Connect with us

Jajaran kepolisian diminta mewaspadai maraknya isu ancaman teror yang menyasar ke markas dan anggotanya di berbagai daerah.

Demikian imbauan Indonesia Police Watch (IPW) menyusul ditemukannya selebaran yang ​​ditemukan di mobil polisi di Serang, Banten, isu latihan paramiliter di Langkat, Sumatera Utara, serta serangan terhadap personel Korps Bhayangkara di Kampung Melayu dan Mapolda Sumut.

“Sepertinya kasus serangan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) di Marawi, Filipina, seakan menjadi energi baru bagi kelompok radikal di indonesia untuk kembali menebar teror. Apalagi, kantong-kantong radikalisme di Indonesia cukup banyak,” ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (28/6/2017).

Untuk mengantisipasinya, menurut IPW, Kepolisian bisa melakukan operasi pembersihan dan penangkapan secara berkesinambungan. Terlebih, sekarang sedang musim mudik dan banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) pulang ke tanah air.

Advertisement

“Bukan mustahil momentum ini digunakan para kelompok radikal yang sudah bergabung dengan ISIS kembali ke tanah air untuk menebar teror,” jelasnya.

Tekanan yang dilakukan pemerintah Filipina pascakonflik di Marawi, patut pula diwaspadai. Soalnya, tak menutup peluang milisi Maute mencari perlindungan ke Indonesia.

“Apalagi dalam kelompok radikal yang melakukan serangan di Marawi itu terdapat cukup banyak orang Indonesia,” ungkap Neta.

“Jadi, penangkapan terhadap 41 orang terduga teroris pascabom Kampung Melayu masih merupakan bagian kecil dari rencana global kelompok radikal yang berkolaborasi dengan ISIS untuk menebar teror di Indonesia,” sambung mantan jurnalis ini.

Advertisement

Sebelumnya, ditemukan selebaran di kendaraan dinas patroli lalu lintas yang sedang terparkir di Pos Lalin di Serang, Banten. Ancaman teror itu ditulis dengan tulisan tangan.

Tulisan tersebut ada yang ditulis dengan bahasa Arab dan Indonesia serta dua kertas yang beredar di kalangan wartawan.

Satunya bertuliskan, bahwa penulis selebaran tersebut berbaiat kepada pimpinan kelompok ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi. Pun terdapat tulisan “Jadilah Negara Islam” dan “Kami bukan anti NKRI tapi kami jijik dengan berhala yang disebut demokrasi.”

Kertas lainnya nampak seperti denah. Ada cacatan di kertas tersebut bertuliskan tentang kantin kantor polisi dan CCTV. Di dalamnya juga digambar bendera yang nampak seperti bendera ISIS.

Advertisement

Dan di kertas kedua itu terdapat ancaman kepada Kepolisian dengan bunyi, “Siapkan dirimu polisi thogut kami akan datang Marawi, Filipina selanjutnya adalah INDONESIA.”. (pr/fid)

Populer