Lifestyle
Subdural Hematoma: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan | Hello Sehat

Pengertian
Apa itu subdural hematoma?
Subdural hematoma, sering juga disebut perdarahan otak subdural, adalah kondisi perdarahan yang terjadi di antara dua lapisan otak, yaitu lapisan arachnoidal dan lapisan dura (meningeal).
Perdarahn tersebut menyebabkan munculnya kumpulan darah yang disebut dengan hematoma. Jika volume darahnya sangat besar, atau kejadiannya akut (tiba-tiba dan langsung), hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam otak.
Tekanan tinggi di dalam otak bisa menyebabkan kerusakan jaringan otak dan membahayakan nyawa jika tidak cepat ditangani.
Hematoma subdural biasanya terjadi karena cedera kepala, baik dari kontak fisik olahraga, kecelakaan bermotor, maupun terjatuh. Hantaman atau benturan yang cukup kuat mengenai kepala dapat membuat otak bergetar dan terbentur dinding tengkorak, sehingga terjadilah perdarahan dalam.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Berdasarkan informasi dari situs UCLA Health, kondisi ini terjadi pada 10-20 persen kasus cedera otak, serta ditemukan pada sekitar 30% kasus cedera akibat kecelakaan fatal.
Subdural hematoma umum terjadi pada orang dengan trauma di kepala, terutama pada anak-anak dan lansia. Penyalahgunaan alkohol jangka panjang juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap subdural hematoma akibat kecelakaan atau jatuh.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda dan gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala subdural hematoma?
Gejala perdarahan otak subdural bisa muncul dengan segera, atau justru beberapa minggu setelah cedera. Itu sebabnya, beberapa orang mungkin akan terlihat baik-baik saja setelah mengalami cedera.
Namun, tekanan tinggi pada otak yang terus dibiarkan dapat menyebabkan:
- Sakit kepala parah
- Pusing
- Mual dan muntah
- Bicara melantur
- Disorientasi (mengantuk, kebingungan, linglung)
- Perubahan perilaku
- Kejang
- Amnesia
- Mati rasa
- Kelemahan pada satu sisi tubuh
- Kehilangan kesadaran atau koma
Dalam banyak kasus, gejala subdural hematoma kronis bisa serupa dengan gejala demensia, stroke, tumor, atau masalah lain di otak.
Itu sebabnya, Anda harus segera pergi ke dokter jika Anda baru saja mengalami cedera kepala, terutama jika tidak tampak perdarahan luar (perdarahan otak subdural biasanya tidak ditandai dengan perdarahan terbuka di kepala), atau mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas.
Penyebab
Apa saja penyebab subdural hematoma?
Perdarahan subdural terjadi ketika vena pecah di antara tengkorak dan permukaan otak Anda. Berikut ini adalah penyebab perdarahan subdural:
1. Subdural hematoma akut
Jika Anda mengalami cedera otak utama, area ini dapat terisi dengan darah dan menyebabkan gejala parah. Kondisi tersebut disebut dengan hematoma subdural akut. Ini adalah tipe perdarahan subdural yang paling berbahaya.
Perdarahan subdural akut biasanya disebabkan oleh kecelakaan mobil, pukulan di kepala, dan jatuh. Kondisi ini terbentuk dengan cepat dan gejalanya muncul tiba-tiba. Sekitar 50-90% orang dengan kondisi ini meninggal karena kondisi atau komplikasinya.
2. Hematoma subdural kronis
Perdarahan subdural kronis biasanya disebabkan oleh cedera kepala ringan yang terjadi secara berulang. Ini biasanya menimpa orang dewasa atau lanjut usia yang berulang kali jatuh dan membuat kepalanya terbentur. Beberapa perdarahan subdural kronis terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Perdarahan subdural kronis bisa juga terjadi karena otak yang menyusut seiring bertambahnya usia. Ini menyebabkan munculnya ruang tambahan di tengkorak, sehingga pembuluh darah menjadi lebih mudah rusak selama cedera kepala. Gejala kondisi ini mungkin tidak akan muncul selama beberapa minggu.
Perdarahan otak subdural kronis lebih mudah diobati daripada perdarahan subdural akut. Namun, kondisi tersebut masih bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya mengalami kondisi ini?
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko terserang perdarahan subdural:
- Mengonsumsi obat antikoagulan (pengencer darah, termasuk aspirin)
- Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat berpengaruh pada kesehatan otak Anda
- Kondisi medis yang menimbulkan gangguan pada penggumpalan darah, misalnya penyakit kelainan trombosit
- Jatuh berulang kali
- Cedera kepala berulang kali
- Usia yang sangat muda atau terlalu tua
Apabila Anda tidak memiliki faktor risiko di atas bukan berarti Anda tidak bisa terserang subdural hematoma. Faktor-faktor ini hanya untuk referensi saja. Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya.
Diagnosis dan pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?
Dokter dapat membuat diagnosis dengan mendengarkan detak jantung. Darah yang mengalir secara tidak normal melalui katup mitral akan menimbulkan suara berdesir.
Dokter mendengarnya dengan menggunakan stetoskop. Durasi serta lokasi suara tersebut membantu dokter membedakan mana katup yang rusak. Hasil sonogram jantung (echocardiogram) dapat menghasilkan sebuah diagnosis.
Tes-tes lain meliputi penyinaran dada dengan sinar-X dan penggunaan elektrokardiografi (EKG).
Bagaimana cara mengobati subdural hematoma?
Pengobatan kondisi ini akan bergantung pada tingkat keparahan penderitanya. Pada subdural hematoma dengan gejala ringan, dokter mungkin akan rutin mengobservasi kondisi Anda dengan melakukan tes pencitraan berulang (scan MRI atau CT scan) untuk memantau apakah perdarahan yang Anda alami sudah membaik atau belum.
Namun, apabila Anda mengalami perdarahan subdural yang sudah parah, pembedahan bisa jadi pilihan terbaik untuk mengurangi tekanan pada otak. Prosedur bedah yang ditujukan untuk menangani kondisi ini disebut dengan kraniotomi.
Pencegahan
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi subdural hematoma:
- Melakukan pemeriksaan dengan rutin untuk mengikuti perkembangan penyakit dan kondisi kesehatan Anda.
- Mengikuti petunjuk dokter.
- Menjaga kesehatan gigi. Sikat dan bersihkan gigi dengan benang gigi serta kunjungi dokter gigi secara rutin.
- Mengubah pola makan Anda. Batasi konsumsi garam.
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Kurangi konsumsi kafein.
- Berolahraga.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
-
Pemerintahan2 hari ago
Kolong Fly Over Ciputat Kini Bebas PKL, Pilar Saga Ichsan Pimpin Penertiban
-
Ciputat2 hari ago
Pilar Saga Ichsan Turun Tangan Langsung Tertibkan PKL di Bawah Flyover dan Trotoar Pasar Ciputat
-
Bisnis2 hari ago
KAI Daop 1 Jakarta dan KCI Tertibkan Area Jalur Rel Tanah Abang – Duri Demi Keselamatan dan Ketertiban
-
Bisnis2 hari ago
KAI Berikan Diskon 20 Persen untuk Lansia : Traveling Nyaman dan Terjangkau di Masa Pensiun
-
Bisnis2 hari ago
5 Manfaat Utama RPA bagi Perusahaan: Lebih Cepat, Efisien, dan Aman
-
Bisnis2 hari ago
KAI Daop 8 Surabaya Dukung Kejaksaan Negeri Surabaya Atas Penyitaan Rumah Dinas di Jalan Pacar Keling, No. 11, Surabaya Sebagai Bagian Dari Komitmen Penyelamatan Aset
-
Bisnis3 hari ago
Peluncuran TalentDNA di Platform Digital MyIM3! 12.000 Orang Amazing You 5 Jadi Saksi Kolaborasi ESQ, Lintasarta, dan Indosat
-
Bisnis2 hari ago
Fasilitas Eskalator di Stasiun Pasar Senen Permudah Mobilitas Penumpang Saat Libur Panjang