Connect with us

Sejumlah problem kebangsaan diharapkan mendapatkan titik temu penyelesaiannya melalui Dzikir. Dzikir bisa menjadi jalan mengatasi masalah kebangsaan karena dzikir merupakan bahasa spiritual, dimana orang masuk ke dalam upaya menyelesaikan persoalan itu dari dalam dirinya sendiri.

Hal itulah yang menjadi alasan Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) menggelar ā€œDzikir Kebangsaanā€ di Istana Negara, 1 Agustus 2017 sebagai rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72.

ā€œItulah mengapa dalam konteks kehidupan bernegara, dzikir menjadi penting,ā€ ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon, Hery Haryanto Azumi.

Pada kesempatan itu, Hery-sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa persiapan Dzikir Kebangsaan semakin matang. Dzikir tersebut akan dihadiri setidaknya 2.000 jamaah yang terdiri dari sejumlah kyai sepuh, para tokoh organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, para pejabat negara, seniman, budayawan dan lainnya.

Advertisement

Kegiatan dzikir tersebut mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh. Seperti dikemukakan KH Atam Rusyam, Pengasuh Pondok Pesantren Sukamanah Tasikmalaya. Menurutnya, konsep Dzikir Kebangsaan itu sangat bagus, apalagi kalau yang diundang semua elemen bangsa.

Dadi Darmadi, Peneliti Utama Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah juga menyambut baik langkah MDHW menggelar Dzikir Kebangsaan. Jebolan Harvard University, Amerika Serikat ini menilai, Dzikir Kebangsaan bisa menjadi wadah bagi pengembangan ulama dalam melihat realitas negara.

ā€œDengan begitu sisi positif agama, bisa diterapkan di negara,ā€ tandasnya. Ā (sm/fid)

Advertisement

Populer