Connect with us

Pemerintahan

Meskipun Minim Lahan,Tangsel Akan Tetap Kembangkan Daerah Wisata

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kesulitan mengembangkan daerah wisata. Selain tidak memiliki lahan, umumnya objek wisata di daerah pemekaran Kabupaten Tangerang ini milik Pemerintah Pusat, Provinsi Banten, perusahaan swasta, maupun pribadi.

Danau wisata Situ Gintung, misalnya, dikelola Pemerintah Provinsi Banten. Pariwisata teknologi di Puspiptek dan jalur pipa gas dikelola pemerintah pusat.

Sedangkan wisata rekreasi pendidikan di Kampung Sawah, sanggar Puspo Budaya, maupun Kandank Jurank Doank, merupakan milik pribadi. Bahkan, wisata kuliner pun kebanyakan dikelola perusahaan swasta.

peta wisata tangselKepala Seksi Promosi Kerja sama Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangsel, Hidayat, mengungkapkan, tidak adanya lahan untuk pengembangan daerah pariwisata membuat Pemerintah Kota Tangsel hanya bisa mengandalkan kerjasama dengan pihak lain untuk pengembangan objek wisata.

Hidayat mengaku saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan swasta maupun perorangan untuk mengembangkan daerah wisata. Ia mencontohkan wisata kuliner yang sering dijadikan percontohan dalam pengembangan wisata. Dalam setiap pagelaran kuliner, Pemkot turut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Advertisement

“Mengikuti pagelaran kuliner bagian dari promosi wisata juga. Makanya setiap peluang yang ada, akan kita garap,” kata Hidayat, Kamis (12/12).

Selain wisata kuliner, imbuhnya, pihaknya juga tengah menjalin kerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dalam mengenalkan wisata teknologi. Menurut Hidayat, Kemenristek memiliki 47 laboratorium reaktor nuklir, bio teknologi, maupun hutan tropis buatan yang seluruhnya berada di Kota Tangsel.

Selama ini area tersebut hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, seperti penelitian mahasiswa, maupun riset lainnya. Padahal, bila dikembangkan untuk wisata teknologi berpotensi meraup keuntungan.

Hidayat berharap di masa depan pengunjung yang datang ke Tangsel tidak hanya melihat wisata kuliner, tetapi juga disuguhkan wisata teknologi. “Kemasannya seperti apa, saat ini tengah kita diskusikan,” bilangnya.

Advertisement

Selain wisata teknologi, lanjut Hidayat, kerja sama lainnya adalah di bidang pendidikan sekolah alam. Kandank Jurank Doank milik seniman Dik Doank yang kerap dijadikan referensi beberapa sekolah untuk merasakan belajar di alam, juga menjadi bidikan Pemkot agar bisa dikembangkan menjadi objek wisata.

Mengenai konsepnya seperti apa, dikatakannya masih dalam pembahasan. Namun ia berharap wisata sekolah alam tersebut bisa segera dipopulerkan hingga menjadi ikon Kota Tangsel. “Kalau sekolah alam dijadikan promosi wisata tentu sangat menarik. Ini juga yang tengah kita kembangkan,” ujarnya.

Hidayat juga mengakui saat ini pihaknya tengah mendekati beberapa komunitas yang marak di Tangsel. Misal, komunitas sepeda antik, komunitas mobil tua, ataupun komunitas layang-layang.

Menurutnya, komunitas-komunitas tersebut juga bisa dimanfaatkan menjadi potensi wisata. Sebab, pagelaran komunitas tersebut rutin dan cukup dikenal luas.

Advertisement

Kepala Kantor Budpar Kota Tangsel, Yanuar, mengatakan, selain menjalin kerja sama dengan pihak luar, saat ini pihaknya juga tengah membahas kemungkinan kawasan Kranggan untuk dijadikan kampung wisata. Pasalnya, daerah tersebut menghasilkan beragam produk kuliner, seperti rengginang, keripik, maupun penganan lainnya.

Yanuar menuturkan, saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan instansi lainnya, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, maupun Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah guna mewujudkan Kranggan menjadi kampung wisata.

“Pembahasannya sudah berlangsung. Mudah-mudahan tahun depan Kampung Wisata Kranggan bisa direalisasikan,” harap Yanuar. (wk/kt)

Advertisement

Populer