Nasional
Tingkatkan Kapasitas Penelitian dan Manufaktur Butuh Dukungan Internasional
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS selaku Ketua Pertemuan Health Working Group ke-3 (HWG3) dalam kerangka G20, mengatakan banyak delegasi yang menyatakan bahwa dukungan organisasi internasional sangat penting dalam meningkatkan kapasitas penelitian dan manufaktur selama pandemi.
Hal itu Dr. Rizka sampaikan dalam konferensi pers Summary HWG3 di Bali, Selasa (23/8). Beberapa potensi kerja sama yang telah teridentifikasi dalam pertemuan G20 seperti pusat pelatihan biomanufaktur global, upaya penelitian kolaboratif, mekanisme berbagi data, kemitraan publik-swasta, penelitian dan ekosistem manufaktur.
Dr. Rizka mengakui kesiapan Argentina, Brasil, India, Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Turki bersama-sama dengan Indonesia, serta mengajak negara-negara G20 lainnya dan organisasi internasional untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kemitraan ini.
“Salah satu upaya yang perlu dukungan global organisasi internasional di antaranya terkait misi 100 hari kesiapsiagaan vaksin yang mencakup koordinasi pendanaan dan transfer teknologi antar negara dinilai penting,” ujar Dr. Rizka.
Dikatakan Dr. Rizka, 100 hari pertama kesiapsiagaan vaksin sangat penting, namun, lanjut Dr. Rizka, pihaknya membutuhkan misi berkelanjutan di luar 100 hari pertama tersebut.
Pasalnya, bukan hanya kesiapsiagaan vaksin yang harus dilakukan melainkan kesiapsiagaan yang mencakup alat diagnostik, tindakan terapeutik, dan menghubungkannya dengan One Health.
Terkait transfer teknologi, diperlukan kemitraan yang harus melibatkan sektor swasta. Negara – negara berpenghasilan menengah ke bawah harus secara proaktif berkontribusi pada misi ini.
Upaya lain yang perlu dukungan organisasi internasional adalah perluasan manufaktur dan penelitian vaksin, terapeutik, dan diagnostik (VTD) secara global.
Organisasi internasional telah menetapkan platform dan jaringan yang memungkinkan akses vaksin, terapeutik, dan diagnostik (VTD) lebih cepat untuk pandemi.
“Platform dan jaringan yang sudah ada saat ini dapat berfungsi sebagai landasan untuk membangun sebuah platform global yang terhubung,” ucap Dr. Rizka.
Dibutuhkan peningkatan investasi, peningkatan koordinasi antara bidang keuangan dan bidang kesehatan untuk mendukung VTD tersebut.
“Beberapa delegasi dari pertemuan HWG ke-3 ini menyoroti pentingnya menyelaraskan regulasi untuk mendukung peningkatan penilitian dan produksi. Persetujuan dan peraturan harus dipercepat,” kata Dr. Rizka.
Pembahasan lebih rinci terkait peningkatan kapasitas penelitian dan manufaktur terkait vaksin, terapeutik, dan diagnostik akan dilakukan pada pertemuan teknis sebelum pertemuan menteri kesehatan (HMM) G20 ke-2 pada Oktober 2022.
- Pemerintahan6 hari ago
Pemkot Tangsel Raih Penghargaan Realisasi DAK Fisik Tercepat 2024
- Pemerintahan6 hari ago
DWP Tangsel Raih Juara 1 Apresiasi E-Reporting dan E-Asuh Tingkat Provinsi Banten
- Tangerang Selatan6 hari ago
Bersama Tangsel Ska Orchestra, Pilar Saga Ichsan Pukau Ribuan Penonton di Tangsel Sejiwa Fest 2024
- Pemerintahan6 hari ago
Tutup Tangsel Sejiwa Fest 2024, Benyamin Davnie: Tahun Depan Kita Bikin Lebih Seru Lagi
- Pemerintahan6 hari ago
Tangsel Investment Forum 2024, Benyamin Davnie: Kita Dorong Investasi di Sektor Wisata Kesehatan
- Pemerintahan7 hari ago
ICCF 2024: Transformasi Tangsel dari Kota Satelit ke Pusat Ekonomi Kreatif
- Pemerintahan6 hari ago
ICCF 2024: Penanaman Pohon di Kampung Keranggan, Perkuat Ekosistem Hijau di Tangsel
- Tangerang Selatan6 hari ago
Ditutup Kotak Band, Hari Pertama Tangsel Sejiwa Fest 2024 Sukses Pukau Puluhan Ribu Penonton