Pamulang
Veri Muhlis: Jadikan Tangsel Kota Ramah Lansia
Bagaimana nasib hidup kita kelak saat lanjut usia jika kondisi jalanan tetap macet, terjadi polusi udara, ruang terbuka hijau minim, bangunan padat, lingkungan kotor, dan layanan umum susah dijangkau?
Itulah renungan pertanyaan yang dilontarkan Veri saat ditemui usai mengisi Training Motivasi “Bahagia di Usia Senja” di Taman Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (30/9). Pada acara yang dihadiri 50 orang lanjut usia itu, Veri menggugah peserta agar tetap semangat jalani hidup.
“Saya aja ke sini harus melalui macet yang menguras kesabaran. Padahal jaraknya cuma 5 km. Bagaimana kalau usia kita nanti sudah lanjut? Daya lihat dan daya dengar kita sudah menurun, kemampuan fisik kita juga menurun. Moso tinggal di rumah terus?,” kata Veri sedikit termenung.
Ketua Perhimpunan Menata Tangsel ini merasa prihatin dengan kehidupan penduduk Lansia. Pasalnya, keberadaan mereka seolah kurang didukung oleh kondisi pembangunan. Beberapa indikasi seperti belum adanya transportasi umum yang nyaman dan ramah lingkungan, minimnya taman rekresiasi dan relaksasi serta belum diterapkannya bangunan hijau jadi bukti tersendiri.
“Kalau sudah tua kan biasanya ingin jalan santai, senam bersama di taman, kesehatannya terjamin, dll. Semua itu menunjang kebahagiaan mereka,” ujarnya.
Oleh karena itu, Caleg DPRD Provinsi Banten ini meminta pemerintah Tangsel—eksekutif maupun legislatif—lebih serius memikirkan kesejahteraan Lansia. Kebutuhan fasilitas beserta pengembangan infrastruktur mesti berpihak pada mereka.
“Kita semua akan tua. Pemerintah harus punya kesadaran ini dalam menjalankan pembangunan. Kita akan dorong Kota Tangsel dan daerah lainnya di Banten menjadi kota yang ramah bagi semua usia, itu juga yang akan jadi prioritas perhatian saya nanti, ujar Veri, caleg nomor urut dua dari Partai Golkar ini.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan H.Ridwan (68) mengakui, dirinya jarang keluar lingkungan rumah jika tak diantar oleh keluarga. Ia tidak berani ke jalan raya meski sangat ingin berinteraksi dengan yang lain.
“Di rumah aja. Di luar bising, banyak kendaraan. Takut kagak aman. Jalan kaki di pinggir jalan raya juga ngapain, panas. Ada tempat enak, tapi jauh. Sono di BSD,” tuturnya.
H.Ridwan datang ke acara ditemani seorang anaknya. Ia mengaku senang bisa ikut acara itu setelah lama tidak merasakan kumpul dengan sesama. “Iya senang. Apalagi ada hiburannya,” katanya sambil tersenyum. (red/kt)
- Pemerintahan6 hari ago
Pemkot Tangsel Raih Penghargaan Realisasi DAK Fisik Tercepat 2024
- Pemerintahan6 hari ago
DWP Tangsel Raih Juara 1 Apresiasi E-Reporting dan E-Asuh Tingkat Provinsi Banten
- Tangerang Selatan6 hari ago
Bersama Tangsel Ska Orchestra, Pilar Saga Ichsan Pukau Ribuan Penonton di Tangsel Sejiwa Fest 2024
- Pemerintahan6 hari ago
Tutup Tangsel Sejiwa Fest 2024, Benyamin Davnie: Tahun Depan Kita Bikin Lebih Seru Lagi
- Pemerintahan5 hari ago
Tangsel Investment Forum 2024, Benyamin Davnie: Kita Dorong Investasi di Sektor Wisata Kesehatan
- Pemerintahan6 hari ago
ICCF 2024: Transformasi Tangsel dari Kota Satelit ke Pusat Ekonomi Kreatif
- Pemerintahan6 hari ago
ICCF 2024: Penanaman Pohon di Kampung Keranggan, Perkuat Ekosistem Hijau di Tangsel
- Tangerang Selatan6 hari ago
Ditutup Kotak Band, Hari Pertama Tangsel Sejiwa Fest 2024 Sukses Pukau Puluhan Ribu Penonton