Masyarakat hendaknya jangan terkecoh dengan pemberitaan-pemberitaan yang simpang siur terkait COVID-19 maupun vaksin dan jangan ceroboh dalam menjaga kesehatan.
Biaya perawatan akibat COVID-19 di rumah sakit terbilang mahal dan sampai saat ini masih ditanggung pemerintah melalui anggaran Kementerian Kesehatan. Namun, bukan berarti kita tidak melakukan upaya apapun agar terhindar dari penyakit ini.
Demikian diungkapkan Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH., Dr.PH, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Memaksimalkan Pengelolaan Kesehatan Lewat Vaksinasi’ pada Kamis (26/11) yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
“Ini pikiran manusia pada umumnya. Memang COVID-19 adalah makhluk halus yang tidak kelihatan. Sebelum kejadian, percayalah dari cerita orang yang pernah mengalami karena pengalaman itu adalah guru yang sangat berharga. Sayangilah diri sendiri, keluarga, dan masa depan kita. Jangan korbankan dengan kecerobohan,” tuturnya.
Karenanya Prof. Hasbullah sangat mendorong kalau mencegah itu jauh lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Pencegahan dengan disiplin penerapan protokol kesehatan dan nantinya dengan vaksinasi.
Terkait vaksin, Prof. Hasbullah menjelaskan bahwa biaya vaksin itu jauh lebih murah daripada biaya pengobatan. Dan dengan memperoleh vaksin maka maka akan mendapatkan ketenangan dalam beraktivitas karena risiko terinfeksi penyakit jauh lebih kecil. Prof. Hasbullah memberikan contoh bagaimana efek dari pemberian vaksin BCG dalam mencegah penyakit TBC.
“Salah satu contoh bukti fungsi vaksin, kita bisa tenang pergi kemana-mana tanpa khawatir terkena TBC karena hampir semua orang sudah disuntik vaksin BCG oleh pemerintah. Penyakit TBC itu masih banyak dan masih ada namun dengan vaksin BCG, maka peluang untuk tertular kecil. Kita bisa tenang bekerja, bepergian, dan menikmati kehidupan. Ini luar biasa kenikmatan yang dihasilkan oleh vaksinasi BCG,” terangnya sembari mengatakan walaupun suatau hari terpapar dengan virus Corona, tapi jika sudah divaksin maka akan lebih aman.
Hasbullah menegaskan jika perspektif yang memandang harga vaksin COVID-19 mahal adalah sebuah pandangan yang keliru. “Kalau saya, membayar satu juta pun akan saya bayar karena dengan membayar harga segitu saya lebih terjamin tidak akan kena COVID-19 dan terhindar dari biaya pengobatan yang sangat mahal akibat terpapar COVID-19,” ungkapnya.
Dia berharap agar masyarakat tidak terkecoh dengan pemberitaan-pemberitaan yang simpang siur terkait COVID-19 maupun vaksin. “Kalau mau aman maka harus dapat informasi yang benar, bukan dengan perasaan, prejudice, dan dikaitkan dengan politik. Jangan juga langsung percaya meskipun informasi itu atas nama seorang tokoh, asing, ataupun tokoh agama. Jangan langsung dipercaya. Harus cek lagi,” ujarnya.
Informasi paling aman adalah yang resmi dikeluarkan pemerintah. Karena informasi dari pemerintah sudah dibahas bersama dengan para pakar dan ahlinya. “Ini urusan kesehatan. Tidak ada satu negarapun yang ingin rakyatnya sakit,” tegasnya. (KPCPEN/Kementerian Kominfo).
-
Bisnis3 hari ago
Rekor Terbaru LRT Jabodebek Tembus Layani 114.000 Pengguna pada 28 Mei 2025
-
Nasional3 hari ago
200.540 Jemaah Haji Indonesia sudah Terima Kartu Nusuk
-
Bisnis2 hari ago
KAI Daop 1 Jakarta Tertibkan Bangunan Liar di Kawasan Stadion Maulana Yusuf, Serang
-
Pemerintahan3 hari ago
Pilar Saga Ichsan Cek Langsung Sapi Kurban Milik Presiden Prabowo Subianto di Tangsel
-
Nasional3 hari ago
Wapres Gibran Rakabuming Raka Tanam Pohon Ulin di Plaza Bhinneka Tunggal Ika IKN
-
Nasional3 hari ago
Tinjau Proyek Strategis di IKN, Wapres Gibran Rakabuming Raka Pastikan Kesiapan Infrastruktur Pemerintahan
-
Bisnis3 hari ago
NTT Group Perluas “NTT Startup Challenge” di Tahun Kedua Secara Berturut-turut ~Bertujuan untuk Mengembangkan Bisnis Baru Melalui Kemitraan Startup di Asia Tenggara~
-
Bisnis2 hari ago
Anak Muda Berprestasi, Maharani Jabat Manajer Setelah Magang di LindungiHutan