Nasional
Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Sebagai Penyelenggara Utama

Kementerian Kesehatan menginisiasi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU). RSP-PU mengutamakan pemenuhan dan pemerataan di daerah yang kekurangan dokter spesialis, sedangkan di sisi lain PPDS berbasis RSP-PU akan berjalan bersama dengan PPDS yang saat ini sudah berjalan di Universitas. Pemerataan lulusan dokter spesialis tersebut adalah untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis agar penempatan tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Seleksi akan dikoordinasi oleh Kementerian Kesehatan secara terpusat dan mengedepankan meritokrasi, transparansi, kesetaraan, dan integrasi. Setelah lulus residen akan mendapat Surat Ijin Praktek (SIP) spesialis dari Pemerintah Daerah dan didayagunakan di daerah asal atau Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan dra. Oos Fatimah Rosyati, dalam Uji Publik UU Kesehatan Rabu (27/9) mengatakan pemetaan dibutuhkan untuk mendapatkan data kebutuhan atau kekurangan dokter spesialis dari berbagai daerah kabupaten/kota dan juga lulusan college-based ataupun University-based diharapkan memiliki kualitas yang sama.
“Pemetaan dibutuhkan untuk mendapatkan data kebutuhan atau kekurangan dokter spesialis dari suatu kabupaten/kota dan diharapkan lulusan college-based dan university-based memiliki kualitas yang sama,” jelas dra. Oos Fatimah Rosyati.
Beberapa poin penting yang disampaikan dari tim pakar/praktisi kesehatan dr. Erfan Gustiawan, diantaranya adalah Kolegium merupakan dependan dari Organisasi Profesi, maka uji kompetensi perlu diperjelas dan diadakan secara lokal dan nasional. Regulasi mengenai dokter PPDS dan jabatan fungsionalnya juga perlu dibahas dalam regulasi.
“Faktor yang tidak kalah penting adalah standar untuk kualitas, Spesialis harus memiliki acuan yang jelas, agar keluaran pendidikan dokter spesialis siap bekerja dan ditempatkan dimanapun” ujar dr. Rudi Hidayat perwakilan dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam.
Uji public yang berlangsung secara daring dan luring ini mengundang para pemangku kepentingan dari berbagai pihak, antara lain Institusi Pemerintah, Lembaga, Organisasi Profesi, Organisasi Masyarakat, dan Organisasi lainnya. Sebanyak 58 peserta mengikuti diskusi secara luring, 337 peserta mengikuti diskusi melalui platform Zoom dan Live Streaming Youtube Kementerian Kesehatan sebanyak 125 peserta.
Peran penting Masyarakat dalam memberikan sumbangan pemikiran sangat diharapkan sehingga RPP ini dapat menjadi regulasi yang kuat untuk menopang Transformasi Kesehatan yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan. Masyarakat dapat pula berperan aktif dengan memberikan pertanyaan dan komentar melalui berbagai kanal yang disediakan seperti Channel Youtube Kementerian Kesehatan dan Website https://partisipasisehat.kemkes.go.id/ selama proses penyusunan RPP berlangsung.
- Nasional6 hari ago
Free Konsultasi bersama RS Lira Medika dan RSIA Bina Medika di Booth Doodle di IMBEX 2023
- Banten6 hari ago
Pileg 2024, Airin Rachmi Diany Dapat Dukungan Kuat Jadi Anggota DPR RI
- Nasional4 hari ago
Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur untuk Efisiensi Biaya Logistik hingga Konektivitas Sosial Budaya
- Banten5 hari ago
Airin Rachmi Diany Dampingi Prabowo Subianto Kampanye di Banten
- Pemerintahan6 hari ago
Hadiri Launching Buku Fundamental Bisnis Laundry, Pilar Saga Ichsan: Jadi Inspirasi dan Bermanfaat bagi Pelaku Usaha
- Pemerintahan6 hari ago
Bentuk 1.500 Relawan Pemadam Kebakaran, Benyamin Davnie Raih Penghargaan dari Kemendagri
- Banten4 hari ago
Bersama Airin Rachmi Diany, Gibran Blusukan Ke Warga di Kota Tangerang
- Nasional4 hari ago
Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur untuk Efisiensi Biaya Logistik hingga Konektivitas Sosial Budaya