Connect with us

Pemerintahan

Sukanta, Kadishubkominfo Tangsel, Jabatan Itu Anugerah, Tapi Bisa Jadi Musibah

“Memangku sebuah jabatan, tak hanya dapat kenikmatannya. Melainkan juga tantangan dan tanggung jawab yang kadang berujung masalah yang harus ada solusinya”. Itu makna dari sebuah jabatan bagi Sukanta, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Informatika (Kadishubkominfo) Kota Tangsel.

Bagi Sukanta, memangku jabatan itu bukan semata anugerah. Melainkan bisa saja menjadi musibah. Sebab, jika tak pandai menunaikan amanah jabatan itu, ujungnya adalah masalah. Karena itu pula, Sukanta memiliki motto hidup ‘let it flow’ atau biarkan mengalir apa adanya. “Let it flow, seperti air mengalir; karena hidup harus dinikmati,” tuturnya.

Ia juga memaparkan, filosifi air mengalir sepintas memang terdengar sederhana. Namun, katanya, benda ‘air’ itu bisa menjadi sesuatu yang menghancurkan dengan kelunakannya. Dengan sifatnya yang fleksibel, tak membuat air kesulitan mencari jalan keluar. “Air tidak pernah mencari ke mana dia pergi. Karena prinsip air, mengalir dari yang tinggi ke dataran rendah. Begitu juga pengabdian sebagai PNS; cukup laksanakan perintah dan bekerja dengan ikhlas dan cerdas,” tutur pejabat yang lahir di Serang pada 11 Maret 1962 ini.

Pada prinsipnya, kata Sukanta, ia tak mau menimbun masalah. Maka, setiap ada pekerjaan dan tugas yang dibebankan kepadanya, selalu ia usahakan bisa selesai secepat mungkin. Sehingga, beban pekerjaan tak menumpuk hanya karena menunggu waktu luang atau karena diulur kemalasan. “Pola hidup di rumah, di masyarakat juga demikian. Tatkala ada masalah, saya akan berusaha mencari celah. Itulah filosofi air, tak pernah lelah mencari celah saat dihadang dinding besar di perjalanannya,” papar ayah dua anak dan tiga cucu ini.

Advertisement

Lalu, kata Sukanta, air juga akan tampak indah mana kala dilihat dari kejauhan. Atau, saat memandang air yang terjun dari tebing ketinggian. Keindahan air itu, diartikan Sukanta sebagai cara memimpin. Bahwa, menjadi penggawa di sebuah instansi harus memiliki seni. Sebab dengan seni kepemimpinan tersebut, irama kerja akan terasa lebih indah dan memesona. “Kalau kita melaksanakannya dengan seni, maka apa yang kita lakukan akan terasa lebih indah,” papar mantan Camat Serpong Utara ini.

Ia melanjutkan, sering mengajarkan kepada anak buahnya bahwa pekerjaan tidak boleh dianggap sebagai beban. Sebab dengan menganggap beban maka, apa yang dilakukan akan terasa lebih berat dan menyiksa. “Kita bekerja ini harus dengan cinta, anggaplah pekerjaan ini hobi. Dengan begitu, apa yang kita kerjakan akan tulus, dan senang. Coba saja, kalau menganggap bekerja ini mencari mata pencaharian, pasti rasanya akan capek dan terus merasa tertekan,” jelas Sukanta.

Tak sampai di situ, suami dari Hj.Yeni Rustini mengatakan, bekerja tidak boleh menganggap seperti berkebun. Jika berkebun, maka apa yang kita tanam akan menghasilkan panen. Jika menanam padi, akan memanen padi. Atau jika menanam bayam, maka akan panen bayam. “Tapi, bekerja di pemerintahan itu tidak seperti itu. Apa yang kita kerjakan hari ini, belum tentu kita akan bertemu dengan masa panennya. Karena sifatnya pekerjaan kita itu pelayanan maka tak mungkin kita bekerja berharap untung dari apa yang kita kerjakan,” ujar lelaki yang mengawali karier PNS-nya di Depdagri (sekarang Kemendagri) ini. (te/kt)

Advertisement

Populer