Connect with us

Di tengah-tengah sebagian besar ulama dan tokoh agama mengajak masyarakat beribadah di rumah saat pandemi virus corona atau Covid-19, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab malah muncul dengan seruan memberikan arahan menyambut ramadhan dengan salat Jumat.

Dilansir dari situs fpi-online.com yang tayang pada 19 April 2020, Habib Rizieq yang masih di Mekkah memberikan arahan yaitu “AYO SAMBUT RAMADHAN DG SHALAT JUM’AT, Batasi Jama’ah, Waktu, Ruang & Jarak, STOP DEBAT ‼‼‼, AWAS ADU DOMBA UMAT ‼, JANGAN HINA ULAMA KRN BEDA PENDAPAT SOAL JUM’AT ‼ UMAT ISLAM WAJIB BERSATU DALAM PERBEDAAN PENDAPAT ‼ AYO SHALAT & MUNAJAT AGAR WABAH SEGERA DIANGKAT ‼,” demikian kalimat pengantar dalam arahan tersebut.

“Pada Prinsipnya selama ada wabah corona, maka di zona hijau tetap wajib dilaksanakan Shalat Jum’at di masjid dengan tetap memperhatikan aturan medis untuk kewaspadaan, sedang di zona merah sebaiknya untuk (sementara wakt) shalat Jum’at di masjid agar ditiadakan, tapi jika memang harus dilaksanakan shalat Jumat karena suatu alasan kuat dan meyakinkan, maka pelaksanaan Shalat Jum’atnya harus mengikuti tata cara khusus dengan pembatasan super ketat,” katanya.

Berikut isi arahan Rizieq Shihab:

Advertisement

A. Bagi yg berada di ZONA MERAH WABAH dan meninggalkan Shalat Jum’at dg alasan mewaspadai Bahaya Wabah Covid-19 sesuai Fatwa MUI & Arahan Pemerintah maka DIBOLEHKAN, tapi tetap “WAJIB SHALAT ZHUHUR” di rumah masing-masing.

B. Bagi yg berada di ZONA MERAH WABAH dan ingin melaksanakan Shalat Jum’at di rumah masing2 juga DIBOLEHKAN, dg tetap jaga syarat & rukun Khutbah mau pun Shalatnya. Dlm “Madzhab Syafi’i” yg Qoul Jadid Mu’tamad bhw sempurna Shalat Jum’at dg 40 orang Muslim, Pria, Aqil, Baligh, Mustawthin (Penduduk Setempat) & Hurr (Merdeka Bukan Budak), tapi dlm salah satu “Qoul Qodim” tetap sah walau hanya 4 orang yaitu seorang Imam & 3 Ma’mum. Qoul Qodim ini layak diikuti dlm situasi DARURAT WABAH spt saat ini. Hanya saja jika jama’ah kurang dari 40 yg memenuhi syarat Jum’at, sbg langkah Ihtiyaath (Kehati-hatian) sekaligus “Khuruj Minal Khilaaf (Keluar Dari Perselisihan), maka DIANJURKAN usai Shalat Jum’at utk “Shalat I’aadah Zhuhur” yaitu mengulang Shalat dg 4 Raka’at Shalat Zhuhur. Dan Shalat Jum’at boleh dilaksanakan di selain Masjid.

C. Bagi yg berada di ZONA MERAH WABAH dan bersikeras ingin tetap melaksanakan Shalat Jum’at di Masjid krn suatu ALASAN KUAT & MEYAKINKAN, sebaiknya JANGAN DILARANG/DIHALANGI, apalagi jika dilarang akan menimbulkan KERIBUTAN BESAR atau menyebabkan FITNAH BERBAHAYA, tapi diarahkan dg syarat tetap menjaga Jarak Fisik & Jarak Sosial (Physical Distancing & Social Distancing), sesuai ATURAN MEDIS melalui TATA CARA KHUSUS dg PEMBATASAN SUPER KETAT sbb :

1. Buka semua Masjid/Musholla/Majelis yg ada di sekitar masyarakat utk Shalat Jum’at, agar jama’ah TERPECAH & TIDAK TERKONSENTRASI di satu tempat saja.

Advertisement

2. Yg boleh ikut Shalat Jum’at hanya Orang Dewasa yg Sehat & Kuat dari warga setempat di sekitar Masjid/Musholla/Majelis, jgn warga dari luar lingkungan. Orang sakit & lemah serta anak2 atau yg bersuhu badan di atas 37 derajat celcius jgn diizinkan. Krnnya, siapkan “Alat Pengukur Suhu Badan”.

3. Jumlah Jama’ah HARUS DIBATASI minimal 40 orang yg memenuhi syarat Jum’at, sdg maksimal tergantung BATAS AMAN MAKSIMUM untuk KAPASITAS LOKASI, shg jika sdh mencapai batas tsb, maka tdk boleh ada yg masuk lagi. Waktu Pelaksanaan Ibadah Jum’at juga HARUS DIBATASI, shg yg terlambat jgn dizinkan masuk, dan jika sdh selesai maka segera bubar pulang dg tertib & teratur.

4. Sediakan Bilik Disinfektan di depan gerbang Masjid/Musholla/Majelis, agar setiap jama’ah yg masuk disterilkan dg menggunakan bahan yg SUCI & AMAN utk Tubuh Manusia.

5. Sediakan juga Sabun & Hand Sanitizer dari bahan SUCI & AMAN utk jama’ah. Dan pastikan yg sdg batuk atau pilek jgn izinkan masuk ke Masjid/Musholla/Majelis, apalagi yg sdg sakit, tapi arahkan Shalat dan Istirahat di rumahnya.

Advertisement

6. Gulung semua karpet Masjid/Musholla/Majelis agar tdk digunakan & bersihkan seluruh lantai & dinding serta tiang Masjid/Musholla/Majelis, juga WC & Tempat Wudhu dan lainnya, baik sebelum mau pun sesudah penggunaan Masjid/Musholla/Majelis utk Shalat Jum’at.

7. Jama’ah harus wudhu’ dari rumah masing2 & memakai masker, serta membawa sajadah sendiri2 & membuat Shaf Shalat yg berjarak sesuai ATURAN MEDIS, dan juga tiadakan salam-salaman antar jama’ah, lalu usai Shalat Jum’at, Dzikir & Doa singkat langsung bubar dg tertib sambil tetap jaga jarak.

8. Jgn lupa saat keluar dari rumah & masuk/keluar Masjid/Musholla/Majelis baca DOA yg diajarkan Nabi SAW, dan banyak2 Istighfar & Sholawat serta BERSEDEKAH, lalu berlindung & TAWAKKAL kpd Allah SWT.

9. Minta bantuan TNI & POLRI serta ORMAS ISLAM utk menjaga Masjid/Musholla/Majelis dan mengatur serta menertibkan jama’ah dari datang hingga pulang.

Advertisement

10. Semua langkah di atas dikoordinasikan & dilaksanakan bekerjasama dg Pemerintah Setempat.

“Jika KESEPULUH langkah pembatasan di atas bisa dilaksanakan dg ketat, rapih & tertib, maka silahkan laksanakan Shalat Jum’at di Masjid/Musholla/Majelis. Dan SIAPA PUN tidak berhak utk melarang atau menghalanginya. Namun jika tidak mampu melaksanakan KESEPULUH langkah tsb, maka JANGAN NEKAT mempertaruhkan keselamatan jiwa masyarakat, shg sebaiknya tetap Shalat Jum’at/Zhuhur di rumah masing2,” imbaunya.

Rizieq Shihab pun memberikan dua catatan, yaitu:
1.Jika SAAT WABAH ternyata Pabrik tetap kerja & Terminal/Stasiun tetap buka, KRL & Armada Bis tetap beroperasi, serta Rapat Paripurna DPR RI tetap digelar & Siaran Pers Terbuka Pejabat dg Wartawan tetap diadakan, dg dalih ada ATURAN JAGA JARAK, maka Shalat Jum’at LEBIH UTAMA utk dilaksanakan dg ATURAN JAGA JARAK.”

2. Di Amerika & Eropa berlomba mempersilakan Umat Islam gelar Shalat Berjama’ah dg perdengarkan Adzan & Doa utk ketuk Pintu Langit usir Wabah Corona, maka Negeri Islam harus lebih giat memakmurkan Masjid dg Shalat, Dzikir & Doa, tapi dg tetap JAGA JARAK MEDIS.

Advertisement

“IN-SYA ALLAH, RAMADHAN DATANG – CORONA HILANG. AAMIIIIIN. Wallaahul Musta’aan,” tutup arahan Rizieq Shihab.

 

Apa pendapat anda tentang arahan Habib Rizieq Shihab?

(kts)

Advertisement

Populer