Connect with us

Pendidikan

Fikar Kenalkan School With Coaching Method

Fikar School, sekolah berbasis homeschooling mempopulerkan school with coaching method. Coaching bisa diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menggali dan mengembangkan potensi siswa dengan didampingi seorang coach, agar setiap siswa dapat tumbuh, berkembang dan sukses dengan potensinya masing-masing.

“Fikar School hadir untuk memberikan solusi bagi orang tua yang menginginkan anak untuk bersekolah sambil mengembangkan bakat dan potensinya, atau sebaliknya mengembangkan bakat anak sambil bersekolah,” kata founder Fikar School, Donny Adiguna, saat Grand Opening Introducing School with Coaching Method, di jalan Bandung Terusan, Cinere, Kota Depok, Sabtu, (14/5/2015).

Selain menerapkan metode coaching, lanjut Donny, dia juga menerapkan Project Based Learning (PBL). PBL ini sangat bermanfaat untuk siswa karena siswa secara aktif dalam sebuah kelompok akan terlibat atau membuat sebuah project tertentu yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang dikorelasikan dengan kehidupan keseharian mereka di luar sekolah.

“Dalam prakteknya, Fikar school tidak hanya mengedepankan pembelajaran berbasis kelas namum lebih dari itu,” ungkapnya.

Advertisement

Kenapa dirinya mendirikan homeschooling, Donny Adiguna menjelaskan karena ia melihat bahwa tidak semua pendidikan formal bisa membuat setiap anak memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang menjadi pilihan mereka di masa depan.

“Saya terus mencari alternatif yang lain, ketemulah dengan pendidikan homeschooling. dimana kami (berusaha) lebih dari sekedar homeschooling. Kami bukan sekedar memberikan sertifikat kelulusan saja kepada anak didik kami, tetapi dalam segala hal. Dari karakternya, dari agamanya, dan dari tujuan hidupnya,” ulas Doni.

Donny juga  menjelaskan, ketika mendirikan Fikar Homeschooling pada tahun 2008, dirinya pun sempat pesimis dengan homeschooling. Karena banyak masyarakat awam beranggapan kalau anak-anak mereka menempuh pendidikan melalui jalur homeschooling, maka anak-anak mereka akan menjadi tidak gaul, hanya di rumah saja, atau tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Ada pula yang beranggapan, homeschooling hanya untuk anak-anak tertentu seperti artis, musisi, atlet, dan sebagainya, bukan untuk masyarakat umum. Doni berpesan agar jangan sampai orang tua yang ingin anaknya menempuh pendidikan melalui homeschooling masih punya pemikiran dan kekhawatiran seperti itu.

“Saya ingin mengubah paradigma itu. Saya coba memutus mata rantai kekhawatiran masyarakat dengan mendirikan Fikar School. Fikar school berbeda, kami tidak seperti sekolah pada umumnya,” ulas Donny.

Advertisement

Donny menyarankan kepada para orang tua, ketika anak-anaknya ingin mengasah potensinya maka harus ditangani oleh orang-orang yang profesional. Dia mencontohkan, ketika anaknya sendiri bercita-cita menjadi pemain sepak bola, maka dia ingin anaknya dilatih oleh profesional.

“Jadi, apa yang dipelajarinya tidak setengah-setengah. Dia benar-benar mempelajari skill yang tepat sebagai bidang yang menjadi pilihannya. Oleh karena itu, ketika sekolah formal tidak bisa menjawab hal ini, homeschooling menjadi salah satu solusi,” ujarnya. (ris/fid)

Populer