Nasional
Upaya Pencegahan Penyakit Jantung Diperluas ke Posyandu
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa program promotif preventif untuk mencegah penyakit jantung akan diperluas ke Posyandu. Sebelumnya, program ini hanya dilakukan di Puskesmas. Adapun perluasan skrining tersebut meliputi pemeriksaan profil lipid dan hipertensi.
Menurutnya, langkah ini dilakukan karena jumlah faskes primer Puskesmas terbatas yakni hanya 10.000 unit, sementara Posyandu ada 300.000 unit tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
āUntuk skrining kita tidak lagi hanya fokus di Puskesmas, kita turunkan ke level Posyandu. Kenapa? Karena Puskesmas kita hanya 10 ribu, untuk Posyandu kita ada 300 ribu unit, jumlah ini bisa mengcover dan mengidentifikasi penyakit jantung lebih cepat,ā kata Wamenkes, saat membuka 32nd ASMIHA (Annual Scientic Meeting of the Indonesian Hearth Association) 2023 di Jakarta (26/5).
Wamenkes menambahkan, perluasan area skrining akan didukung oleh ketersediaan tenaga kesehatan. Kemenkes sendiri akan memberikan pelatihan kepada 1,5 juta kader kesehatan agar bisa melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit jantung serta pelatihan EKG kepada dokter umum dan perawat.
Dukungan lain yang akan diberikan oleh pemerintah adalah dengan memenuhi alat kesehatan untuk deteksi dini di puskesmas serta memperluas manfaat JKN untuk deteksi dini jantung.
āDeteksi dini jantung sangat penting dilakukan untuk menekan faktor risiko penyakit jantung, kita dorong agar ini bisa masuk ke dalam BPJS Kesehatan,ā ujar Wamenkes.
Disamping program promotif preventif, Kemenkes juga akan meningkatkan upaya kuratif dengan menambah jumlah fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang mampu menangani penyakit jantung.
Dikatakan, saat ini hanya ada 40 rumah sakit dari 514 kabupaten/kota yang mampu melakukan kateterisasi penyakit jantung (cathlab). Upaya peningkatan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, rumah sakit nasional maupun International.
Diantaranya memberikan dana bantuan ke 150 rumah sakit untuk memenuhi alkes, penandatanganan kerja sama dengan 24 provinsi untuk pengembangan layanan di RSUD serta pengampuan tindakan intervensi dan pembedahan jantung di 37 RS.
āDengan distribusi yang merata dan optimalisasi jejaring rumah sakit nasional, ditargetkan seluruh daerah di Indonesia bisa melakukan kateterisasi pada 2027 dan sekitar 50% ditargetkan rampung pada 2024,ā terang Wamenkes.
Jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular penyebab kematian tinggi di Indonesia. The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, melaporkan sebanyak 245.343 meninggal akibat penyakit jantung koroner dan 50.620 meninggal karena penyakit jantung hipertensi di Indonesia.
Jantung juga menjadi salah satu penyakit yang memakan biaya sangat besar. Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2022, penyakit jantung telah menghabiskan biaya kesehatan sebesar 12,14 triliun.
Kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan. Termasuk dari ASMIHA dan PERKI untuk mendukung pemerintah menangani masalah kesehatan jantung, utamanya melalui edukasi kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia.
- Pemerintahan6 hari ago
Pemkot Tangsel Luncurkan Calendar of Event 2025, Pilar Saga Ichsan: Pariwisata Makin Semarak
- Pemerintahan5 hari ago
Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan Tinjau Makan Bergizi Gratis di SMPN 19 Tangsel
- Pemerintahan6 hari ago
Catatkan Prestasi Gemilang, Pemkot Tangsel Raih APBD Award 2024 dari Kemendagri Kategori Realisasi Pendapatan Tertinggi
- Banten5 hari ago
Wakil Ketua DPRD Banten Harap Pj Gubernur Banten Ucok Abdulrauf Damenta Amanah Dalam Menjalani Tugas
- Kuliner2 hari ago
Lokasi Kopi Bolank X Arco, Kafe Terbaru di Tangerang Selatan
- Nasional2 hari ago
Kongres ke-13 JATMAN, Menag Nasaruddin Umar Beri Pesan Pentingnya PersatuanĀ
- Nasional5 hari ago
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden El-Sisi Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral hingga Perdamaian Timur Tengah
- Kuliner2 hari ago
Menu Makanan dan Minuman di Cafe Kopi Bolank x Arco