Lifestyle
3 Jenis Pantangan Makanan untuk Anak Dengan Sindrom Nefrotik
Tak hanya butuh pengobatan, anak yang mengalami gangguan fungsi ginjal juga harus diberikan makanan yang tepat. Ya, nutrisi yang tepat dapat membantu pengobatan yang mesti dijalani si kecil. Apalagi jika si kecil mengalami sindrom nefrotik. Tak semua makanan baik untuk anak dengan sindrom nefrotik. Sebelum memberikannya pada si kecil, ini yang mesti Anda perhatikan.
Sindrom nefrotik pada anak
Sindrom nefrotik adalah sekumpulan gejala yang menunjukan adanya penurunan fungsi ginjal dalam menyaring darah. Kondisi tersebut menyebabkan protein dalam darah ikut terbawa dalam urin atau proteinuria, sehingga protein dalam darah menurun atau kondisi hipoalbuminemia.
Protein dalam darah berfungsi menjaga cairan dalam aliran darah. Saat kadar protein darah menurun, cairan akan bocor masuk ke jaringan tubuh dan menyebabkan penumpukan cairan atau edema.
Kadar lemak dan kolesterol darah yang tinggi juga umum ditemui pada penderita sindrom nefrotik. Walaupun sindrom nefrotik dapat diderita berbagai umur, biasanya didiagnosis pertama kali pada anak usia 2-5 tahun dan lebih banyak diderita oleh anak laki-laki daripada perempuan.
Pantangan makanan untuk sindrom nefrotik
Masa anak-anak adalah periode tumbuh kembang yang penting karena pada masa tersebut anak mengenal lingkungan dan membentuk kebiasaan, termasuk kebiasaan makan. Anak dengan sindrom nefrotik tentunya memiliki daftar makanan yang mesti dipenuhi dan dipantang untuk membantu proses pengobatannya.
Oleh karena itu, supaya fungsi ginjalnya tetap baik, orangtua sebaiknya tidak memberikan makanan berikut ini pada anak dengan sindrom nefrotik.
1. Makanan asin
Membatasi konsumsi makanan tinggi natrium dapat membantu menjaga tekanan darah dan mencegah edema. Berikut adalah contoh makanan asin yang sering kali disukai anak-anak dan harus dikurangi:
- Chips dan berbagai jenis keripik lainnya
- Mayonaise, kecap, keju, saus keju, saus tomat, dan saus sambal
- Wafer dan biskuit, terutama yang rasa asin dan gurih. Selain karena rasanya, wafer dan biskuit sendiri mengandung natrium dalam bahan soda kue
- Aneka bumbu tambahan dalam menu makanan, seperti kaldu kuning dalam bubur ayam, saus kacang dalam siomay atau cilok, kecap dan saus pada bakso dan mie ayam, dll
- Mie instan dan makanan kemasan instan lainnya seperti sup dan bubur
- Lauk yang telah difermentasi asin, seperti telur asin, cumi kering, dan ebi.
2. Produk olahan
Makanan dan minuman kemasan tidak baik untuk anak dengan sindrom nefrotik karena mengandung natrium yang tinggi. Beberapa contoh produk olahan yang mesti dijauhi si kecil yaitu:
- Nugget, sosis, abon, dan bakso
- Ayam goreng, hamburger, dan kentang goreng pada restoran cepat saji
- Minuman manis kemasan, seperti jus, soda, dan teh manis kemasan.
3. Makanan berlemak dan tinggi kolesterol
Penderita sindrom nefrotik juga sering kali mengalami gangguan dalam metabolisme lemak yang menyebabkan tingginya kadar lemak darah. Penggunaan steroid dalam pengobatan sindrom nefrotik juga memiliki efek samping nafsu makan yang meningkat tinggi sehingga menyebabkan kenaikan berat badan yang besar. Oleh karena itu, pemilihan jenis lemak yang baik menjadi sangat penting dan sebaiknya menghindari:
- Segala bentuk makanan yang diolah dengan cara deep frying (tempe mendoan, fried chicken, gorengan, aneka jajanan pinggir jalan seperti cilor, maklor, telur gulung)
- Camilan manis dan tinggi energi, seperti cake, cokelat, donat, minuman bubble, dan es krim
- Snack ringan dalam kemasan, seperti chiki, keripik kentang, kacang-kacangan, dll.
Untuk menjaga fungsi ginjal tetap baik, selain menghindari ketiga jenis makanan tersebut, anak dengan sindrom nefrotik juga harus memperhatikan asupan protein dan cairan yang tepat . Jumlah protein dan cairan yang dapat dikonsumsi setiap anak sangat berbeda sesuai dengan kondisi klinisnya yang tentunya harus selalu dikonsultasikan dengan dokter dan dietisien ginjal anak Anda.
Namun umumnya, tidak disarankan untuk memberikan diet rendah protein pada anak dengan sindrom nefrotik, mengingat walaupun ginjalnya sedang bermasalah, anak tetap membutuhkan protein yang cukup untuk tumbuh kembang tubuh dan melawan infeksi.
Kabartangsel.com
- Tangerang Selatan5 hari ago
Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Tangsel Tahun 1445 H/2024 M
- Sport3 hari ago
Hasil Club Licensing Committee PSSI Musim 2023/2024
- Hukum3 hari ago
Pembunuhan Mayat Dalam Sarung di Pamulang Tangsel, Pelaku Menyesal
- Nasional4 hari ago
Indonesia Berlakukan Visa Peralihan bagi WNA Pemegang Izin Tinggal
- Kota Tangerang3 hari ago
Jelang Pilkada 2024, Pj Walikota Tangerang Keluarkan Surat Edaran tentang Netralitas ASN
- Nasional3 hari ago
Garuda Indonesia Tambah Puluhan Ribu Kursi Penerbangan untuk Tamu World Water Forum ke-10
- Nasional3 hari ago
Kemenperin Terus Pacu Kualitas SDM Industri Kerajinan dan Batik
- Hukum5 hari ago
Terduga Pelaku Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap Polisi