Connect with us

Lifestyle

Menelan Dahak Atau Langsung Diludahkan Saja Setelah Batuk?

Ada dua tipe orang di dunia ini: mereka yang langsung refleks menelan dahak setelah batuk dan yang memilih meludahkan dahaknya karena percaya kalau menelan dahak bisa bikin makin sakit. Namun, sebenarnya ludah lebih baik dibuang atau ditelan saja? Apa benar menelan dahak bisa membahayakan kesehatan? Simak ulasannya di sini.

Dari mana dahak berasal?

Sebenarnya, Anda setiap hari memproduksi dahak. Bukan hanya saat sakit saja. Dahak itu sendiri adalah lendir yang diproduksi saluran pernapasan untuk melindungi dan mendukung kerja sistem pernapasan.

Ketika Anda sehat, dahak terlihat tipis, lebih encer, dan berwarna jernih sehingga Anda tidak begitu memperhatikannya. Sebaliknya, dahak akan berubah mengental dan warnanya menggelap ketika Anda sedang sakit karena lendir tersebut menjebak benda asing yang masuk ke dalam  seperti debu, alergen, dan kuman.

Advertisement

Ketika Anda batuk, sel-sel yang melapisi saluran pernapasan akan terus mendorong dahak ke atas tenggorokan.

Menelan ludah tidak akan bikin Anda makin sakit

Menelan dahak tidak akan membuat Anda jadi lebih sakit. Meski dahak tersebut mungkin saja mengandung kuman penyebab penyakit, namun ketika tertelan, dahak tersebut akan ikut dicerna sebagai makanan oleh lambung dan kuman-kuman tersebut akan mati akibat paparan asam lambung.

Lantas, apa lebih baik meludahkannya saja? Membuang dahak memungkinkan Anda untuk tahu kondisi kesehatan Anda sejauh ini dengan melihat warnanya. Misalnya warna dahak yang kuning pekat atau kehijauan menunjukkan infeksi bakteri atau virus, sementara warna kemerahan artinya dahak berdarah yang mungkin menandakan infeksi pernapasan seperti TBC atau bronkitis hingga kanker paru.

Jika Anda terus batuk berdahak dengan warna pekat lebih dari 7 hari, sebaiknya segera periksa ke dokter. Terutama bagi perokok berat atau peminum alkohol rutin. Darah dalam dahak bisa menjadi pertanda masalah yang lebih serius dan mungkin perlu segera diperiksa dokter.

Advertisement

Namun demikian, membuang dahak tidak selamanya baik. Apalagi jika meludah sembarangan.

Membuang dahak sembarangan berisiko tularkan penyakit

Meludah sembarangan bukan hanya jorok dan tidak sedap dipandang, tapi juga menyebarkan penyakit.

Menurut para ahli kesehatan, kuman dalam dahak yang “mendarat” di permukaan umumnya bisa bertahan hidup selama 1-6 jam; beberapa jenis kuman bahkan bisa hidup di jalanan lebih dari 24 jam. Kebanyakan infeksi pernapasan seperti tuberkulosis, pneumonia, dan influenza (termasuk flu burung, MERS, SARS, dan flu babi) yang ditandai dengan batuk berdahak dapat menular lewat udara.

Kuman-kuman ini bisa saja berpindah dari ludah di jalanan dan masuk ke hidung, tenggorokan, dan paru-paru orang sekitar lewat hembusan udara. Itu artinya, orang-orang di sekitar tempat Anda meludahkan dahak dapat berisiko tertular penyakit yang sama seperti Anda dalam kurang lebih 24 jam.

Advertisement

Lantas, lebih baik menelan dahak atau meludahkannya?

Nyatanya tidak ada tolak ukur yang jelas untuk menilai tindakan mana yang lebih baik. Anda boleh saja menelan dahak jika tidak bisa membuangnya.

Namun jika Anda ingin meludahkan dahak, pastikan Anda tahu etika batuk yang tepat agar tidak menularkan penyakit. Berikut adalah tata krama batuk yang baik dan benar.

  • Segera ketika ingin batuk dan buang dahak, ambil tisu untuk menutupi mulut dan hidung Anda.
  • Ludahkan dahak di dalam tisu dan langsung buang tisu bekas ke dalam tempat sampah.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Kabartangsel.com

Source

Advertisement

Populer