Connect with us

Nasional

Wamemhan RI M Herindra Bertemu Dengan Petinggi Militer Jepang, Sampaikan Misi Diplomasi Perdamaian Dunia

Bertempat di Ruang Manggala Yudha, Gedung Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan RI) M. Herindra, Selasa (8/12), menerima courtesy call dari Kepala Staf Angkatan Udara Bela Diri Jepang, Jenderal Izutsu Shunji.

Pertemuan Wamenhan Herindra dengan Jenderal Shunji merupakan sebuah momentum penting di tengah upaya kedua negara meredam tensi keamanan di Laut China Selatan (LCS). Indonesia sendiri menghendaki agar para pihak, baik yang bersentuhan langsung dengan isu klaim wilayah di LCS maupun yang tidak secara langsung menjadi bagian dari isu tersebut, terus mengedepankan upaya diplomasi dalam mencari solusi damai sehingga tercipta situasi keamanan regional yang kondusif.

“Indonesia mengundang semua pemimpin dunia, termasuk Jepang, untuk membangun semangat kerja sama. Hanya dengan cara ini, kita bisa menciptakan perdamaian dunia,” ujar Wamenhan Herindra. Seruan Wamenhan ini sejalan dengan kebijakan Menhan Prabowo Subianto, yang senantiasa ingin memajukan diplomasi pertahanan guna mencegah pecahnya konflik di kawaran regional Asia maupun Indo Pasifik.

Terkait isu LCS, Indonesia sendiri merupakan non claimant state, atau pihak yang tidak terlibat langsung dalam konflik klaim wilayah di perairan internasional tersebut. Namun, potensi pelanggaran atas kedaulatan laut RI dan atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sangat rawan terjadi. Karenanya, Wamenhan Herindra berharap agar UNCLOS 1982 dapat lebih dihargai keberadaannya oleh negara-negara lain agar tercipta kehidupan negara bertetangga yang baik.

Advertisement

“Indonesia menentang keras kegiatan di laut yang bertentangan dengan hak berdaulat negara pantai atas ZEE dan Landas Kontinen-nya, sebagaimana diatur dalam UNCLOS,” ujar Wamenhan Herindra.

Selain potensi konflik di LCS, konflik yang kini berlangsung antara Rusia dan Ukraina pun menjadi perhatian bersama Indonesia dan Jepang, terlebih karena konflik yang berkepanjangan ini telah menimbulkan kekhawatiran global akan terhambatnya rantai suplai makanan dan energi dunia, yang pada akhirnya berimbas pada krisis pangan dan krisis energi.

Sebagai negara dengan diplomasi luar negeri yang Bebas-Aktif, Indonesia pun tidak secara langsung terlibat dalam arus konflik di Ukraina tersebut; namun, sebagai bagian dari masyarakat dunia, tentu perubahan geopolitik dan geostrategis ini akan juga berpengaruh pada konstelasi keamanan nasional Indonesia, karenanya, “Indonesia akan selalu siap menjadi jembatan komunikasi antara Rusia dan Ukraina, kapan saja. Pasalnya, konflik ini berdampak pada pangan dan pupuk yang dianggap sebagai isu kemanusiaan penting bagi masyarakat dunia. Ini mempengaruhi ratusan juta orang dan mengganggu rantai pasokan pangan dan pupuk, terutama di negara berkembang,” ujar Wamenhan Herindra.

Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Jepang telah berkembang di berbagai bidang, termasuk pelatihan civic mission dalam upaya penanggulangan bencana (disaster mitigation management). Hal ini mengingat kondisi geografis Indonesia dan Jepang yang sama-sama berada dalam ring of fire, yang menjadikan kedua negara sangat rawan terkena bencana alam. Kerja sama lain juga terjalin, termasuk di sektor pendidikan dan military-to-military talk (MTMT), Politic Military Talk (PM Talk) dan berbagai kegiatan lain yang bertujuan membangun kemampuan kapasitas personel militer kedua negara.

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan M. Herindra didampingi oleh Asintel KSAU Marsda I Wayan Sulaba, beserta jajaran staf TNI AU; Kepala Badan Instalasi Strategis (Kabainstrahan) Kemhan, Mayjen TNI Yudi Abrimantyo; Dirjakstra Ditjen Strahan Kemhan, Brigjen TNI Yudhi Murfi; Asisten Khusus 1 (AK 1) Wamenhan bidang Hubungan Internasional, Brigjen (Purn) Saptono Aji; dan Kasubdit Eropa-Afrika Ditkersin Kemhan, Kolonel Syamsul Bahari.

Adapun dalam pertemuan ini, Jenderal Shunji memimpin delegasi yang terdiri dari Kol. Murakami Hiroaki (Direktur Divisi Operasi), Kol. Ueda Kazuto (Kepala Seksi Perencanaan dan Kebijakan untuk Kerja Sama Pertahanan), Letkol Yamada Nobushi (Asisten Kepala Staf), Mayor Kaji Masaki (Staf), Komiyama So (Pejabat Sipil), dan Kapten Mizuno Hidenori (Atase Pertahanan Jepang untuk Republik Indonesia). ( red/fid/rls)



Populer