan Pasal 62 ayat (1) Jo Pasal 8 ayat (1) huruf (f) atau Pasal 9 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 2 miliar. (SOL/WT)
- Pemerintahan6 hari ago
Kirab Pemilu 2024, Pilar Saga Ichsan: Ciptakan Pemilu yang Aman, Damai dan Bermartabat
- Banten7 hari ago
Wakil Ketua DPRD Purwakarta Kagumi Upaya Sekretariat DPRD Banten Dalam Menonjolkan Kebudayaan Lokal Pada Pembangunan Gedung DPRD
- Banten7 hari ago
Ketua DPRD Banten Andra Soni Raih Penghargaan Pendorong Keterbukaan Informasi
- Nasional7 hari ago
Presiden Jokowi: Indonesia Akan Terus Dukung Perjuangan Palestina
- Nasional5 hari ago
Satu Pasien Mpox Meninggal Dunia di RSCM Jakarta, Disebabkan Komorbid Berat
- Nasional5 hari ago
Bangun Pabrik Pupuk Fakfak, Presiden Jokowi: Agar Wilayah Timur Punya Industri Pupuk
- Nasional7 hari ago
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi ke-10 Konferensi Umum UNESCO
- Nasional5 hari ago
Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Presiden Jokowi: Kawasan Timur Belum Ada Sama Sekali