Connect with us

Telur adalah salah satu bahan pangan yang paling banyak ditemui sehari-hari. Sebagian orang rutin menambahkan telur ke dalam minuman untuk mendapatkan protein tambahan. Selain itu, telur dalam keadaan mentah mentah bisa Anda temukan antara lain dalam minuman, krim pada kue, mayonaise, dan saus untuk salad. . Meskipun demikian, , bukan berarti Anda bisa sembarangan mengonsumsi telur mentah. Berikut beberapa risiko makan telur mentah yang perlu diperhatikan.

Adakah manfaat makan telur mentah?

Untuk memasak kue, saus, atau krim, telur mentah diperlukan sebagai pengikat adonan. Telur juga bisa membuat adonan jadi lebih lembut, kental, dan mengembang. Namun, adonan tertentu memang tidak akan dimasak atau dipanaskan lagi, sehingga telur yang sudah dicampur dalam adonan tersebut tetap mentah ketika disajikan.

Berbagai jenis minuman juga disajikan dengan campuran telur mentah, misalnya susu dengan campuran telur mentah, madu, dan jahe. Banyak binaragawan juga minum telur mentah yang dicampur dalam protein shake mereka. Minum telur mentah dipercaya bisa membantu laki-laki mendapatkan bentuk badan yang ideal serta menambah stamina.

Tak seperti telur yang sudah dimasak sampai matang atau setengah matang, telur mentah menawarkan berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, lemak baik, dan antioksidan yang maksimal.

Advertisement

Dalam keadaan mentah, nutrisi-nutrisi tersebut kadarnya lebih tinggi. Memanaskan dan memasak telur berisiko mengurangi kadar vitamin A, B5, dan kalium. Inilah yang memancing banyak orang untuk minum atau makan telur mentah.

Risiko makan telur mentah yang perlu diperhatikan

Meski memiliki manfaat, mengonsumsi telur mentah memiliki risiko bagi kesehatan, antara lain:

Penyerapan protein telur tidak maksimal

Banyak orang percaya bahwa telur mentah bisa meningkatkan kadar protein Anda lebih cepat daripada telur matang. Pada kenyataannya, makan telur mentah ternyata bukan jawaban yang tepat bagi Anda yang ingin menambah asupan protein.

Sebuah penelitian dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition tahun 2004 menguak bahwa manusia justru menyerap protein lebih banyak dari telur yang sudah matang. Dalam keadaan mentah, protein yang bisa diserap dalam tubuh hanya sebesar 50%. Sementara kalau telur sudah matang, protein yang diserap tubuh bisa mencapai 90%.

Advertisement

Penemuan yang serupa juga dibuktikan oleh American Institute of Nutrition dalam The Journal of Nutrition. Jadi, meskipun telur adalah sumber protein yang kaya, memasaknya sampai matang adalah cara terbaik untuk mendapatkan protein yang maksimal.

Putih telur mentah mengganggu penyerapan biotin

Biotin juga dikenal sebagai vitamin B7 yang larut dalam air. Vitamin ini diperlukan oleh tubuh dalam proses metabolisme dan pencernaan gula dalam darah. Bagi ibu hamil, vitamin ini penting untuk pertumbuhan janin. Biotin paling banyak ditemukan dalam kuning telur.

Sayangnya, putih telur mentah bisa mengganggu penyerapan biotin dalam tubuh. Putih telur mengandung protein bernama avidin yang akan memerangkap biotin. Akibatnya, tubuh Anda tak bisa mencerna dan mengurai vitamin ini dengan baik. Avidin hanya akan hancur ketika dipanaskan, yaitu ketika telur dimasak. Jadi kalau Anda makan telur mentah, Anda tak akan mendapat asupan biotin.

Telur mentah membuat Anda berisiko tertular infeksi bakteri Salmonella

Risiko terbesar makan telur mentah adalah terinfeksi bakteri Salmonella. Bakteri yang tinggal dalam berbagai produk hewani seperti susu, telur, dan daging ini bisa menyerang tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.

Advertisement

Bakteri ini menempel pada cangkang telur serta hidup di dalam telur mentah. Makan telur mentah adalah salah satu penyebab terbanyak infeksi bakteri Salmonella. Penyebab infeksi bakteri lainnya adalah makan daging mentah dan tertular dari binatang peliharaan. Akan tetapi, Salmonella tidak tahan panas sehingga kalau dimasak sampai matang, bakteri ini akan mati.

Jika terinfeksi, Anda akan menunjukkan gejala-gejalanya dalam waktu 6 sampai 72 jam setelah makan telur mentah. Gejalanya antara lain kram perut, mual, diare, dehidrasi, demam, dan sakit kepala. Kondisi ini bisa berlangsung mulai dari 4 hingga 7 hari. Biasanya infeksi bakteri ini bisa diobati dengan cara meredakan gejalanya di rumah. Dalam beberapa kasus, orang yang kehilangan cairan karena diare hebat harus dirawat di rumah sakit.

Kasus infeksi bakteri Salmonella memang sudah tak begitu umum seperti pada tahun 1990-an. Ini karena sekarang teknik pasteurisasi sudah banyak diterapkan untuk berbagai produk hewani. Maka, kalau Anda memang harus minum atau makan telur mentah, pastikan untuk memilih telur yang sudah dipasteurisasi.

Selain itu, ada kelompok tertentu yang lebih rentan terinfeksi Salmonella. Kelompok tersebut adalah anak-anak, orang lanjut usia, orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, dan ibu hamil. Jika Anda atau anggota keluarga Anda termasuk dalam kelompok tersebut, sebaiknya hindari konsumsi telur mentah. (Hello Sehat)

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer