Lifestyle
Tips Aman Membonceng Bayi dan Balita Naik Sepeda

Sepeda adalah salah satu mode transportasi yang ideal bagi perjalanan jarak dekat. Selain itu, bersepeda juga menyehatkan tubuh. Bersepeda menjadi hobi yang kerap sulit ditinggalkan. Tapi jika Anda memiliki bayi atau balita, beranikah Anda membonceng mereka dan bersepeda bersama?
Banyak orang tua merasa ragu untuk mengajak bayi atau balitanya naik sepeda. Seyakin apa pun diri Anda atas keterampilan bersepeda yang dimiliki, ada banyak faktor risiko yang mungkin sulit dikendalikan di jalanan.
Membonceng bayi dan balita naik sepeda memang berisiko, tapi bukan berarti tidak boleh dilakukan sama sekali. Supaya Anda bisa membawa bayi atau balita bersepeda bersama dengan aman dan percaya diri, simak aturan-aturan penting di bawah ini.
Bayi atau Balita Bisa Dibonceng Sejak Usia Berapa?
Sampai saat ini tidak ada aturan resmi kapan anak boleh naik sepeda bersama orang tuanya. Satu hal yang pasti, pada saat Anda ingin membawa anak bersepeda pastikan ia telah cukup kuat dan mampu duduk tegak tanpa dibantu. Pastikan juga anak Anda mampu tak bersandar dalam waktu cukup lama.
Jika leher dan punggung anak Anda belum cukup kuat untuk menopang tubuhnya, jangan membonceng dia. Sebab, saat duduk di kursi boncengan, ia harus bisa menahan punggung dan lehernya agar tidak terbentur atau jatuh.
Biasanya perkembangan tulang dan otot bayi sudah cukup baik pada usia satu tahun. Bayi berusia satu tahun umumnya sudah mampu mengendalikan otot dan refleksnya saat duduk tegak di boncengan. Namun, sebaiknya Anda juga menilai sendiri kemampuan dan perkembangan bayi Anda.
Selain karena perkembangan tulang dan otot bayi belum sempurna, tidak ada helm yang dirancang untuk anak di bawah usia satu tahun. Lingkar kepala bayi berusia di bawah dua belas bulan biasanya berukuran kira-kira 40 sentimeter. Sementara, ukuran helm yang paling kecil hanya bisa dipakai untuk anak dengan lingkar kepala 46 sentimeter. Ukuran helm yang tidak pas bisa melukai kepala bayi dan balita.
Cara Membonceng Bayi dan Balita yang Aman
Kalau bayi atau balita Anda sudah cukup besar dan siap untuk dibonceng naik sepeda, perhatikan beberapa hal berikut ini agar perjalanan Anda dan si kecil tetap aman dan nyaman.
1. Selalu pakai helm
Berapa pun usianya, selalu pakaikan helm yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kepala anak. Sebagai teladan, Anda juga harus memakai helm untuk menghindari risiko cedera. Sebelum berangkat, pastikan helm telah terpasang dengan benar dan nyaman. Memakai helm mampu mengurangi risiko cedera pada kepala hingga 88%.
2. Pilih boncengan khusus bayi dan balita
Jangan mengandalkan boncengan bawaan sepeda Anda. Cari boncengan khusus bayi dan balita yang ada sandaran punggung dan pijakan kakinya. Dengan begitu, anak Anda tidak akan jatuh dan kakinya tak akan menyenggol sepeda. Saat ini banyak boncengan yang tersedia, baik yang dirancang untuk diletakkan di depan maupun di belakang sepeda. Anda bisa memilihnya sesuai kenyamanan dan kebutuhan si buah hati.
3. Hanya orang dewasa yang boleh membonceng
Ketika membonceng bayi dan balita, pastikan Anda sendiri sudah mahir bersepeda, cukup percaya diri, dan tidak mudah panik. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak membiarkan anak berusia 12 tahun atau remaja membonceng anak Anda. Pada kebanyakan kasus, anak dan remaja belum memiliki refleks dan koordinasi yang sempurna, meskipun mereka sudah terbiasa naik sepeda juga.
4. Cari rute yang paling aman
Hindari jalan raya yang ramai, jalan berbatuan yang licin atau kasar, rute yang berbukit-bukit, atau rute yang banyak tikungannya. Pastikan juga bahwa Anda tetap bersepeda dalam lajur yang benar, jangan terlalu ke tengah. Kalau bayi atau balita Anda mudah rewel, sebaiknya Anda juga tidak bersepeda terlalu jauh.
5. Hindari bersepeda di malam hari
Meski di lingkungan tempat tinggal Anda penerangan jalan cukup membantu, sebaiknya jangan mengambil risiko. Pasalnya, walaupun Anda bisa melihat jalan dengan jelas, pengendara atau pengguna jalan lain mungkin tidak melihat sepeda Anda. Bayi dan balita juga cenderung lebih moody di malam hari karena sudah lelah.
6. Ajak anak bicara selama bersepeda
Naik sepeda dengan angin yang sepoi-sepoi bisa membuat anak mengantuk. Kalau tertidur, anak bisa mudah terbentur atau jatuh. Maka, usahakan untuk mengajak anak berbicara atau bernyanyi supaya tidak mengantuk. Bersepeda bersama juga bisa menjadi kesempatan baik untuk membangun komunikasi dengan si kecil.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
-
Bisnis2 hari ago
40 Tahun Hadir di Indonesia, Kao Luncurkan Biore Breeze Deodorant
-
Nasional2 hari ago
Presiden Prabowo Subianto Instruksikan Akselerasi Penanganan Sampah Lewat Skema Hulu-Hilir
-
Nasional2 hari ago
Operasi Kembar Siam di RS Hasan Sadikin Bandung Simbol Kemajuan Layanan Kesehatan Indonesia
-
Nasional2 hari ago
Presiden Prabowo Subianto Resmikan Peluncuran Kendaraan Listrik Taktis “PANDU”
-
Nasional2 hari ago
Presiden Prabowo Subianto Resmikan Kampus Bhinneka Tunggal Ika Unhan
-
Kabupaten Tangerang2 hari ago
Daftar Nama Pemain yang Dilepas Persita Tangerang
-
Bisnis3 hari ago
Harga Bitcoin Melonjak ke $150K? Peluang dan Risiko yang Perlu Diketahui Tahun Ini!
-
Pemerintahan2 hari ago
Benyamin Davnie: Majelis Taklim Jadi Pilar Karakter dan Identitas Warga Tangsel