Connect with us

Bantuan terhadap mahasiswa UIN Jakarta yang terdampak korona tak hanya datang dari lembaga-lembaga di luar kampus. Bahkan dari sekitar kampus pun sejumlah bantuan hinga kini terus mengalir.

Kali ini bantuan sosial kemanusiaan datang dari Korps Alumni HMI (KAHMI) Rayon UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan. KAHMI menyumbang sedikitnya kepada 180 mahasiswa terdampak korona berupa paket kuota internet.

Nilai nominal bantuan yang diberikan sebesar Rp 50.000 per mahasiswa. Bantuan di antaranya diberikan guna mendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar secara daring (online).

ā€œAlhamdulillah, KAHMI sudah menyalurkan seluruh bantuan kepada mahasiswa penerima, terutama yang ada di sekitar kampus,ā€ ujar Maifalinda Fatra, saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada 180 mahasiswa melalui konferensi video di kanal Google Meet, Jumat (24/4/2020). Presidium lain yang turut menyerahkan bantuan adalah Euis Amalia, Mukmin Raā€™uf, dan Rifqi Handayani.

Advertisement

Menurut Maifalinda, pemberian bantuan dari KAHMI kepada mahasiswa terdampak Covid-19 murni untuk kepentingan belajar mahasiswa. Hal itu mengingat banyak mahasiswa yang tinggal di sekitar kawasan kampus UIN Jakarta kesulitan mendapatkan akses internet karena keterbatasan daya beli.

ā€œKarena itu KAHMI merasa terpanggil untuk membantu dan mendonasikan uang kepada mahasiswa guna membeli kuota internet,ā€ katanya.

Dengan menyumbang kuota internet, KAHMI berharap para mahasiswa tidak lagi mengeluhkan saat mereka mau belajar melalui berbagai flatform yang tersedia.

Maifalinda mengungkapkan, uang untuk membeli kuota internet berasal dari patungan para anggota KAHMI. Meski tidak besar, namun bantuan dari para pendidik dan tenaga kependidikan UIN Jakarta itu sedikitnya dapat mengurangi beban mahasiswa.

Advertisement

Seperti banyak diberitakan di media ini, ratusan bahkan ribuan mahasiswa UIN Jakarta yang tinggal di sekitar kampus ikut terkena dampak sejak diberlakukan belajar dari rumah akibat wabah Covid-19 pada pertengahan Maret lalu. Mahasiswa bukan hanya kesulitan mencari makan lantaran banyak warung nasi tutup melainkan juga membutuhkan kuota internet untuk belajar secara online.

Sejak itu, berbagai bantuan pun terus mengalir, baik dari dalam kampus maupun dari luar kampus, baik bersifat kelembagaan maupun individu. Hingga kini bantuan kepada mahasiswa masih berlangsung dan ditangani lembaga flantropi Social Trus Fund (STF) UIN Jakarta.

Hanya sayangnya, bantuan yang diberikan lebih banyak berbentuk makanan siap saji atau sembako. Sementara bantuan dalam bentuk kuoa internet masih relatif sedikit. Bantuan internet gratis sempat diberikan oleh sebuah provider penyedia jasa layanan internet, Telkomsel, dengan menyediakan kuota sebesar 30 GB untuk kebutuhan PJJ. Namun, bantuan tersebut belum cukup memadai bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa UIN Jakarta yang mencapai lebih dari 30.000 orang.

Khusus bagi mahasiswa terdampak yang ada di sekitar kampus, bantuan kuota internet juga sempat datang dari komunitas WhatApps Grup Jejaring Indonesia Maju (JIM). Komunitas yang beranggotakan para rektor dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta itu menyumbang sedikitnya Rp 25 juta. Namun, pemanfaatan bantuan masih berskala terbatas, yakni hanya bagi mahasiswa penghuni asrama, dalam bentuk penyediaan sarana wifi internet. (uinjkt)

Advertisement

Populer