Connect with us

Nasional

Kemenag RI Rancang PDF Ula, Wustha, dan Ulya Ada di Setiap Provinsi

Kemenag Rancang PDF Ula, Wustha, dan Ulya Ada di Setiap Provinsi

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama merencanakan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) ada di setiap provinsi, baik jenjang Ula, Wustah, dan Ulya. Hal ini disampaikan Direktur PD Pontren Basnang Said pada Rapat Evaluasi Pelaksanaan Imtihan Wathani atau Ujian Akhir PDF Berstandar Nasional 2024 di Serpong, Banten.

Saat ini, ada 171 PDF di Indonesia, terdiri atas 75 PDF jenjang Wustha dan 96 PDF jenjang Ulya. Seluruh PDF ini tersebar di 20 provinsi. Basnang Said berharap ke depan ada PDF di seluruh provinsi sebagaimana aman UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

“Kita perlu merancang agar setiap provinsi minimal memiliki PDF pada tingkat Ula, Wustha, dan Ulya,” ujar Basnang Said di Serpong, Kamis (22/8/2024).

“Saat ini, banyak provinsi yang belum memiliki PDF, terutama di tingkat Ula. Langkah ini penting untuk memperkuat substansi pemahaman Pendidikan diniyah formal, tentang keagamaan Islam, terutama di wilayah Timur Indonesia,” sambungnya.

Advertisement

Rencana pengembangan ini, kata Basnang, akan didiskusikan bersama Majelis Masyayikh. Fokusnya pada percepatan pendirian di daerah-daerah yang masih belum memiliki PDF.

“Tujuan kita bukan sekadar meningkatkan kuantitas, tetapi juga kualitas dan mutu untuk memperkuat pemahaman Islam Rahmatan lil ‘alamin di daerah-daerah yang selama ini cenderung dipengaruhi oleh kelompok-kelompok ekstrem,” jelas alumni Pesantren Asā€™adiyah Sengkang Sulawesi Selatan ini.

Terkait evaluasi Imtihan Wathani, Basnang menggarisbawahi pentingnya optimalisasi pemanfaatan digital. Pihaknya telah melaksanakan Imtihan Wathani berbasis digital pada tahun 2024.

“Evaluasi Imtihan Wathani berbasis digital ini diharapkan menjadi bagian penting dalam perjalanan ke depan PDF untuk memperkuat transformasi digital pada Kementerian Agama RI,” tutup Basnang.

Advertisement

Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Maā€™had Aly (PDMA), Mahrus, menambahkan, evaluasi merupakan bagian dari persiapan pelaksanaan Imtihan Wathani tahun 2025. “Pembahasan akan diawali dengan review draft Petunjuk Teknis (Juknis) yang telah disusun. Namun, sebelum itu, dilakukan evaluasi tahun sebelumnya, untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari pelaksanaan agar Juknis yang dihasilkan lebih sempurna,” ujar alumni pesantren Salafiyah Pemalang dan Al-Munawir Krapyak Yogyakarta.

Ujian Pendidikan Diniyah Formal (PDF) ini dapat disebut sebagai pionir dalam pelaksanaan secara daring pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dengan metode digital. “Oleh karena itu, evaluasi ini sangat penting untuk menyempurnakan setiap kekurangan yang ada,” tambahnya.

Evaluasi ini dihadiri pengurus Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (ASPENDIF), perwakilan kepala PDFseluruh penjuru Indonesia, dan para penyusun soal ujian Imtihan Wathani. Adapun evaluasi akademik dan teknis Imtihan Wathani dilakukan oleh tim akademik Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

Advertisement

Populer