Connect with us

Ciputat Timur

Hut Tangsel ke-5, Ini Kata Zarkasih Noor

Zarkasih Nur (Metro Tangsel)

Tak terasa, perjalanan roda pemerintahan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menginjak usia ke-5 pascaotonomi daerah bergulir.

Sepanjang perjalanan usia, tentunya sudah banyak kemajuan yang dicapai oleh kinerja para Pamong Praja di wilayah penyangga ibukota ini.

“Yang langsung dan dirasakan masyarakat, karena saya bicara dan mendengarkan langsung dari masyarakat,” kata salah satu tokoh penggagas berdirinya Kota Tangsel, Zarkasih Noor di Festival Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat Timur, Senin (25/11/2013).

Ia berpendapat, peningkatan di bidang pelayanan kesehatan sudah hampir merata. Pelayanan puskemas-puskesmas telah ada di 25 titik lokasi dan adanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Advertisement

Ditambah lagi khusus warga Tangsel telah memperoleh pelayanan kesehatan gratis. Sehingga masyarakat bisa lebih merasakan kemudahan ketimbang praotonomi daerah muncul.

Pada bidang pendidikan, terang mantan Menteri Koperasi era Presiden Gus Dur, juga sudah dapat dirasakan masyarakat ketimbang tempo lalu.

Masyarakat sudah bisa menikmati sekolah gratis ditambah adanya revitalisasi sarana dan prasarana gedung sekolah.

“Sedangkan infrastruktur sekarang mulai dari jalan sampai gang-gang (jalan pemukiman) sudah bagus meski pun belum sepenuhnya mencapai kualitas memuaskan,” terang Zarkasih.

Advertisement

Pekerjaan Rumah (PR) Tangsel

Memasuki usia ke-5, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) juga dihadapkan dengan segudang hal yang belum tertangani dan menjadi pekerjaan rumah (PR).

Diantaranya adalah soal pengentasan pengangguran, kemiskinan, pengawasan infrastruktur hingga bidang pendidikan.

Tentunya, PR itu harus segera diselesaikan Walikota Airin Rachmi Diany, dikurun sisa waktunya menahkodai wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang itu.

Advertisement

Salah satu penggagas berdirinya Kota Tangsel, Zarkasih Noor, membenarkan bila masalah kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi menjadi PR tersendiri.

Ia khawatir kedepannya justru ada sekat atau pengkotak-kotakan antara warga ekonomi mampu dengan yang miskin.

“Jadi ketimpangan antara mereka yang mampu dan tidak mampu. Ini berbahaya,” ungkap Zarkasih di Festival Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat Timur, Senin (25/11/2013).

Ia melihat mayoritas pengangguran berasal dari kalangan usia produktif. Kondisi ini membahayakan Kota Tangsel kedepannya karena mereka telah mengenyam pendidikan tapi minus pekerjaan.

Advertisement

Pada bidang infrstruktur, Zarkasih berpendapat, pengawasannya masih sangat lemah. Tugas pokok pengawasan pokok ini menurutnya melekat di lembaga legislatif yang dibantu masyarakat.

“Kalau you (Anda) menyatakan kurang taring, kalau saya melihat masih kurang serius. Dewan kurang siap mengawasi, mengamati jalannya pemerintahan, kualitas dalam pembangunan,” katanya.

Ia melihat kualitas pembangunan infrastruktur belum maksimal karena cenderung lebih condong ke kuantitas.

Masalah bidang pendidikan pun, Zarkasih bilang, pemerintah lebih memperhatikan sekolah-sekolah negeri.

Advertisement

Zarkasih beranggapan, sekolah swasta ada tiga level, yakni maju, sedang dan masih sangat lemah. Sekolah swasta yang lemah inilah baginya perlu dibantu karena mereka juga mengabdi untuk mencerdaskan generasi penerus.

“Kalau yang mampu dibiarkan juga bisa jalan terus. Karena semakin pandai masyarakat, semakin cerdas maka semakin beruntung kita kan,” tegas Zarkasih.(K6)

Populer