Setu, Kabartangsel.com — Kademangan Mushroom Farm atau lebih dikenal dengan “Kelompok Tani Jamur Merang Kademangan” yang berlokasi di Kelurahan Kademangan RT 05/03 Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah mengembangkan wisata edukasi jamur merang. Bahkan rencananya, Kademangan Mushroom Farm yang telah dirintis sejak tahun 2012 itu bakal menjadi sentra budidaya jamur merang di Kota Tangsel.
Pelopor petani jamur modern Hendy Mulyadi selaku pembina Kademangan Mushroom Farm mengatakan, pembudidayaan jamur merang sebenarnya sangat cocok untuk wilayah Tangerang. Akan tetapi, petani yang membudidayakan jamur merang sangat sedikit. Padahal permintaan (demand) pasar akan jamur merang di kota Tangerang dan Tangsel sangat tinggi.
“Banyak para pedagang berharap jamur merang dapat dibeli dari Tangsel daripada mereka mengambil dari Cikampek atau Karawang. Dari kualitas, buah jamur merang produksi Tangsel jauh lebih bagus, putih, kenyal dan segar (fresh) jika dibandingkan dengan jamur dari Cikampek atau Karawang yang berwarna coklat kehitaman, peot dan agak layu. Harganya-pun berbeda. Harga jamur merang Tangsel lebih tinggi dibanding jamur merang dari daerah lainnya,” ujar Hendy di sela-sela menerima kunjungan siswa-siswi dan para orang tuanya serta guru-guru yang berasal dari beberapa sekolah di Jakarta, Bekasi, dan wilayah Tangerang, Sabtu (14/1/2017).
Hendy jelaskan, dari satu pasar tradisional di Tangsel saja kebutuhan jamur merang per hari tidak kurang dari 1-2 kwintal, sementara petani pembudidaya jamur merang di Tangsel saat ini hanya dapat menghasilkan sekitar 40-60 kilogram per hari atau hanya sekitar dua puluh persennya saja.
“Selebihnya, para pedagang di pasar membeli jamur merang dari kota Cikampek, Karawang dan Subang,” ujar Hendy.
Hendy berharap, pembudidaya jamur merang khususnya di Kota Tangsel semakin bertambah guna memenuhi kebutuhan pasar.
“Disamping itu juga budidaya jamur merang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat atau petani, karena harga jual jamur merang dipasar Kota Tangerang dan Kota Tansel saat ini mencapai Rp35.000 per kilogram,” paparnya.
Lebih lanjut, Hendy mengatakan, budidaya jamur yang dia tekuni bersama Kelompok Tani Budidaya Jamur Merang Kademangan di Kecamatan Setu itu dimulai dengan modalnya sendiri diatas lahan milik H. Khotib dengan luas 1000 meter persegi. Perlahan namun pasti, pengelolaan budidaya jamur merang tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Dengan metode dan formula yang kami kembangkan sendiri, ternyata sedikit demi sedikit produksi atau panen jamur merang yang awalnya hanya 100 kilogram untuk satu kumbung perbulan, kini meningkat menjadi 160-200 kilogram perbulan setiap kumbung,” katanya.
Kedepannya, sambung Hendy, metode budidaya jamur merang yang dilakukannya tidak hanya terfokus pada produksi unggulan saja, melainkan juga akan dikembangkan dengan konsep budidaya jamur merang sebagai sarana informasi dan wisata edukasi.
“Sudah banyak siswa-siswi dari beberapa sekolah di Tangsel berkunjung ke lokasi budidaya jamur merang Kademangan untuk belajar tentang bagaimana memproses jamur merang dari mulai pembuatan media tanam hingga panen serta manfaat dari buah jamur merang untuk kesehatan. Selama ini mereka hanya tahu tentang jamur hanya dari olahan makanan yang mengandung jamur didalamnya,” ucap Hendy.
Hendy mengaku, untuk mengembangkan budidaya jamur merang dengan konsep yang ramah dengan lingkungan sekaligus sebagai sarana pembelajaran atau wisata studi tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Apalagi jika kawasan budidaya jamur merang tersebut dilengkapi dengan ruang pelatihan teori, laboratorium kecil untuk pengembangan bibit dan pemanfaatan limbah media tanam.
“Akan sangat berarti bila ada support dari pemerintah daerah maupun pihak swasta yang memiliki perhatian dengan budidaya jamur merang ini dalam upaya mengembangkan budidya jamur merang bersama-sama, sehingga apabila petani atau pembudidaya jamur merang jumlahnya berkembang tentu akan menghasilkan produksi yang lebih banyak dan dapat memenuhi permintaan pasar,” harapnya.
Oleh karena itu, pihaknya menargetkan konsep kedepannya akan menjadikan Kota Tangsel sebagai sentra jamur merang.
“Banyak pihak yang dapat diajak tukar-menukar (share) informasi mengenai jamur merang serta menciptakan kumbung jamur sebagai tempat rekreasi wisata plus sarana wisata studi,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, para siswa-siswi dan orang tua serta guru-guru dari beberapa sekolah yang mengunjungi Kademangan Mushroom Farm tampak antusias mengikuti workshop budidaya jamur merang. Mereka diberikan penjelasan singkat tentang budidaya jamur merang yang dilanjutkan dengan simulasi proses produksi hingga panen dengan memetik jamur merang langsung ke dalam kumbung. Workhsop tersebut ditutup dengan mencicipi aneka hasil olahan jamur merang berupa sate dan pepes jamur merang yang telah disediakan. (arh/fid)
- Tips6 hari ago
5 Rekomendasi Android Smart TV Terbaik dan Terjangkau 2024
- Pamulang7 hari ago
Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan Janji Akan Terus Lanjutkan Program Bedah Rumah
- Tangerang Selatan5 hari ago
Ribka Tjiptaning Puji Kepemimpinan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan
- Nasional7 hari ago
Menag Nasaruddin Umar dan UIII Bahas Indonesia Sebagai Pusat Keilmuan Islam Dunia
- Pendidikan2 hari ago
Film Pendek dan Animasi Karya Siswa dan Siswi SMK Budi Luhur Siap Rilis Perdana di Bioskop
- Banten5 hari ago
Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi Akan Dorong MRT Hingga Reaktivasi Jalur Kereta Api di Banten
- Banten4 hari ago
GSPI Deklarasi Dukung Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi di Banten dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan di Tangsel
- Banten1 hari ago
Debat ke-2 Pilkada Banten 2024, Tema “Peningkatan Pelayanan Masyarakat dan Penyelesaian Persoalan Daerah”