Connect with us

Banten

Tangsel Go Green, Dari Hutan Kota Adiwiyata Hingga Bank Sampah Masyarakat

Semangat melestarikan lingkungan hidup terus digaungkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui semboyan “Let’s Go Green”. Langkah dan terobosan terbaru yang kini segera diwujudkan, yakni membangun empat Hutan Kota Adiwiyata dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) 3R atau Reduce, Reuse, Recycle serta Bank Sampah Masyarakat (BSM) yang kini tengah dirancang.

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, menjabarkan, keempat Hutan Kota Adiwiyata tersebut antara lain di SMA Negeri 9 Serua, Jombang, Witanaharja dan Pondok Benda. Selain sebagai sarana untuk daerah resapan air, melindungi kesuburan air dan tanah. Keberadaan Hutan Kota Adiwiyata dapat menambah oksigen atau paru-paru kota yang kondisinya saat ini kian memprihatinkan.

“Hutan Kota Adiwiyata juga dapat berfungsi sebagai laboratorium alam atau botani bagi masyarakat yang memerlukan untuk sarana penelitian. Selain fungsi mendasarnya sebagai pencegah banjir dan pencemaran lingkungan akibat polusi udara kendaraan bermotor,” kata Walikota Airin.

Kunci dari pelestarian lingkungan hidup, kata Walikota, adalah adanya kesadaran dari masyarakat untuk terus menjaga. Pembangunan mempunyai dampak yang berbeda diantaranya, dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dampak buruknya merusak kelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan ruang seringkali tidak sesuai dengan kemampuan lahan sehingga melebihi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Upaya penyelamatan lingkungan sudah mendesak dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan perilaku yang ramah lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu dilakukan secara konsisten. Sehingga, keseimbangan kepentingan lingkungan, sosial dan ekonomi dapat tercapai.

Advertisement

“Setiap pembangunan harus berwawasan lingkungan. Pelestarian lingkungan bisa dimulai dari tingkatan terkecil, dari diri sendiri dan keluarga. Harapan dan keinginan saya ada program yang terus berjalan. Diantaranya program satu orang menanamkan satu pohon. Dari empat Hutan Kota Adiwiyata sudah berjalan di SMA Negeri 9,” kata Walikota Airin.

Sebagai wujud keseriusan Pemkot Tangsel dalam program penghijauan lingkungan mendapatkan apresiasi dari pihak pengembang kawasan perumahan dan ekonomi. Pihak swasta tersebut telah menyumbangkan sebanyak 1000 batang bibit pohon. Sumbangan yang disalurkan melalui BLHD setempat untuk ditanam di Hutan Kota Adiwiyata Kota Tangsel.

Bibit pohon yang disumbangkan terdiri atas berbagai macam tanaman yang saat ini sudah langka. Jenis tanaman tersebut diantaranya, namnam hutan, waru gunung, keben, pulai, nyamplung, menteng, bintaro beringin sabre, saraca, meranti, sawo duren, sosis afrika dan flamboyant.

Sementara terkait dengan sistem penanggulangan masalah sampah perkotaan di Kota Tangsel. Airin menyatakan pengoperasian TPST 3R menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah sampah perkotaan.

Advertisement

“Target saya selain mengoperasikan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Cipeucang, juga membangun 54 TPST sampai 2014 mendatang,” kata Airin.

Walikota Airin mengungkapkan, daerah yang dipimpinnya ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,3 juta jiwa. Setiap harinya dari jumlah tersebut menghasilkan sampah sekitar 1600 meter kubik. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di kecamatan Setu dan TPST yang nantinya tersebar di setiap kecamatan.

Karenanya, keberadaan TPST 3R cukup efektif untuk menanggung beban volume sampah di TPA Cipeucang. Ketika sampah asal rumah tangga datang, maka TPST bertugas memisahkan antara jenis organik dan non organik. Kemudian, pemerintah daerah melalui Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman hanya mengambil residu sampah untuk dikirim ke TPA Cipeucang.

“TPST bisa mengurangi hingga 70 persen dan 30 persen yang masuk ke TPA Cipeucang karena yang kita ambil hanya residunya. Oleh karena itu, kita mengharapkan TPA ini bisa berumur lebih lama lagi untuk anak cucu kita nanti. Bukan hanya untuk jaman kita saja,” ujar  Airin.

Advertisement

Dia memaparkan, pada tahun 2010 lalu telah dibangun TPST 3R di 2 titik lokasi, yaitu di Perumahan Griya Serpong, kelurahan Kademangan, Setu dan Villa Pamulang Mas, kecamatan Pamulang. Sementara di tahun 2011 ada 8 TPST 3R, dimana 6 titik lokasi pembangunannya dilaksanakan langsung oleh masyarakat melalui KSM-KSM yang telah dibentuk.

Yakni, di kelurahan Pondok Betung, Pondok Karya, Pondok Maharta, Reni Jaya, Jombang dan Sarimulya. Serta 2 diantaranya dilakukan pihak ketiga (kontaktual), yaitu di Perumahan Pamulang Permai 1 dan Benda Baru.

“Tahun 2012 ini melalui APBD Perubahan harus tersedia 14 lokasi. Karena target kami tahun 2014 mendatang bisa menyediakan 54 TPST 3R di setiap kelurahan/desa di Kota Tangerang Selatan,” papar Airin.

Pencarian metode penanganan masalah sampah perkotaan yang tepat di Tangerang Selatan (Tangsel) terus menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Daerah setempat. Seperti melaksanakan kunjungan kerja ke kabupaten/kota Malang, Jawa Timur, untuk melihat proses keberhasilan sistem Bank Sampah Masyarakat (BSM) di daerah tersebut.

Advertisement

“Melihat luas Kota Malang 147 kilometer persegi dan jumlah penduduk 1,3 juta jiwa, rasanya sangat relevan jika kami studi komparasi ke sini,” ucap Airin di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kecamatan Talang Agung, Kabupaten Malang, akhir pekan kemarin.

Walikota Airin menyatakan, penyelesaian sampah tidak hanya di pemerintah saja. Hal terberat adalah mengubah sikap pola dan prilaku masyarakat yang terkesan kurang peduli terhadap masalah sampah dilingkungan masing-masing. Meski membutuhkan waktu, Walikota optimis budaya membuang sampah pada tempatnya di Kota Tangerang Selatan dapat terwujud.

Kedepannya, Walikota Airin, menginginkan disetiap RW di Kota Tangerang Selatan bisa membuat BSM. Ditambah lagi bila saat ini telah dioperasikan puluhan TPST 3R dan TPA Cipeucang di Kecamatan Setu. Kolaborasi sistem tersebut diyakininya mampu mengatasi masalah sampah perkotaan.

“Saya rasa bisa. Harusnya Tangsel bisa jauh lebih baik dari di sini. Setelah ini saya akan mengkaji mendalam, apa saja yang harus dilakukan. Lalu mengirim orang untuk belajar mendalam soal sampah di sini,” terangnya.(ris/kt)

Advertisement

Populer