Connect with us

Kabartangsel.com, Nasional – Perkembangan teknologi digital, termasuk di dalam industri keuangan, sudah tak bisa dibendung lagi. Melalui teknologi finansial (fintech), segala bentuk transaksi menjadi lebih cepat, lebih mudah, sekaligus lebih efisien, tanpa perlu melakukan tatap muka sebagaimana transaksi konvensional.

Inilah yang memicu tumbuhnya berbagai startup (usaha rintisan) karena ada banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan dengan memanfaatkan platform digital. Di sektor keuangan, ini antara lain muncul dalam bentuk platform dana pinjam-meminjam yang mempertemukan para peminjam khususnya bagi UMKM, dengan pemberi pinjaman secara virtual.

Menurut Managing Director President Office Sinar Mas Gandi Sulistiyanto, sektor UMKM memang harus dibantu agar bisa lebih berkembang. Selain masalah kapasitas manajemen, UMKM juga masih banyak menghadapi kendala permodalan.

“Mengembangkan bisnis UMKM tak bisa hanya mengandalkan program bantuan pemerintah. Swasta juga harus terlibat karena sektor swasta biasanya memiliki kemampuan manajemen yang lebih bagus,” kata Sulistiyanto usai acara diskusi “Mengembangkan Bisnis UMKM Melalui Fintech” di @america Jakarta, Jumat (15/9/2017). Acara yang terbuka untuk umum ini terselenggara atas kerjasama Danamas (Sinar Mas) dengan Plug & Play Indonesia.

Advertisement

Plug and Play Indonesia merupakan startup accelerator asal Silicon Valley yang hadir di Indonesia atas undangan Presiden Joko Widodo pada 2016 lalu. Selain memiliki kerjasama dengan berbagai bank di Indonesia, Plug and Play Indonesia juga sudah menjalin kerjasama dengan Sinar Mas untuk menjaring startup potensial.

Saat ini Plug and Play Indonesia juga sedang membuka applikasi untuk angkatan keduanya.

“Potensi fintech di Indonesia sangat besar. Saat ini kami mencari startup di berbagai bidang dan startup fintech memang menjadi salah satu fokus kami. Beberapa startup dari angkatan pertama kami juga sudah bertemu dengan OJK dan menjalin kerjasama dengan Sinar Mas,” ungkap Managing Partner Plug and Play Asia Pacific Jupe Tan.

Sulistiyanto menjelaskan, peran fintech yang dikembangkan startup swasta untuk menjembatani kebutuhan permodalan UMKM ini akan lebih optimal jika dibarengi perluasan infrastruktur internet.

Advertisement

“Kalau internet sudah merata, kendala geografis sudah tidak lagi relevan. Sekaligus ini akan meningkatkan indeks inklusi keuangan di tanah air,” lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Danamas Dani Liharja menyatakan, pelaku fintech harus jeli menangkap peluang.

“Kami memang melihat ada dua kebutuhan yang bisa dipertemukan. Di satu sisi, ada orang-orang yang tidak mau uangnya hanya mengendap di bank dan di sisi lain ada orang-orang yang butuh modal untuk mengembangkan usahanya tapi tak punya akses ke lembaga keuangan formal. Kebanyakan mereka bergerak di sektor UMKM,” katanya.

Selain Dani, pembicara lainnya adalah Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi, dan Managing Partner Plug and Play Asia Pacific Jupe Tan.

Advertisement

Menurut Dani, saat ini di seluruh Indonesia ada lebih dari 56 juta UMKM dengan beragam sektor usaha.

“Melalui fintech peer to peer lending, mereka akan lebih bisa berkembang usahanya karena mudah dan cepat mendapatkan tambahan modal usaha,” jelasnya.

Danamas adalah perusahaan fintech peer to peer lending pertama yang sudah mengantongi izin usaha dari OJK. Untuk saat ini, Danamas masih membatasi target peminjam pada kelompok UMKM penjual pulsa. (red/fid)

Advertisement

Populer