Connect with us

Bisnis

Kementerian Kominfo Dorong Generasi Milenial untuk Urban Farming

Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Sayangnya, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8%-nya atau setara dengan 2,7 juta orang. Selanjutnya, ada 30,4 juta orang atau 91 persen berusia di atas 40 tahun, dengan mayoritas usia mendekati 50-60 tahun. Kondisi itu makin diperparah dengan penurunan jumlah regenerasi petani muda, di mana dari periode 2017 ke 2018, penurunan jumlah petani muda mencapai 415.789 orang.

Untuk itu, guna mengajak dan memotivasi generasi muda untuk Urban Farming atau Pertanian Perkotaan, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo menggelar edukasi melalui program Pojok Literasi bertajuk “Urban Farming: Potensi Usaha Untuk Milenial”.

Program tersebut digelar secara hybrid pada pertengahan April ini di South Ballroom, Gumaya Tower Hotel, Semarang dan disiarkan melalui platform Zoom dan YouTube DJIKP.

Diungkapkan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo RI Septriana Tangkary, Urban Farming dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi sekitar. Selain ketahanan pangan dapat tercukupi, adanya Urban Farming ini juga dapat menambah pundi-pundi ekonomi.

Advertisement

“Oleh karena itu, Kementerian Kominfo Republik Indonesia turut memfasilitasi para petani untuk go online. Aplikasi ini diharapkan dapat mendukung para petani untuk memasarkan produknya secara online, sehingga dapat meningkatkan ekonomi para petani khususnya generasi milenial,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Semarang Hernowo Budi Luhur menegaskan, dengan adanya Urban Farming khususnya daerah Semarang, diharapkan dapat membuka lapangan kerja di perkotaan, terutama bagi generasi muda, serta memasok pasar makanan untuk menyediakan tambahan pekerjaan dan pendapatan. “Kami di Semarang punya Urban Farming Corner yang bisa berlatih pertanian. Di samping pelatihan tadi, kami juga menyediakan barang dagangan seperti pupuk dalam skala kecil untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan pertanian dalam sekala kecil,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Dwi Retno Lukiwati, menuturkan, sistem Urban Farming sangat ramah lingkungan, ekonomis, dan mendukung ketahanan pangan dalam lingkup keluarga, serta dapat membuka peluang usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

“Tanaman sayuran bisa dimanfaatkan untuk sumber ketahanan pangan keluarga. Budi daya ikan sekala kecil juga bisa dimanfaatkan dalam lingkup keluarga. Kalau sekala besar nanti bisa dikomersialkan dan menambah pundi-pundi ekonomi kita,” saran Retno.

Advertisement

Sementara itu, Duta Petani Milenial Semarang Sandi Febrianto menambahkan, sudah saatnya generasi milenial untuk mengembangkan pertanian dan mengelola pangan secara modern. “Karena dengan adanya Urban Farming ini dapat menghasilkan pangan yang sehat, segar, aman, dan berkualitas. Di samping itu, berbagai produk hasil Urban Farming dapat dimanfaatkan untuk menambah pundi-pundi ekonomi. Seperti salad sayur, sayuran organik, hingga took online pertanian,” pungkasnya.

(rls/MC)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer