Connect with us

Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sodaqoh Nahdlatul Ulama (Lazisnu) diyakini akan menjadi lembaga penyalur zakat, infak dan sodaqoh yang kredibel. Keyakinan itu dikemukakan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hery Haryanto Azumi.

“NU merupakan organisasi yang mengedepankan nalar gerakan. NU memiliki kekuatan politik, dan itu bisa menjadi tenaga pendorong dengan para relasi NU untuk gerakan zakat, infak dan sodaqoh ini. Dengan kekuatan ini, Lazisnu harus menjadi lembaga penyalur yang aman dan kredibel,” tegasnya, pada kegiatan Ngopi Bareng Lembaga & Banom NU yang mengangkat tema “Penguatan Filantropi Islam Nusantara, di Jakarta, Rabu (28/12/2016) lalu.

Bila perlu lanjut dia, agar lembaga dan badan otonom saling terkait dan berkesinambungan, harus ada sistem yang terbangun. Bila perlu menjadi ‘policy’ di PBNU. Sehingga gerakan ini tidak akan terputus ketika mengalami pergantian kepengurusan.

Hery menambahkan, dalam gerakan ini yang terpenting adalah keyakinan sebagai pondasinya. Ia menyayangkan banyak pihak yang masih menilai bahwa NU lemah dalam manajemen, meski tidak semuanya benar.

Advertisement

“Kami akan menyusun satu modul sistem zakat yang aman dan kredibel tadi. Nanti ada satu pelatihan dan pendidikan bagi warga NU yang disiapkan menjadi kader zakat,” tegasnya. NU sekali lagi, memiliki nalar gerakan yang tidak dimiliki organisasi lain. Inilah menjadi kekuatan besar NU, tambah Hery.

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Adung Abdurrahman menambahkan,  dalam gerakan filantropi ini adalah bagaimana melihat potensi sumber, di luar potensi dari warga NU sendiri.

“Ada korporasi swasta dan BUMN yang bisa menjadi potensi sumber. Kemudian ada kelompok urban kelas menengah, generasi millenial dan kelas menengah baru. Agar zakat, infak dan sodaqohnya disalurkan melalui Lazisnu,” tandasnya. (sm/fid)

Advertisement

Populer