Nasional
Kemenag RI dan Kementerian ATR/BPN Sosialisasi Pendaftaran Akta Ikrar Wakaf dan Akta Pengganti

Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar sosialisasi pendaftaran Akta Ikrar Wakaf (AIW) dan Akta Pengganti AIW (APAIW) di Tangerang Selatan, Rabu (26/2/2025).
Kegiatan ini menyasar organisasi masyarakat (ormas), pesantren, madrasah, serta masyarakat umum di Provinsi Banten dan Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Sosialisasi bertujuan mempercepat sertifikasi tanah wakaf demi mengoptimalkan potensi ekonomi aset keagamaan.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, menekankan pentingnya kerja sama antara Kemenag dan ATR/BPN dalam proses ini. “Kami ingin hubungan ini bersifat simbiosis mutualisme. Mohon komunikasi yang baik, sampaikan data dengan lemah lembut, jelas, dan lengkap,” ujarnya.
Waryono juga berharap, setiap pihak memiliki target yang jelas serta mengidentifikasi tantangan dalam sertifikasi tanah wakaf di Jakarta dan Banten. “Kita harus punya target dan problem yang sudah teridentifikasi. Isu permasalahan di DKI Jakarta dan Banten mohon dicatat dan dibuat timeline,” tambahnya.
Sinkronisasi Data
Direktur Pengaturan Tanah ATR/BPN, Ana Anida, mengungkapkan adanya perbedaan data antara Kemenag dan BPN. Data BPN menunjukkan terdapat 265.050 bidang tanah wakaf dan 8.201 rumah ibadah yang terdaftar. Sementara itu, Kemenag mencatat 297.211 bidang tanah wakaf yang belum terdaftar, dengan 30.858 di antaranya telah memiliki AIW. Dari jumlah tersebut, hanya 4.729 bidang yang tervalidasi dan belum bersertifikat.
“Dengan adanya gap ini, kami siap melakukan sinkronisasi data. Ini menjadi dasar penting dalam proses sertifikasi,” kata Ana.
Kemenag menargetkan sertifikasi 73.049 bidang tanah wakaf pada 2025. Namun, masih ada 42.191 bidang yang perlu diidentifikasi ulang. Untuk mempercepat proses, kedua kementerian membentuk Tim Percepatan Tanah Wakaf.
Skema Pendaftaran dan Pengawasan
Pendaftaran tanah wakaf dapat dilakukan melalui tiga skema, yakni Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), Lintas Sektor (Lintor), atau Loket. Ana menjelaskan bahwa biaya pendaftaran melalui PTSL dan Lintor ditanggung pemerintah, sedangkan pendaftaran melalui Loket dibiayai Kemenag.
“Jika ada petugas yang meminta biaya, segera laporkan,” tegasnya.
ATR/BPN juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Pertanahan (Kantah) di Indonesia. Surat tersebut menekankan pentingnya verifikasi data, koordinasi dengan Kemenag daerah, serta percepatan pendaftaran tanah yang sudah clean and clear.
Salah satu tantangan utama dalam sertifikasi tanah wakaf adalah validasi data lapangan. Sebanyak 23.721 bidang tanah wakaf, terutama masjid dan musala, masih menunggu verifikasi. Untuk mengatasi kendala seperti sengketa batas tanah dan ketidaktahuan nazir mengenai prosedur administrasi, pemerintah akan melakukan monitoring dan evaluasi berkala.
Ana meminta Kemenag aktif memantau progres sertifikasi di BPN. “Cerewetlah bertanya, bagian mana yang kurang. Langsung lengkapi datanya dan sering-sering komunikasi dengan kami,” ujarnya.
-
Nasional5 jam ago
Cara Shalat Tarawih Sendiri di Rumah
-
Viral2 hari ago
Video Syur Bu Guru Salsa Salsabila Rahma Viral, Ini Permohonan Maaf dan Klarifikasinya
-
Viral1 hari ago
Video Pribadinya Viral Tersebar, Bu Guru Salsa Menangis Minta Maaf
-
Banten4 hari ago
Pilkada Kabupaten Serang, MK Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Seluruh TPS
-
Nasional24 jam ago
Sidang Isbat Penetapan Awal Puasa Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025
-
Bisnis3 hari ago
Bitcoin Anjlok Lagi, Prediksi Pakar: Bisa Jatuh ke $70K?
-
Banten4 hari ago
MK Sebut Cawe-Cawe Mendes Yandri Susanto untuk Istrinya Terbukti Pengaruhi Hasil Pilkada Kabupaten Serang
-
Banten4 hari ago
Stakeholders Gathering: Penguatan Bank Banten, Komitmen untuk Pembangunan di Banten