Connect with us

Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengirimkan tujuh orang delegasi untuk mewakili Banten dalam kegiatan Temu Penyair Nusantara yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Meulaboh, Aceh Barat pada 27-30 Agustus 2016 lalu di Meulaboh, Aceh Barat.

Ketua Dewan Kesenian Tangerang Selatan (DKTS), H. Shobir Purwanto mengatakan, kegiatan Temu Penyair Nusantara yang diselenggarakan pemerintah Kota Maulaboh, Aceh Barat merupakan salah satu kegiatan yang dapat menjadi contoh baik, karena ia menilai kegiatan tersebut dapat mempertemukan penyair-penyair nusantara untuk bersilaturahmi.

Acara tersebut, tambah Shobir Porwanto, adalah rangkaian kegiatan pemerintah Kota Maulaboh dalam acara tahunan yaitu Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB). Acara ini terselenggara berkat kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB). Selain membaca puisi, banyak kegiatan lain yang berlangsung seperti Pawai Budaya, Lomba Tari Tradisional, Kenduri Rakyat (Lomba Kari), Karnaval, Meulaboh Expo dan lain-lain.

Acara Temu Penyair Nusantara (TPN) dibuka Bupati Aceh Barat, DR (H.C) H. Tito Alaidinsyah. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Pembacaan Puisi yang diiringi band lokal, Rangkaian Bunga Kopi. Selanjutnya, acara akan diakhiri dengan pembacaan puisi pada malam harinya di lapangan Teuku Umar.

Advertisement

“Selain itu, adalagi kegiatan pada tanggal 29 dan 30. Namun, delegasi dari Banten tidak bisa ikut lantaran kita sudah harus balik pada tanggal 29, dan berangkat pagi menuju Banda Aceh, selanjutnya naik pesawat menuju Jakarta,” ujar Shobir Purwanto, Jumat, (2/9/2016).

Shobir Purwanto sendiri mengakui bahwa, ia dan enam penyair asal Banten dapat melaksanakan hajat besar ini untuk mewakili Banten ke Meulaboh dibantu oleh pemerintah Banten dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banten.

“Kita dibantu oleh pemerintah Banten untuk mewakili Banten dalam acara ini. Dari tiket pesawat PP, hingga akomodasi saat di Meulaboh. Adapun penyair dari Banten yang hadir di antaranya, Tria Achiria, Abdul Salam, Anugerah Umur Kayu (Serang), Pilo Poly, Hadi Sastra, Mohdoer, dan saya (Tangsel),” ungkapnya.

Tria Achiria, salah satu peserta kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini adalah kegiatan yang bisa ditiru oleh pemerintah Banten dalam hal ini Disbudpar agar membuat kegiatan serupa. Dalam acara itu, tambah Tria, ia mendapatkan banyak perspektif lain dalam berkesenian. Contohnya, dengan pagelaran tersebut, ia dapat dipertemukan degan Prof. Abdul Hadi WM misalnya, yang juga salah satu guru besar di Universitas Paramadina dan langsung menimba ilmu ketika acara bedah buku berlangsung.

Advertisement

“Dengan pertemuan tersebut, kita dapat bertemu dengan banyak unsur masyarakat seni, kita bisa melihat ke depan seperti apa sebuah seni (juga sastra) bisa menjadi barometer pembangunan, pendidikan, dan juga dalam membentuk karakter seseorang,” ujarnya.

Kami (tujuh penyair Banten), tambah Tria, tidak akan bisa ke Maulaboh seandainya pemerintah tidak membantu akomodasi dan ongkos pesawat. Oleh karena itu, ia berterima kasih kepada Pemprov Banten yang sudikiranya memfasilitasi kepergian mereka.

“Iya, terutama khusunya saya ucapkan terima kasih kepada Pak Rohaendi (Kasi Kesenian dan Kebudayaan) yang telah susah payah membantu kami. Dan tentunya ini adalah pengalaman baru untuk saya khususnya, dan teman-teman lain. Semoga ke depan pemprov Banten istiqamah membantu para penyair di Banten untuk bisa berangkat dalam event serupa,” ujarnya. (rls/fid)

Advertisement

Populer