Connect with us

Nasional

Pengamat Duga Fitnah dan Kampanye Hitam yang Menyerang Jokowi Disokong Dana Besar

Kabar meninggalnya Calon Presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) yang disebar dalam bentuk gambar mirip iklan obituari beberapa waktu lalu, disayangkan banyak pihak. Disinyalir, pembuat dan penyebar gambar itu dilakukan lawan politik Jokowi terkait kepentingan Pilpres 2014.

Pengamat Pusat Kajian Politik Islam dan Pancasila Yudha Firmasnyah mengatakan, tersebarnya gambar tersebut di media sosial tidak lepas dari upaya sistematis pihak tertentu yang ditugaskan menggerogoti Jokowi. Upaya itu bahkan sudah dilakukan sejak lama dengan kekuatan dana yang cukup besar.

“Pasti ada dalangnya. Dan isu SARA ini bertahan sampai sekarang. Tidak mungkin kalau tidak ada pasukan yang ditugaskan khusus dengan sokongan dana besar,” katanya ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (11/5).

Yudha tidak menyebut secara eksplisit siapa penyokong dana yang dimaksud. Tetapi menurutnya, kesan SARA yang melekat kuat dalam gambar tersebut membuat publik mudah menebak. Sebab, kata Yudha, isu SARA sudah lama dimainkan dan familiar di mata pendukung Jokowi.

Advertisement

“Mereka pasti tahu pasukan siapa yang nyerang bawa-bawa SARA, terutama di twitter dan facebook. Jejaknya pasti ketahuan,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia sangat meragukan jika ada pihak yang menyatakan pembuat gambar adalah relawan Jokowi. Apalagi dalam pengamatannya, tim Jokowi dikenal sensitif dengan isu SARA.

“Hampir mustahil. Karena SARA jadi isu utama yang mereka lawan. Tidak ada untungnya, malah bunuh diri,” tandasnya.

Ia lantas mengingatkan kepada Jokowi dan pendukungnya agar tetap waspada menghadapi serangan negatif mendekati Pilpres. Ia meyakini, serangan SARA terhadap Jokowi akan terus muncul dalam berbagai bentuk dan cara.

Advertisement

“Saya kira ini akan tetap dimainkan ke depan. Isu ini mulai efektif dan sudah massif,” tandasnya

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Jokowi menepis tudingan yang menganggap pelaku dan penyebar gambar tersebut adalah relawannya sendiri.
Di samping itu mustahil terjadi, ia juga merasa sangat dirugikan.

“Ah yang benar saja. Jangan dibolik-balik. Kita yang dirugikan kok, masa relawan. Ya enggak dong, ga mungkin,” ujarnya. (kt/ind)

Advertisement

Populer